Duh Tuhanku…
Engkau telah membimbingku, namun ku tak peduli,
Engkau telah menganugerahiku keindahan, namun kudurhakai.
Hingga Engkau menghadirkan kesadaran dalam relung kalbuku.
Kala aku datang mengemis ampunan, Engkau memaafkanku dengan maghfirah-Mu.
Kala aku kembali dalam penyesalan, Engkau memelukku dalam rengkuhan kasih-Mu.
Hanya bagimu segala puji, duhai Ilaahi…
Engkau telah membimbingku, namun ku tak peduli,
Engkau telah menganugerahiku keindahan, namun kudurhakai.
Hingga Engkau menghadirkan kesadaran dalam relung kalbuku.
Kala aku datang mengemis ampunan, Engkau memaafkanku dengan maghfirah-Mu.
Kala aku kembali dalam penyesalan, Engkau memelukku dalam rengkuhan kasih-Mu.
Hanya bagimu segala puji, duhai Ilaahi…
Aku tersungkur dalam lembah kenistaan,
menyambangi tepian bara, menyongsong keperkasaan-Mu, menanggung dera siksa-Mu.
Tauhid satu-satunya jalanku pada-Mu, tidak ada jalan lain kecuali mengesakan-Mu,
tiada menyekutukan-Mu dengan siapa pun dan apa pun.
Aku berlari mengejar-Mu ‘tuk serahkan diriku.
Hanya kepada-Mu, si pendosa ini menuju, ‘tuk menumpu harap perlindungan-Mu.
menyambangi tepian bara, menyongsong keperkasaan-Mu, menanggung dera siksa-Mu.
Tauhid satu-satunya jalanku pada-Mu, tidak ada jalan lain kecuali mengesakan-Mu,
tiada menyekutukan-Mu dengan siapa pun dan apa pun.
Aku berlari mengejar-Mu ‘tuk serahkan diriku.
Hanya kepada-Mu, si pendosa ini menuju, ‘tuk menumpu harap perlindungan-Mu.
Duh Tuhanku…
Mungkin ada beberapa makhluk-Mu tengah menghunuskan pedang permusuhannya kepadaku, anak-anak panah kebenciannya siap melesat ke jantungku. Sekutunya tak henti mengawasiku dan mengendap-endap selangkah demi selangkah untuk menyergapku. Mereka menunjukkan topeng wajah berseri, namun kilatan sinar kebencian terpancar dari sudut mata mereka.
Mungkin ada beberapa makhluk-Mu tengah menghunuskan pedang permusuhannya kepadaku, anak-anak panah kebenciannya siap melesat ke jantungku. Sekutunya tak henti mengawasiku dan mengendap-endap selangkah demi selangkah untuk menyergapku. Mereka menunjukkan topeng wajah berseri, namun kilatan sinar kebencian terpancar dari sudut mata mereka.
Duh Tuhanku…
Betapa para pendengki menghunjamku dengan pisau tajam lidah mereka, melempar batu sembunyi tangan, menebar ranjau menuduh lawan, dan menjadikan kehormatanku bidik sasaran.
Betapa para pendengki menghunjamku dengan pisau tajam lidah mereka, melempar batu sembunyi tangan, menebar ranjau menuduh lawan, dan menjadikan kehormatanku bidik sasaran.
Duh Tuhanku…
Tentu Engkau melihat ketaksanggupanku memikul lara derita ini, dan aku begitu tak berdaya ‘tuk menghadapi mereka, yang akan menjerumuskanku ke jurang bencana.
Oleh karenanya, bangkitkan aku dengan pertolongan-Mu, Yaa Rabb.
Teguhkan kekuatanku dengan daya-Mu. Lumpuhkan mereka dengan keperkasaan-Mu. Angkatlah kemuliaanku atas mereka.
Balikkan bidikan mereka ke diri mereka sendiri.
Tentu Engkau melihat ketaksanggupanku memikul lara derita ini, dan aku begitu tak berdaya ‘tuk menghadapi mereka, yang akan menjerumuskanku ke jurang bencana.
Oleh karenanya, bangkitkan aku dengan pertolongan-Mu, Yaa Rabb.
Teguhkan kekuatanku dengan daya-Mu. Lumpuhkan mereka dengan keperkasaan-Mu. Angkatlah kemuliaanku atas mereka.
Balikkan bidikan mereka ke diri mereka sendiri.
Duh Tuhanku…
Dengan sepenuh keyakinan, aku mengadu memohon pertolongan-Mu ‘tuk segera merengkuhku dalam pelukan kasih-Mu.
Aku tahu, tak ada aral yang akan merintangi hamba yang merapat ke sisi-Mu.
Taka ada kegetiran bagi yang berlindung menumpu pertolongan-Mu.
Engkau pasti membentengiku dari aniaya kejahatan mereka dengan kuasa-Mu.
Dengan sepenuh keyakinan, aku mengadu memohon pertolongan-Mu ‘tuk segera merengkuhku dalam pelukan kasih-Mu.
Aku tahu, tak ada aral yang akan merintangi hamba yang merapat ke sisi-Mu.
Taka ada kegetiran bagi yang berlindung menumpu pertolongan-Mu.
Engkau pasti membentengiku dari aniaya kejahatan mereka dengan kuasa-Mu.
Betapa Engkau singkap tirai awan kelabu dari diriku.
Engkau turunkan hujan anugerah kepadaku.
Engkau alirkan sungai kasih sayang untukku.
Engkau sandangkan pakaian kesehatan pada tubuhku, dan
Engkau sirnakan kabut duka dari kehidupanku.
Engkau turunkan hujan anugerah kepadaku.
Engkau alirkan sungai kasih sayang untukku.
Engkau sandangkan pakaian kesehatan pada tubuhku, dan
Engkau sirnakan kabut duka dari kehidupanku.
Betapa Engkau wujdkan selaksa kebaikan pada diriku.
Engkau tuangkan anggur kebahagiaan yang mengisi kehampaan jiwaku.
Engkau urai tali kemusut kepelikan, dan
Engkau balikkan kekurangan menjadi kecukupan.
Engkau tuangkan anggur kebahagiaan yang mengisi kehampaan jiwaku.
Engkau urai tali kemusut kepelikan, dan
Engkau balikkan kekurangan menjadi kecukupan.
Segalanya adalah karunia tak teringga dari-Mu, buah kesungguhanku menyesali kedurhakanku kepada-Mu.
Kedurhakaanku tak menghalangi kesempurnaan kasih sayang-Mu.
Kehendak-Mu tak butuh tuntutan.
Saat diminta Engkau berikan.
Tak diminta pun Engkau bentangkan nkmat-Mu.
Kedurhakaanku tak menghalangi kesempurnaan kasih sayang-Mu.
Kehendak-Mu tak butuh tuntutan.
Saat diminta Engkau berikan.
Tak diminta pun Engkau bentangkan nkmat-Mu.
Sungguh, betapa Maha Lapang Engkau.
Bagi Mu segala puji, duhai Tuhanku.
Engkau Maha Kuasa tak tertandingi.
Engkau Maha Santun tak terlampaui.
Bagi Mu segala puji, duhai Tuhanku.
Engkau Maha Kuasa tak tertandingi.
Engkau Maha Santun tak terlampaui.
Duhai Allah…
Aku merapat kepada-Mu dengan kemuliaan cahaya-Mu.
Kuhadapkan wajahku pada-Mu, hindarkan aku dari segala keburukan.
Aku merapat kepada-Mu dengan kemuliaan cahaya-Mu.
Kuhadapkan wajahku pada-Mu, hindarkan aku dari segala keburukan.
Sungguh hal itu teramat mudah bagi-Mu, dalam kuasa-Mu. Engkau Maha Kuasa atas segala.
Anugerahi aku selalu rahmat-Mu dan keabadian taufiq-Mu, yang kujadikan tangga ‘tuk meraih keridhaan-Mu, duhai Dzat pemilik energi kasih para pengasih…
******
Masjid Nabawi, tengah malam hening, 29 Desember 2015.
๐❤๐
Masjid Nabawi, tengah malam hening, 29 Desember 2015.
๐❤๐
0 komentar:
Posting Komentar