Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Al-Quran Adalah Pelindung, Ruqyah BUKAN Pelindung

★★Bismillah...★★

Pagi ini ada bahasan menarik yg saya baca dari kitab karya al-Imam Abi 'Utsman Isma'il bin 'Abdir Rahman ash-Shobuniy (373-449 H) yg berjudul 'Aqiidatus Salafi wa Ashhaabil Hadiitsi (عقيدة السلف و أصحاب الحديث)  cetakan Daarul 'Aashimah (دار العاصمة) yakni tentang Al-Quran adalah Kalaamullah yg diturunkan BUKAN sebagai MAKHLUQ....

Al-Quran adalah kalamullah, sifat Allah yg qadim yg tak bisa dipisahkan dengan DzatNya yg Mahaagung... Al-Quran adalah pelindung, Al-Quran adalah penakluk, Al-Quran adalah penyembuh, Al-Quran adalah pemberi hidayah, Al-Quran mensyafa'ati sahabatnya di hari kiamat...
Barangsiapa yg mengatakan al-Quran adalah MAKHLUQ maka dia telah KAFIR menurut ijma' para ulama, dia harus bertaubat dan jika tidak mau taubat maka dia harus DIBUNUH...

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata :
اشتهر عن أئمة السلف تكفير من قال : القرآن مخلوق، و أنه يستتاب، فإن لا قتل...
"Telah masyhur dari kalangan para imam terdahulu pengkafiran atas orang yg berkata 'Al-Quran adalah makhluq',,
dia harus diminta bertaubat, jika enggan maka ia layak dibunuh..."
(Majmu' Fatawa jilid 12 hal.506)
Namun ada perbedaan pendapat dari para ulama tentang "Al-Lafdzu Bil Quran" (اللفظ بالقرآن) yakni tentang pelafalan Al-Quran...
Ini menjadi pembahasan menarik karena ruqyah yg kita perdengarkan ke pasien banyaknya adalah dengan menggunakan al-Quran...
Apakah efek suara alquran yg dilafalkan manusia adalah kalamullah yg bersifat penyembuh ? Ataukah lafal/suara tsb adalah makhluq ?


Sebenarnya pertanyaan ini adalah pertanyaan orang-orang Jahmiyah yg menginginkan bahwasanya al-Quran adalah makhluq dgn berbagai macam pertanyaan yg "njelimet"...
Imam Ahmad berkata :
من قال لفظي بالقرآن مخلوق فهو جهمي ، و من قال غير مخلوق فهو مبتدع
"Siapa yg mengatakan bahwa pelafalan al-Quran adalah makhluq maka dia adalah seorang jahmiyah, dan barangsiapa yg mengatakan bukan sebagai makhluq maka dia adalah ahlul bid'ah..."
Imam ash-Shobuniy menjelaskan perkataan imam Ahmad :
من قال لفظي بالقرآن غير مخلوق فهو مبتدع، و أن قصده بذلك هذا القول في نفسه بدعة لأن السلف من أهل السنة لم يتكلموا في باب اللفظ و لم يحتاجوا إليه، و إنما حدث الكلام من أهل التعمق و المحدثات، فالواجب الإقتصار علي ما قاله أئمة السلف أن القرآن كلام الله غير مخلوق و أن من قال أنه مخلوق فهو كافر...
"Barangsiapa yg mengatakan bahwa pelafalan alQuran bukan makhluq maka dia adalah ahlul bid'ah"...
Maksud imam Ahmad di sini : perkataan tsb pada dasarnya adalah hal yg bid'ah karena para salaf dari ahlussunnah tak pernah berkata mengenai hal pelafalan dan tidak pernah memberikan argumen mereka kepada hal ini...
Dan perkataan semacam ini muncul dari orang yg hobi mendalami dan mencari perkara baru...
Maka wajib untuk mencukupkan diri pada apa yg telah dijelaskan para imam salaf bahwa al-Quran adalah kalamullah bukan makhluq, dan barangsiapa yg berkata alquran adalah makhluq maka dia telah kafir...."
Ibnul Qayyim juga menjelaskan perkataan imam Ahmad pada kitabnya ash-Showa'iqul Mursalah (الصواعق المرسلة) :
والذي قصده أحمد أن اللفظ يراد به أمران :
الأول : الملفوظ نفسه و هو غير مقدور للعبد و لا فعل له
الثاني : التلفظ به و الأداء له هو فعل العبد
"Dan yang dimaksud imam Ahmad ada pada dua hal ini :
Pertama : Yang dilafalkan (alquran) adalah sesuatu yg bukan kuasanya seorang hamba dan bukan pula perbuatan hamba tsb (maka alquran tetap kalamullah)
Kedua : Pelafalan al-Quran dan pengadaannya (smisal menulisnya di atas kertas, mengehmbusnya, dll) maka itu adalah perbuatan seorang hamba.."
Ibnul Qayyim kembali menjelaskan :
و أبو عبد الله البخاري ميز و فصل و أشبع الكلام في ذلك، و فرق بين ما قام بالرب و ما قام بالعبد، و أوقع المخلوق علي تلفظ العباد و أصواتهم و حركاتهم و أكسابهم، و نفي اسم الخلق عن الملفوظ وهو القرآن الذي سمعه جبرائيل من الله تعالي و سمعه محمد من جبرائيل...
"Abu 'Abdillah al-Bukhari telah membagi dan merincinya dan perkataannya pada pembahasan ini sangat memuaskan....
beliau (Imam Bukhari) telah membedakan antara apa yg menjadi kedudukan Allah dan apa yg menjadi kedudukan hamba...
Kedudukan hamba terletak pada PELAFALAN (talafudz), SUARA, GERAKAN, dan USAHAnya...
Dan dilarang menyebut nama makhluq pada apa yg dilafalkan yakni al-Quran yang didengar langsung oleh Jibril dari Allah Ta'ala, dan didengar Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam dari Jibril...."
(Mukhtashoru Ash-Showa'iqil Mursalah 2/309)
Ibnu Taimiyyah berkata :
و أما أصوات العباد بالقرآن و المداد الذي في المصحف فلم يكن أحد من السلف يتوقف في ذلك، بل كلهم متفقون أن أصوات العباد مخلوقة، و المداد كله مخلوق، و كلام الله الذي يكتب بالمداد غير مخلوق
"Suara hamba yg memperdengarkan al-Quran dan tinta yg ada pada mushaf maka tidak ada satu salaf pun yg bertawaquf pada hal ini, akan tetapi mereka semuanya sepakat bahwa SUARA hamba adalah makhluq, tinta tulisan semuanya makhluq, dan kalamullah yg tertulis dgn tinta bukanlah  makhluq..."
(Majmu'Fatawa 12/568)

Dalam hal ini sudah jelas bahwa SUARA manusia bukanlah kalamullah yg bersifat pelindung maupun penyembuh...
Maka dari itu para ulama berijma' tentang salah satu syarat ruqyah yg dibolehkan adalah :
أن يعتقد أن الرقية لا تؤثر بذاتها بل بذات الله تعالي
"Harus berkeyakinan bahwa RUQYAH TIDAK MEMBERIKAN EFEK dengan sendirinya, tapi dengan Dzatnya Allah Ta'ala..."
Karena hembusan, suara, usapan, dan beragam tehnik ruqyah lainnya adalah PERBUATAN MANUSIA yg bersifat ihtimal (serba memungkinkan),mungkin sembuh dan mungkin tidak... sedangkan sifat Al-Quran yg hakiki adalah penyembuh untuk semua penyakit....
Maka untuk mencapai kemanfaatan Al-Quran Asy-Syaafi Ibnul Qayyim memberikan kuncinya :
فإذا أحسن العليل التداوي به و وضعه علي دائه بصدق و إيمان و قبول تام، و اعتقاد جازم و استيفاء شروطه لم يقاومه الداء أبدا
"Apabila orang yg sakit konsisten berobat dengan alquran dan menempatkannya pada penyakitnya dengan penuh ketulusan, keimanan, penerimaan yg sempurna, keyakinan yg kokoh, pemenuhan syarat2nya, maka tidak ada satu penyakit pun yg mampu melawannya selama-lamanya..."
Barakallaahu fiikum...
Muhibbukum fillah

Muhammad Faizar Hidayatullah

0 komentar:

Posting Komentar