Seorang ak muda mendaftar utk posisi manajer di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Dia lulus interview awal, dan sekarang akan bertemu dg direktur untuk interview terakhir. Direktur mengetahui bahwa dari CV-nya, si pemuda memiliki prestasi akademik yg baik.
Kemudian dia bertanya, _"apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah?"_
Si pemuda menjawab, _"tidak."_
_"Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?"_
_"Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya"_
_"Dimana ibumu bekerja ?"_
_"Ibu saya bekerja sebagai tukang cuci..."_
Sang direktur kmdn meminta si pemuda utk memperlihatkan tangannya.
Si pemuda pun menunjukkan tangannya yg mulus dan halus.
_"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?"_
_"Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin saya belajar dan membaca banyak buku. Dan memang, ibu saya bisa mencuci baju lebih cepat dari saya."_
Sang direktur kmdn berkata, _"baik, sekarang aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari."_
Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini tinggi.
Ketika pulang, dia meminta ibunya utk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dg perasaan campur aduk, dia memperlihatkan tangannya ke anaknya.
Si pemuda kaget ketika membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah. Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat keriput dan banyak luka. Beberapa luka cukup menyakitkan. Ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju banyak orang agar dirinya bisa sekolah.
Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya...
Setelah membersihkan tangan ibunya, diciumnya tangan sang ibu dg penuh takzim. Kemudian si pemuda diam2 mencuci semua pakaian tersisa utk ibunya.
Malam itu, ibu dan anak itu berbincang hingga larut malam.
Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur.
Sang direktur melihat ada air mata menetes di pipi si pemuda.
Kemudian dia bertanya, _"dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?"_
Si pemuda menjawab, _"saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya..."_
Kemudian pemuda itu melanjutkan bicaranya, _"Saya kini mengetahui apa itu penghargaan. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dg membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu sendiri. Dan saya mulai menghargai betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga."_
Sang direktur berkata, _"inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orang lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya… Oleh sebab itu, aku putuskan: kamu diterima..!"_
*****
Saudaraku...
Seorang anak yg selalu dilindungi dan terbiasa diberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan *"mental ke'aku'an"* dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia akan tidak peduli dgn jerih payah orangtuanya.
Apabila kita tipe orang tua seperti ini, sebenarnya kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?
Kita dapat membiarkan anak2 tinggal di rumah besar, makan makanan enak, menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kita membersihkan rumah, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dg saudara2 mereka.
Ini bukan masalah apakah kita dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kita ingin mencintai mereka dg benar. Kita ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.
Yang terpenting, anak2 mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan, serta belajar utk bekerja dg orang lain, agar tumbuh rasa empati terhadap orang lain...
*****
Terima kasih ibu... Jasamu sungguh tak terhingga... Aku rindu padamu, ibu...
π❤π
Kemudian dia bertanya, _"apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah?"_
Si pemuda menjawab, _"tidak."_
_"Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?"_
_"Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya"_
_"Dimana ibumu bekerja ?"_
_"Ibu saya bekerja sebagai tukang cuci..."_
Sang direktur kmdn meminta si pemuda utk memperlihatkan tangannya.
Si pemuda pun menunjukkan tangannya yg mulus dan halus.
_"Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?"_
_"Tidak pernah. Ibu saya selalu ingin saya belajar dan membaca banyak buku. Dan memang, ibu saya bisa mencuci baju lebih cepat dari saya."_
Sang direktur kmdn berkata, _"baik, sekarang aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari."_
Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini tinggi.
Ketika pulang, dia meminta ibunya utk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dg perasaan campur aduk, dia memperlihatkan tangannya ke anaknya.
Si pemuda kaget ketika membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah. Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat keriput dan banyak luka. Beberapa luka cukup menyakitkan. Ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju banyak orang agar dirinya bisa sekolah.
Luka di tangan ibunya merupakan harga yg harus dibayar ibunya untuk pendidikannya, sekolahnya, dan masa depannya...
Setelah membersihkan tangan ibunya, diciumnya tangan sang ibu dg penuh takzim. Kemudian si pemuda diam2 mencuci semua pakaian tersisa utk ibunya.
Malam itu, ibu dan anak itu berbincang hingga larut malam.
Pagi berikutnya, si pemuda pergi ke kantor direktur.
Sang direktur melihat ada air mata menetes di pipi si pemuda.
Kemudian dia bertanya, _"dapatkah kamu ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?"_
Si pemuda menjawab, _"saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya..."_
Kemudian pemuda itu melanjutkan bicaranya, _"Saya kini mengetahui apa itu penghargaan. Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dg membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu sendiri. Dan saya mulai menghargai betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga."_
Sang direktur berkata, _"inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orang lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya… Oleh sebab itu, aku putuskan: kamu diterima..!"_
*****
Saudaraku...
Seorang anak yg selalu dilindungi dan terbiasa diberikan apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan *"mental ke'aku'an"* dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia akan tidak peduli dgn jerih payah orangtuanya.
Apabila kita tipe orang tua seperti ini, sebenarnya kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?
Kita dapat membiarkan anak2 tinggal di rumah besar, makan makanan enak, menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kita membersihkan rumah, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dg saudara2 mereka.
Ini bukan masalah apakah kita dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kita ingin mencintai mereka dg benar. Kita ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.
Yang terpenting, anak2 mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan, serta belajar utk bekerja dg orang lain, agar tumbuh rasa empati terhadap orang lain...
*****
Terima kasih ibu... Jasamu sungguh tak terhingga... Aku rindu padamu, ibu...
π❤π
0 komentar:
Posting Komentar