_**_
_*Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir*_ π΅
_*Tak ijo royo royo*_π΅
_*Tak sengguh penganten anyar*_π΅
_*Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi*_π΅
_*Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro*_π΅
_*Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir*_π΅
_*Dondomono Jum'atono*_
_*kanggo seba mengko sore*_π΅
_*Mumpung padang rembulane*_π΅
_*Mumpung jembar kalangane*_π΅
_*Yo surak’o surak: iyo...!!*_π΅
Lir ilir, judul dari tembang di atas, bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang yg mengandung makna sangat dalam.
Tembang karya Sunan Kalijaga ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita simak.
_*Lir-ilir, lir-ilir *_
(bangunlah-bangunlah)
Tembang ini dibuka dg _*lir-ilir*_; artinya bangunlah dari keterpurukan, bangun dari tidur panjang, bangun dari kemalasan; sadarlah.
Apa yang perlu untuk dibangunkan? Apa yang perlu dihidupkan, disadarkan?
Yaitu: Ruh, jiwa, akal dan jasmani. Kita sudah lama tertidur pulas hingga mirip orang mati.
_*Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo*_ temanten anyar.
(tanamannya sudah bersemi, demikian menghijau, bagai pengantin baru).
Bait ini mengandung makna kalau tanaman iman sebagai nikmat terbesar dari Allah jangan dibiarkan mati. Iman harus dirawat, ditumbuh kembangkan agar memberi manfaat dan kebahagiaan yang luas bagi diri dan masyarakat banyak.
Pengantin baru itu adalah Raja-Raja Jawa dan para punggawanya yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
_*Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi.*_ (pohon blimbing tsb wahai para penggembala, panjatlah).
Mengapa _*“Cah angon”?*_
Cah angon maksudnya adalah himbuan agar para Raja, Presiden, Jenderal menjadi seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu membimbing masyarakatnya ke jalan yang benar.
Lalu, kenapa _*“Blimbing”?*_
Blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu menggambarkan Rukun Islam, yg merupakan bangunan Islam.
Kenapa _*“Penekno”?*_ ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja (para pemimpin) untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk konsisten dalam melaksanakan ajaran Islam.
_*Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro.*_
(Licin-licin sekalipun tetap panjatlah, untuk membersihkan pakaianmu)
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Rintangan dlm jalan da'wah itu banyak, dari mulai hawa nafsu hingga ancaman fisik dan mental. Ini semua dlm rangka membersihkan pakaian taqwa kita.
_*Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir.*_ (pakaianmu, sobek di bagian pinggir)
Mungkin dlm berupaya istiqamah dlm jalan da'wah ini, pakaian taqwa itu tersobek karena beratnya tantangan yg harus dihadapi.
_*Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore*_
(jahitlah, perbaikilah, untuk menghadap nanti petang).
Pakaian taqwa harus kita bersihkan. Iman, taqwa dan akhlak kita yg terkoyak karena rintangan di jalan da'wah harus kita perbaiki, kita perbarui lagi, untuk kita pertanggung-jawabkan kelak ketika menghadap Allah swt. _*”Sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“*_.
_*Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane.*_
(mumpung rembulan bersinar terang, dan mumpung ada waktu luang)
Sunan Kalijaga mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tsb ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika nyawa/hayat masih di kandung badan.
_*Yo surak'o surak: hiyo..!*_
(mari sambut seruan ini dengan teriakan: siap..!)
Sambutlah seruan ini dg semangat dan berseru “mari kita terapkan syariat Islam sebagai tanda kebahagiaan dan rasa syukur, sebagaimana firman Allah:
_“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.”_ (QS. Al-Anfal, 8:23)
*****
Carrol Mc Laughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya.
Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini.
Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menerjemahkan dan mengaransemen lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik *“Harp to Heart“.*
*****
Saudara-riku tercinta...
Bangunlah, bangkitlah dari tidur panjangmu... mari kita raih kesuksesan dg berbekal iman, taqwa dan akhlak mulia... π❤π
_*Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir*_ π΅
_*Tak ijo royo royo*_π΅
_*Tak sengguh penganten anyar*_π΅
_*Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi*_π΅
_*Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro*_π΅
_*Dodotiro dodotiro kumintir bedah ing pinggir*_π΅
_*Dondomono Jum'atono*_
_*kanggo seba mengko sore*_π΅
_*Mumpung padang rembulane*_π΅
_*Mumpung jembar kalangane*_π΅
_*Yo surak’o surak: iyo...!!*_π΅
Lir ilir, judul dari tembang di atas, bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang yg mengandung makna sangat dalam.
Tembang karya Sunan Kalijaga ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.
Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita simak.
_*Lir-ilir, lir-ilir *_
(bangunlah-bangunlah)
Tembang ini dibuka dg _*lir-ilir*_; artinya bangunlah dari keterpurukan, bangun dari tidur panjang, bangun dari kemalasan; sadarlah.
Apa yang perlu untuk dibangunkan? Apa yang perlu dihidupkan, disadarkan?
Yaitu: Ruh, jiwa, akal dan jasmani. Kita sudah lama tertidur pulas hingga mirip orang mati.
_*Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo*_ temanten anyar.
(tanamannya sudah bersemi, demikian menghijau, bagai pengantin baru).
Bait ini mengandung makna kalau tanaman iman sebagai nikmat terbesar dari Allah jangan dibiarkan mati. Iman harus dirawat, ditumbuh kembangkan agar memberi manfaat dan kebahagiaan yang luas bagi diri dan masyarakat banyak.
Pengantin baru itu adalah Raja-Raja Jawa dan para punggawanya yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
_*Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi.*_ (pohon blimbing tsb wahai para penggembala, panjatlah).
Mengapa _*“Cah angon”?*_
Cah angon maksudnya adalah himbuan agar para Raja, Presiden, Jenderal menjadi seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu membimbing masyarakatnya ke jalan yang benar.
Lalu, kenapa _*“Blimbing”?*_
Blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu menggambarkan Rukun Islam, yg merupakan bangunan Islam.
Kenapa _*“Penekno”?*_ ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja (para pemimpin) untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk konsisten dalam melaksanakan ajaran Islam.
_*Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro.*_
(Licin-licin sekalipun tetap panjatlah, untuk membersihkan pakaianmu)
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Rintangan dlm jalan da'wah itu banyak, dari mulai hawa nafsu hingga ancaman fisik dan mental. Ini semua dlm rangka membersihkan pakaian taqwa kita.
_*Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir.*_ (pakaianmu, sobek di bagian pinggir)
Mungkin dlm berupaya istiqamah dlm jalan da'wah ini, pakaian taqwa itu tersobek karena beratnya tantangan yg harus dihadapi.
_*Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore*_
(jahitlah, perbaikilah, untuk menghadap nanti petang).
Pakaian taqwa harus kita bersihkan. Iman, taqwa dan akhlak kita yg terkoyak karena rintangan di jalan da'wah harus kita perbaiki, kita perbarui lagi, untuk kita pertanggung-jawabkan kelak ketika menghadap Allah swt. _*”Sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“*_.
_*Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane.*_
(mumpung rembulan bersinar terang, dan mumpung ada waktu luang)
Sunan Kalijaga mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tsb ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika nyawa/hayat masih di kandung badan.
_*Yo surak'o surak: hiyo..!*_
(mari sambut seruan ini dengan teriakan: siap..!)
Sambutlah seruan ini dg semangat dan berseru “mari kita terapkan syariat Islam sebagai tanda kebahagiaan dan rasa syukur, sebagaimana firman Allah:
_“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.”_ (QS. Al-Anfal, 8:23)
*****
Carrol Mc Laughlin, seorang profesor harpa dari Arizona University terkagum kagum dengan tembang ini, beliau sering memainkannya.
Maya Hasan, seorang pemain Harpa dari Indonesia pernah mengatakan bahwa dia ingin mengerti filosofi dari lagu ini.
Para pemain Harpa seperti Maya Hasan (Indonesia), Carrol McLaughlin (Kanada), Hiroko Saito (Jepang), Kellie Marie Cousineau (Amerika Serikat), dan Lizary Rodrigues (Puerto Rico) pernah menerjemahkan dan mengaransemen lagu ini dalam musik Jazz pada konser musik *“Harp to Heart“.*
*****
Saudara-riku tercinta...
Bangunlah, bangkitlah dari tidur panjangmu... mari kita raih kesuksesan dg berbekal iman, taqwa dan akhlak mulia... π❤π
0 komentar:
Posting Komentar