Ibnu Taimiyah menerangkan: "Do'a merupakan sarana yang dapat menahan turunnya musibah. Jika do'a lebih kuat daripada musibah, maka ia akan bisa menolak musibah. Namun jika faktor terjadinya musibah lebih kuat daripada do'a, maka do'a tidak bisa menahan turunnya musibah. Hanya saja, do'a bisa meringankan dan melemahkan musibah tersebut. Oleh karena itulah, ketika terjadi gerhana matahari, gerhana bulan, atau peristiwa-peristiwa yang menunjukan tanda-tanda kebesaran Allah, kita diperintahkan untuk mengerjakan shalat, berdo'a, beristighfar, bersedekah, dan memerdekakan budak. Wallahu a'lam. [Al-Fatawa (VIII/193)]
Ibnul Qayyim menyatakan: "Do'a termasuk obat yang manjur. Do'a adalah musuh musibah. Do'a dapat menahan dan meringankan musibah, mencegahnya sebelum terjadi, atau menghilangkan/meringankannya jika sudah terjadi. Do'a merupakan senjata orang Mukmin.'
Kedudukan do'a dengan musibah ada tiga ;
Pertama, do'a lebih kuat daripada musibah sehingga ia bisa menolaknya.
Kedua, do'a lebih lemah daripada musibah sehingga hanya bisa meringankan musibah yang menimpa seorang hamba.
Ketiga, do'a dan musibah seimbang sehingga satu sama lain saling dorong dan saling membela kepentingan masing-masing." [Al-Jawabul Kafi (hal. 17-18)]
================
0 komentar:
Posting Komentar