Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

BOCAH MISTERIUS

**

Bocah itu menjadi pembicaraan di kampung Ketapang. Sudah tiga  hari ini ia mondar-mandir keliling kampung.
Ia menggoda anak2 sebayanya, menggoda anak2 remaja diatasnya,
dan bahkan orang2 tua.  Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan. Yah, bagaimana tidak  menyebalkan, anak itu menggoda dg berjalan kesana kemari sambil tangan  kanannya memegang roti isi daging yg tampak coklat menyala. Sementara  tangan kirinya memegang es kelapa,
lengkap dg tetesan air dan  butiran2 es yang melekat diplastik es tsb.

Pemandangan tsb menjadi hal biasa bila orang2 kampung melihatnya bukan pada  bulan puasa!
Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan  ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti  isi daging tentu saja menggoda orang yg melihatnya.
Pemandangan  itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak  bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman  mendapat laporan dari orang2 kampung mengenai bocah itu.
Mereka tidak  berani melarang bocah kecil itu menyodor2kan dan memperagakan bagaimana dg nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tsb.
Pernah ada yg melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat  mundur  ketakutan sekaligus keheranan.
Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yg menyeramkan. Membuat  mundur semua orang yg akan melarangnya.

*********************
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang  kampung,
belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul  secara misterius.

Bocah itu akan muncul dg pakaian lusuh yg sama dg hari2 kemarin dan akan muncul pula dg es kelapa dan roti isi  daging yg sama juga!

Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi.
Benar, ia menari2 dg menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu  jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu  juga.
Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma, ya itu tadi, bukannya takut, bocah  itu malah mendelik hebat dan melotot, seakan2 matanya akan  keluar.

_"Bismillah..!!"_ ucap Luqman dg kembali mencengkeram lengan  bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu  bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau  memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cari keterangan, siapa  dan dari mana sesungguhnya bocah itu.

Mendengar ucapan bismillah itu,  bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tangannya, menyeret dg halus bocah itu dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dg tatapan penuh tanda tanya dari orang2 yg melihatnya.

_"Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?"_ tanya bocah itu sesampainya  di rumah Luqman, seakan2 tahu bahwa Luqman akan bertanya  tentang kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pd Luqman.

_"Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa,"_  jawab Luqman dg halus, _"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu.."_

Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg2-nya,  mengomeli anak

itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai.  Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.

_"Itu kan yg kalian lakukan juga  kepada kami semua! Bukankah kalian yg lebih sering melakukan hal ini  ketimbang saya..?!_

_Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup  dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa?_

_Bukankah  kalian yg lebih sering melupakan kami yg kelaparan, dg menimbun harta  sebanyak2nya dan melupakan kami?_

_Bukankah kalian juga yg selalu  tertawa dan melupakan kami yg sedang menangis?_

_Bukankah kalian yg selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian  mendiamkan kami yg mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput  ajal..?!_
_Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi  kalian untuk menahan lapar dan haus??_
_Ketika bedug maghrib bertalu, ketika  azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?"_

Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pd Luqman utk menyela.

Tiba2 suara bocah itu berubah. Kalau tadinya  ia berkata begitu tegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia  bersuara lirih, mengiba.

_"Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa  ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran  memang tak ada makanan yg bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa  sepanjang siang saja._

_Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang2  di sekeliling Tuan lah yg  menyakiti perasaan kami dg berpakaian yg luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri??_

_Bukankah kalian juga yg selalu berlebihan dlm mempersiapkan  makanan yg luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas  kalian menyebutnya dg istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul  Fithri?_

_Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami  menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yg seadanya pula._

_Tuan.., kalianlah yg melupakan kami, kalianlah yg menggoda kami,  dua belas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa  yg telah saya lakukan adalah yg kalian lakukan juga terhadap  orang2 kecil seperti kami...!_

_Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak-abadian harta?_
_Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara  berlebih??_

_Tuan.., sadarkah apa yg terjadi bila Tuan dan orang2 sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yg semestinya  diingat??_

_Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang2  di sekeliling Tuan  bukan hanya pd penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.._

_Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yg akan menimpa?_

_Tuan.., jangan  merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi._

_Tuan..., jangan merasa perut akan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah  merasa matahari tidak akan pernah menyatu dengan bumi  kelak...."_

*********************
Wuahh..., entahlah apa yang  ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut  bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.
Dan hebatnya, semua yg disampaikan bocah tsb adalah benar adanya!
Hal ini menambah  keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan. Setelah berkata  pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yg dibuatnya terbengong2...

Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu  menghilang bak ditelan bumi.
Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar  rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yg bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah  itu.
Ditengah deru nafasnya yg memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang2  yg menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah  itu keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar2 misterius!
Dan sekarang ia malah menghilang!

Luqman tidak mau main2. Segera ia putar  langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski  peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yg masuk akal saja.
Bahwa memang betul adanya apa yg dikatakan bocah misterius tadi.

Bocah tadi memberikan pelajaran yg berharga, betapa kita sering  melupakan orang yg seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yg tidak  berpakaian, mereka yg kelaparan, dan mereka yg tidak memiliki penghidupan yg layak.

Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya  mereka yg sedang berada diatas, yg sedang mendapatkan karunia Allah,  jangan
sekali2 menggoda orang kecil, orang bawah, dg berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yg  berlebihan.

Marilah berpikir tentang dampak sosial yg akan terjadi bila  kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yg melihatnya  sedang membungkuk menahan lapar.

Luqman berterima kasih kepada Allah yg  telah memberikannya hikmah yg luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yg Allah sebut mati mata hatinya.
Sekarang yg ada dipikirkannya,  entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan kejadian yg dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran  bocah tadi kepada semua orang yg dikenalnya, kepada sebanyak2nya  orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yg menghendaki bercahayanya hati.

Pertemuan itu menjadi pertemuan yg  terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama2nya.  Luqman rindu kalimat2 pedas dan tudingan2 yg memang betul  adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yg berani menunjuk hidungnya ketika ia salah...
πŸ˜”❤πŸ’•

0 komentar:

Posting Komentar