Suatu malam, aku mengendarai kendaraan pulang ke rumah. Tiba2 rasa kantuk menyerang hingga aku menepikan kendaraan…
Berhenti sejenak menunggu rasa kantuk berkurang, aku berusaha mengalihkan pikiran dg melihat sekeliling.
Tiba-2 kaca mobilku diketuk seorang anak. “Pak, bapak mau parkir? Saya bantuin untuk parkir ya….” katanya.
“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.
“Kalau gitu bapak punya uang 2000?” tanya anak itu.
Karena aku sedang tidak mau diganggu, aku buru2 memberikan uang itu. Aku pikir anak ini mungkin cuma mau minta2.
Aku amati anak itu. Dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok tua yg duduk di bawah tiang listrik.
Ketika dia melewati samping kendaraanku, kubuka kaca dan memanggilnya. “Eh… mas .. . sini… Itu siapa?” tanyaku.
“Gak tau pak… Bapak-bapak tua… Saya juga baru saja ketemu” jawabnya.
“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan kenapa dikasihin ke bapak itu?”
“Oh… Saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu. Bapak itu katanya puasa… Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum…. Katanya uangnya habis. Hari ini saya nggak jualan koran... Tanggal merah pak.. . Jadi ngak punya uang.. . Saya ada 1000, kalau beli cuma 1 kasihan nggak kenyang. Makanya saya minta bapak 2000. Biar dapat 3....
Bapak mau parkir sekarang? Saya bantuin parkir ya… bapak kan udah bayar. Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk2 pipinya.
Aku terdiam. Tadi kupikir anak ini pengemis seperti anak2 yg biasa mangkal di jalan. Ternyata aku salah besar.
Berhenti sejenak menunggu rasa kantuk berkurang, aku berusaha mengalihkan pikiran dg melihat sekeliling.
Tiba-2 kaca mobilku diketuk seorang anak. “Pak, bapak mau parkir? Saya bantuin untuk parkir ya….” katanya.
“Belum sekarang, saya mau istirahat dulu,” jawabku.
“Kalau gitu bapak punya uang 2000?” tanya anak itu.
Karena aku sedang tidak mau diganggu, aku buru2 memberikan uang itu. Aku pikir anak ini mungkin cuma mau minta2.
Aku amati anak itu. Dia mendekati tukang gorengan lalu membeli beberapa. Kemudian gorengan itu dia berikan pada sesosok tua yg duduk di bawah tiang listrik.
Ketika dia melewati samping kendaraanku, kubuka kaca dan memanggilnya. “Eh… mas .. . sini… Itu siapa?” tanyaku.
“Gak tau pak… Bapak-bapak tua… Saya juga baru saja ketemu” jawabnya.
“Loh, tadi kamu minta uang ke saya beli gorengan kenapa dikasihin ke bapak itu?”
“Oh… Saya tadi duduk di situ, ngobrol sama bapak itu. Bapak itu katanya puasa… Tadi saya lihat buka puasanya cuma minum…. Katanya uangnya habis. Hari ini saya nggak jualan koran... Tanggal merah pak.. . Jadi ngak punya uang.. . Saya ada 1000, kalau beli cuma 1 kasihan nggak kenyang. Makanya saya minta bapak 2000. Biar dapat 3....
Bapak mau parkir sekarang? Saya bantuin parkir ya… bapak kan udah bayar. Kalau saya sebenernya bukan tukang parkir,” katanya tertawa sambil garuk2 pipinya.
Aku terdiam. Tadi kupikir anak ini pengemis seperti anak2 yg biasa mangkal di jalan. Ternyata aku salah besar.
“Terus uang kamu habis dong, mas?” tanyaku
“Iya pak… Nggak apa-apa… Besok bisa jualan koran… InsyaAllah ada rejekinya lagi.”
“Kalau gitu saya ganti yaa uang mas … Sekalian buat jajan…” kataku meraih dompet di jok samping.
“Nggak usah, pak… Jangan… Ibu saya sebetulnya melarang saya minta2. Makanya saya tawarin bapak parkirin mobil bapak. Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener2 nggak punya uang,” ucapnya lagi.
“Eh saya minta maaf yaa tadi salah sangka sama mas… Kirain mas tukang minta-minta,” kataku merasa bersalah.
“Iya pak… Nggak apa-apa… Besok bisa jualan koran… InsyaAllah ada rejekinya lagi.”
“Kalau gitu saya ganti yaa uang mas … Sekalian buat jajan…” kataku meraih dompet di jok samping.
“Nggak usah, pak… Jangan… Ibu saya sebetulnya melarang saya minta2. Makanya saya tawarin bapak parkirin mobil bapak. Soalnya tadi saya kasihan bapak itu aja. Cuma saya bener2 nggak punya uang,” ucapnya lagi.
“Eh saya minta maaf yaa tadi salah sangka sama mas… Kirain mas tukang minta-minta,” kataku merasa bersalah.
“Sama 2 lah… Ini ambil uangnya… Ini kamu nggak minta, saya yang beri,” kataku.
“Nggak, pak.. Makasih…. Bapak mau parkir sekarang?” tanyanya lagi.
“Nggak mas… saya nggak usah dibantu parkir,” kataku.
“Beneran, pak? Soalnya saya mau jemput adik saya ngaji dulu … Takut nangis kalau kelamaan telat jemputnya…”
“Udah, sana jemput aja adiknya…” kataku tersenyum.
“Makasih yaa, pak…” katanya setengah berlari. Meninggalkan aku yg termangu.
Aku menoleh ke tiang listrik, bapak tua itu sudah pergi. Kulihat dari spion mobil, anak itu berjalan setengah berlari.
*****
Saudaku...
di luar sana banyak orang tidak seberuntung kita, tapi mereka masih memikirkan sesama, masih berusaha bersedekah dan sangat yakin akan jaminan rezeki dr Allah.
Terima kasih untuk pelajaran hari ini, Nak… Semoga hidupmu berlimpah berkah dan rezeki.
Aku stater kendaraan dan melaju pelan2 menuju rumah.
Aku stater kendaraan dan melaju pelan2 menuju rumah.
*****
Selamat berbagi saudara-riku tercinta...😊❤💕
Selamat berbagi saudara-riku tercinta...😊❤💕
0 komentar:
Posting Komentar