Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

HATI Yang LEMBUT




Saudaraku...
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta...

Semua itu bersumber dari hati.
Berbicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke dalam hati pula.

Kesuksesan bukan semata-mata dicapai dg kekuatan otot dan kecerdasan otak anda,
namun juga dg ketulusan dan kelembutan hati anda dalam mengerjakan segala sesuatu.

Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya ke dalam lengan yang kuat.
Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan kata-kata manis.
Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan kelembutan hati anda di dlm  jantung yang berdetak dg penuh cinta dan kasih sayang...

Saudaraku...
Mulailah dengan melembutkan hati, 
maka anda akan merasakan kelembutan Tuhan... 
dan alam semesta pun akan lembut serta ramah kepada anda...

*****
Semoga Allah yg Maha Lembut menganugerahimu hati yg lembut, saudara-riku tercinta...

😊❤💕

🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾
Suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dikunjungi seorang wanita yang ingin mengadu.
“Ustadz, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah lama ditinggal mati suami. Saya ini sangat miskin, sehingga untuk menghidupi anak-anak saya, saya merajut benang di malam hari, sementara siang hari saya gunakan untuk mengurus anak-anak saya dan menyambi sebagai buruh kasar di sela waktu yang ada. Karena saya tak mampu membeli lampu, maka pekerjaan merajut itu saya lakukan apabila sedang terang bulan.”



Imam Ahmad rahimahullah menyimak dengan serius penuturan ibu tadi. Perasaannya miris mendengar ceritanya yang memprihatinkan.
Dia adalah seorang ulama besar yang kaya raya dan dermawan. Sebenarnya hatinya telah tergerak untuk memberi sedekah kepada wanita itu, namun ia urungkan dahulu karena wanita itu melanjutkan pengaduannya.

“Pada suatu hari, ada rombongan pejabat negara berkemah di depan rumah saya. Mereka menyalakan lampu yang jumlahnya amat banyak sehingga sinarnya terang benderang. Tanpa sepengetahuan mereka, saya segera merajut benang dengan memanfaatkan cahaya lampu-lampu itu.
Tetapi setelah selesai saya sulam, saya bimbang, apakah hasilnya halal atau haram kalau saya jual?
Bolehkah saya makan dari hasil penjualan itu?
Sebab, saya melakukan pekerjaan itu dengan diterangi lampu yang minyaknya dibeli dengan uang negara, dan tentu saja itu tidak lain adalah uang rakyat.”
Imam Ahmad rahimahullah terpesona dengan kemuliaan jiwa wanita itu. Ia begitu jujur, di tengah masyarakat yang bobrok akhlaknya dan hanya memikirkan kesenangan sendiri, tanpa peduli halal haram lagi.
Padahal jelas, wanita ini begitu miskin dan papa.
Maka dengan penuh rasa ingin tahu, Imam Ahmad rahimahullah bertanya, “Ibu, sebenarnya engkau ini siapa?”
Dengan suara serak karena penderitaannya yang berkepanjangan, wanita ini mengaku, “Saya ini adik perempuan Basyar Al-Hafi.”
Imam Ahmad rahimahullah makin terkejut.  Basyar Al-Hafi rahimahullah adalah Gubernur yang terkenal sangat adil dan dihormati rakyatnya semasa hidupnya. Rupanya, jabatannya yg tinggi tidak disalahgunakannya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Sampai-sampai adik kandungnya pun hidup dalam keadaan miskin.

Dengan menghela nafas berat, Imam Ahmad rahimahullah berkata,
“Pada masa kini, ketika orang-orang sibuk memupuk kekayaan dengan berbagai cara, bahkan dengan menggerogoti uang negara dan menipu serta membebani rakyat yang sudah miskin, ternyata masih ada wanita terhormat seperti engkau, ibu. Sungguh, sehelai rambutmu yang terurai dari sela-sela jilbabmu jauh lebih mulia dibanding dengan berlapis-lapis serban yang kupakai dan berlembar-lembar jubah yang dikenakan para ulama.



Subhanallah, sungguh mulianya engkau, hasil rajutan itu engkau haramkan? Padahal bagi kami itu tidak apa-apa, sebab yang engkau lakukan itu tidak merugikan keuangan negara…”
Kemudian Imam Ahmad rahimahullah melanjutkan, “Ibu, izinkan aku memberi penghormatan untukmu. Silahkan engkau meminta apa saja dariku, bahkan sebagian besar hartaku, niscaya akan kuberikan kepada wanita semulia engkau…”.

Diriwayatkan dari Abu Bakr Ash-Shiddiq, dari Rasulullah, beliau bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ جَسَدٌ غُذِيَ بِحَرَامٍ
“Tidak akan masuk ke dalam surga jasad yang diberi makan dengan yang haram.” 
(Shahih Lighairihi, HR. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dalam kitab Al-Ausath dan Al-Baihaqi, dan sebagian sanadnya hasan. Shahih At-Targhib 2/150 no. 1730)
*****

Saudaraku... Jangan hanya sekedar cari Kekayaan, Carilah keberkahan...
😊❤💕
بارَكَ اللَّهُ فِيْك.
🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾🌸🌾



Meraih Pengampunan Yang Disegerakan


Assalamu'alaikum..

Selamat pagi saudara2ku.
Janganlah pernah bosan berdzikir, hingga bosan itu pergi, jangan terlalu sibuk dengan dunia, karena dunia akan kita tinggal sementara akhirat terus maju ke arah kita... Sempatkanlah, untuk meraih sebuah pengampunan yang disegerakan...

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ
وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ،
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Allahuma anta Robbi laa ilaha illa anta kholaqtani wa ana abduka wa 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'udzubika min syarri maa shona'tu, abu'u laka bi ni'matika alayya wa abuu'u bidzambi faghfir lii, fa innahu laa yaghfirudz dzunuba illa anta.
Ya Allah Engkau adalah Robbku, Tiada yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku kepadaMu
dengan segenap kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan yang kuperbuat, aku mengakui karunia ni'matMu dan mengakui dosaku, karenanya ampuni aku, Sungguh tiada yang mampu memberi ampunan dosa kecuali Engkau.


Barangsiapa yakin membacanya di waktu pagi/sore, lalu meninggal sebelum sore/paginya, maka ia termasuk ahli surga (HR Bukhari, Ahmad, An Nasai)

⌣»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈ Semoga saja kita termasuk di dalamnya...
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبَّ الْعَالَمِيْ

GURUKU‎

GURUKU‎
(Dari kisah nyata seorang guru)‎

Di suatu sekolah dasar, ada seorang guru yg selalu tulus mengajar dan selalu berusaha dengan sungguh2 membuat suasana kelas yg baik untuk murid2nya.
Ketika guru itu menjadi wali kelas 5, seorang anak, salah satu murid di kelasnya, selalu berpakaian kotor dan acak-acakan. Anak ini malas, sering terlambat dan selalu mengantuk di kelas. Ketika semua murid yg lain mengacungkan tangan untuk menjawab kuis atau mengeluarkan pendapat, anak ini tak pernah sekalipun mengacungkan tangannya.

Guru itu mencoba berusaha, tapi ternyata tak pernah bisa menyukai anak ini. Dan entah sejak kapan, guru itu pun menjadi benci dan antipati terhadap anak ini. Di raport tengah semester, guru itu pun menulis apa adanya mengenai keburukan anak ini.
Suatu hari, tanpa disengaja, guru itu melihat catatan raport anak ini pada saat kelas 1. Di sana tertulis “Ceria, menyukai teman-temannya, ramah, bisa mengikuti pelajaran dengan baik, masa depannya penuh harapan,”

“..Ini pasti salah, ini pasti catatan raport dari anak lain….,” pikir guru itu sambil melanjutkan melihat catatan berikutnya raport anak ini.
Di catatan raport kelas 2 tertulis, “Kadang-kadang terlambat karena harus merawat ibunya yg sakit-sakitan,”
Di kelas 3 semester awal, “Sakit ibunya nampaknya semakin parah, mungkin terlalu letih merawat, jadi sering mengantuk di kelas,”
Di kelas 3 semester akhir, “Ibunya meninggal, anak ini sangat sedih, terpukul dan kehilangan harapan,”
Di catatan raport kelas 4 tertulis, “Ayahnya seperti kehilangan semangat hidup, kadang2 melakukan tindakan kekerasan kepada anak ini."

Terhentak guru itu oleh rasa pilu yg tiba2  menyesakkan dada. Dan tanpa disadari  diapun meneteskan air mata. Dia mencap,  memberi label anak ini sebagai pemalas, padahal si anak tengah berjuang untuk bertahan dari nestapa yg begitu dalam…‎
Terbukalah mata dan hati guru itu.
Selesai jam sekolah, guru itu menyapa si anak:
“Bu guru kerja sampai sore di sekolah,‎ bagaimana kalau kamu juga belajar mengejar ketinggalan, kalau ada y‎g gak ngerti nanti Ibu ajarin.”
Untuk pertama kalinya si anak memberikan senyum di wajahnya.
Sejak saat itu, si anak belajar dg sungguh2, persiapan dan mengulang pelajaran dia lakukan dibangkunya di kelasnya.
Guru itu merasakan kebahagian yg tak terkira ketika si anak untuk pertama kalinya mengacungkan tangan di kelas. Kepercayaan diri si anak kini mulai tumbuh lagi.


Di kelas 6, guru itu tidak menjadi wali kelas si anak.
Ketika kelulusan tiba, guru itu mendapat selembar kartu dari si anak, di sana tertulis. “Bu guru baik sekali seperti Bundaku, Bu guru adalah guru terbaik yg pernah aku temui.”

Enam tahun kemudian, kembali guru itu mendapat sebuah kartu pos dari si anak. Di sana tertulis, “Besok hari kelulusan SMA. Saya sangat bahagia mendapat wali kelas seperti Bu Guru waktu kelas 5 SD. Karena Bu Guru lah, saya bisa kembali belajar dan bersyukur. Saya sekarang mendapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke Fakultas Kedokteran.”
Sepuluh tahun berlalu, kembali guru itu mendapatkan sebuah kartu. Di sana tertulis, “Saya menjadi dokter yg mengerti rasa syukur dan mengerti rasa sakit. Saya mengerti rasa syukur karena bertemu dg  Ibu guru dan saya mengerti rasa sakit karena saya pernah dipukuli ayah.”

Kartu pos itu diakhiri dengan kalimat, “Saya selalu ingat Ibu guru saya waktu kelas 5. Bu guru seperti dikirim Tuhan untuk menyelamatkan saya ketika saya sedang jatuh waktu itu. Saya sekarang sudah dewasa dan bersyukur bisa sampai menjadi seorang dokter. Tetapi guru terbaik saya adalah guru wali kelas ketika saya kelas 5 SD.”
Setahun kemudian, kartu pos yang datang adalah surat undangan, di sana tertulis satu baris,
“Mohon bu guru duduk di kursi Bundaku di pernikahan saya,”
Guru pun tak kuasa menahan tangis haru dan bahagia...
*****


Saudara2ku tercinta...‎
Dengan belajar Quantum sungguh2, mari  kita mencoba menjadi guru spt itu yaa..
Di luar sana banyak manusia2 yg kehilangan harapan seperti anak tsb. Niatkan hidup kita utk beribadah kpd Allah dgn cara salah satunya untuk menjadi rahmat bagi orang2 spt anak itu.
Krn kita punya Allah SWT yg Maha Pengasih dan Maha Penyayang, insya Allah kita bisa melakukannya.. .jika kita...MAU.
Bersama Allah kita pasti BISA...
Selamat beraktifitas saudara-saudaraku tercinta... 😃❤💕

Pikiran dan Syukur

Selamat pagi..

Indahnya Sharing..😊
Di sebuah kelas seorang guru meminta seorang muridnya maju ke depan kelas dan memintanya mengangkat tangan ke samping.
Sang guru pun menarik tangan anak itu ke bawah sambil meminta si anak menahan sekuat tenaga. Tangannya ternyata kuat menahan tarikan sang guru.

“Sekarang pikirkan hal-hal yang membuatmu sedih,” seru sang guru. Setelah beberapa Saat ditariknya lagi tangan si anak. Jatuh. Tangannya tak kuat menahan tarikan sang guru.
“Bayangkan hal-hal yang membuatmu gembira,” kata sang guru. Setelah beberapa saat ditariknya lagi tangan sang anak ke bawah. Tangan itu dengan sangat kuat mampu menahan tarikan sang guru.

Kemudian sang guru meminta si anak keluar ruangan. Dikatakannya kepada murid-murid lain dalam ruangan tersebut, “Pikirkanlah yang buruk-buruk tentang si anak ini kalau ia masuk lagi.”
Dan ketika si anak masuk dan kembali mengangkat tangan, kembali tangannya lunglai saat ditarik sang guru. Ajaib.

Kemudian sang guru berbisik ke telinga si anak, ” Bayangkan kamu punya tameng untuk menahan apapun energi buruk yang mengarah padamu.”

Saat itu seisi kelas terus berfikir buruk dan mencaci maki si anak yang ada di depan kelas dalam hati. Ajaib, kali ini si anak di depan kelas dapat menahan tarikan tangan sang guru.

Percobaan ini benar-benar membuktikan bahwa setiap pikiran dan kata punya kuasa. Kata yang buruk muncul dari pikiran dan perasaan yang buruk, baik mengenai diri sendiri maupun orang lain. Dan keduanya berdampak buruk pula. Pikiran yang tidak menyenangkan mengenai kejadian yang kita alami membuat kita lemah. Pikiran buruk mengenai orang lain membuatnya lemah.


Sebaliknya pikiran baik mengenai diri kita sendiri membuat diri kita kuat. Dan pikiran bahwa kita dapat melindungi diri dari berbagai hal yang melemahkan, benar-benar dapat memperkuat diri kita.

Sahabatku,
Bayangkan kalau sebagian besar waktu kita diisi dengan kesedihan, keresahan, kegalauan, ketakutan atau kebencian. Bayangkan betapa lemahnya diri kita, termasuk sistim pertahanan diri kita terhadap berbagai penyakit.
Dan bayangkan kalau sebagian besar waktu kita penuh dengan kegembiraan, kebahagiaan, rasa bersyukur, cinta kasih, dan optimisme. Maka kita membantu setiap sel dalam tubuh kita untuk menjadi kuat.

Bayangkan pula kalau kita berbicara buruk tentang orang lain, apakah itu benar atau salah, apalagi kalau diiringi dengan rasa benci atau dendam. Kita membuat diri kita sendiri lemah dan kita melemahkan orang lain.
Marilah kita biasakan membangun pikiran yang selalu bersyukur. Dari pengalamanku, rasa syukur inilah yang mampu memunculkan berbagai rasa indah lainnya, bahagia, gembira, dan lain-lain.

Syukurilah segala hal yang diberikan Sang Maha Pencipta. Punya kanker? Ditinggalkan pacar/suami/istri/anak tercinta? Cerai? Dipukul? Punya pasangan berandalan? Masih punya mata kan? Hidung? Mulut? Masih bernafas kan? Masih punya teman kan?
Syukuri apa yang ada karena bisa jadi semua itu pun suatu hari diambil kembali oleh Yang Memiliki.

Jangan ratapi apa yang tak ada, karena meratap tak membantu kita menemukan kembali apa yang tak ada itu. Justru dengan syukur mungkin Sang Pemberi akan menggantikan dengan yang lebih baik.
Yuk, kita ciptakan keberuntungan dalam hidup kita.
Syukur > rasa baik > pikir baik > kata baik > prilaku baik > kebiasaan baik > karakter baik > nasib baik – dengan izinNya.

Ingatlah, bersyukur membawa karuniaNya yang berlimpah. Inilah mekanisme yang diciptakanNya.
Jadi…
🌹 Apakah yang dapat kita lakukan hari ini untuk selalu menjaga rasa yang baik? Berpikir yang baik dan menyenangkan?
🌹 Apakah yang harus kita jauhi agar kita terlindung dari pikiran-pikiran yang menganggu perasaan baik ini?
🌹 Apakah yang harus kita dekati dan datangi selalu untuk terus menambah pikiran dan perasaan baik ini?

GURU


Seorang guru bahasa Arab pengganti memasuki ruangan kelas di sebuah Madrasah Ibtidaiyyah. Ia menggantikan guru pelajaran itu sampai akhir semester ini .

Ia memulai pembelajaran di kelas itu.  Ketika ia bertanya pada seorang murid laki2 yang duduk di bangku depan,  ia bingung karena tiba2 suasana kelas menjadi riuh ... murid2 lain tertawa tanpa sebab .

Karena sudah kenyang dengan pengalaman mengajar, ia faham betul,  pastilah ada sesuatu yang ditertawakan oleh anak2 dikelas itu pada diri anak laki2 yang ditanya olehnya tadi. Setelah diselidiki ternyata anak laki2 itu dikenal sebagai murid yang paling bodoh di kelas itu ... teman2 nya begitu meremehkan nya sehingga sering mengolok2 dan mentertawakannya. 

Suatu hari seusai pelajaran ia memanggil murid yang dianggap bodoh itu setelah seluruh teman2 nya pulang, ia berkata sambil memberikan secarik kertas: " hafalkan baik2 bait2 syair yang ada di kertas ini ... harus hafal betul dan ingat jangan engkau beritahukan kepada teman2 mu... siapapun!". Murid itu mengangguk patuh .

Seminggu kemudian, guru menyampaikan pelajaran baru dikelas itu, ia menulis syair di papan tulis, menerangkannya dan membacakannya berulang2 , setelah itu ia berkata; " nah sekarang siapa yang hafal bait2 syair ini ?? " tanyanya sambil perlahan ia menghapus tulisan syair itu di papan tulis ...

Tak seorang muridpun mengangkat tangan ... kecuali murid yang dikenal bodoh oleh teman2 nya itu, perlahan malu2 ia berdiri dan menghafalkan bait2 syair itu ... hafalan yang lancar sekali ... teman2 nya yang biasa mengolok2 dan mentertawakan, semua terkejut dan terdiam ... Guru itu memujinya dan menyuruh teman2 nya untuk bertepuk tangan menghormatinya ... 

Demikianlah .... berulang kali guru bahasa Arab ini memberikan kertas hafalan2 kepada si murid bodoh itu ... tertawaan dan cemoohan teman2nya kini berubah menjadi kekaguman padanya . 
Hal ini mendorong perubahan besar pada jiwa si murid itu. Ia mulai percaya diri dan meyakini bahwa dia tidak lah bodoh ... ia merasa mampu untuk bersaing dengan teman2 sekelasnya .. perubahan ini mendorongnya untuk semangat dan bersungguh2 belajar di semua mata pelajaran . 
Ketika ujian akhir tiba ... murid ini berhasil lulus untuk setiap mata pelajaran ... dengan nilai yang sangat memuaskan..! 

Si murid bodoh itu kini menyandang  gelar Doktor dari sebuah universitas ternama di kotanya... 
Kisah ini dia tulis di sebuah koran sebagai rasa terima kasih dan pujian untuk gurunya ... sebagai doa agar gurunya itu beroleh pahala dari ALLAH atas kebaikan dan jasa2 nya ....
*****

Saudaraku ... 
Dalam menghadapi orang yg sedang mendapat masalah, manusia itu ada 2 tipe.
1) tipe manusia yang membuka jalan kebaikan menutup jalan keburukan ...
manusia jenis ini akan selalu memberi orang lain harapan, optimisme , menolong, menenangkan, dan memudahkan ...
2) tipe manusia yang membuka jalan keburukan menutup jalan kebaikan ... manusia jenis ini akan selalu memutus harapan dan cita2 dari orang lain... ia selalu menebar duri dan kerikil di jalan yang akan dilalui ... pesimisme, putus asa, menakut2i dan menyulitkan... 
Jenis yang manakah kita..??? 
Semoga kita mampu mengambil hikmahnya. Nafa'ani wa iyyakum ....
Selamat Hari Guru...
😊❤💕

ALERGI HIDUP


Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Apa saja yang saya lakukan selalu gagal. Orang-orang di sekeliling saya tidak suka dengan saya. Saya ingin mati saja.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit?”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat wal afiat. Hanya jenuh sekali dengan kehidupan ini. Itu sebabnya saya ingin mati.”

“Kamu itu sakit. Penyakitmu itu bernama Alergi Hidup. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku,” kata Sang Guru.
“Tidak Guru. Pokoknya sangat tak ingin hidup lebih lama lagi,” pria itu menolak tawaran Sang Guru.
“Baiklah. Kalau begitu, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini, sedangkan sisanya kau minum besok sore jam enam. Setelah itu, jam delapan malam, kamu akan mati dengan tenang...”



Kini, giliran pria itu yang menjadi bingung. Sebelumnya semua Guru yang dia datangi  selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun Guru yang satu ini aneh! Alih-alih memberikan semangat hidup, malah menawarkan racun! Tapi karena ia sudah benar- benar bosan hidup, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat” oleh Sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
Begitu rileks, begitu nyaman, begitu santai....  

Tinggal satu malam plus satu hari lagi ia akan mati. Ia akan terbebas dari segala masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang “SEKAI” di Kebayoran. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis.
Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya sangat harmonis. 
Sebelum tidur, ia mencium isterinya dengan lembut dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu...”

Esoknya, setelah bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat keluar. Tiupan semilir angin pagi merambati tubuhnya dan terasa segar. Ia pun tergoda untuk melakukan jalan pagi. 
Setengah jam kemudian ia kembali dan menemukan isterinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir teh celup panas. Satu untuk dirinya satu untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. 

Sang isteri yang  terheran-heran dan merasa aneh sekali bertanya, “Masku sayang, apa yang tengah terjadi? Selama ini mungkin aku salah. Maafkan aku sayang...”
Di kantor, ia menyapa setiap orang dan menyalaminya. Staf dan para pegawainya bingung. “Hari ini Bos kita kok aneh ya..??” Sikapnya pun menjadi berubah. Ia menjadi lembut.
Karena siang ini adalah siang terakhir. Ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Tiba-tiba segala sesuatu di sekitarnya berubah. Merespon perubahan dirinya. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai pendapat-pendapat yang berbeda. 
Tiba-tiba hidup ini terasa indah!
Ia mulai menikmatinya. 

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru istrinya yang memberikan ciuman mesra kepadanya sambil berkata, “Sayangku, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku merepotkanmu...”
Anak-anak pun tak ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali..!
Tiba-tiba hidup menjadi sangat indah..!  
Ia pun mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Tetapi bagaimana dengan setengah botol racun yang sudah terlanjur ia minum sore sebelumnya?? 

Ia pun bergegas mendatangi Sang Guru lagi.
Melihat wajah pria itu, rupanya Sang Guru langsung mengetahui apa yang terjadi dan berkata, “Buang saja botol itu.  Isinya cuma air biasa kok. Kamu sudah sembuh.
Apabila kamu hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kamu akan menikmati setiap detik kehidupanmu. 

Luruhkan egomu, keangkuhanmu dan kesombonganmu. Jadilah pribadi lembut, selembut air, dan mengalirlah bersama sungai kehidupan...
Niscaya kamu tidak akan pernah merasa jenuh dan bosan.
Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan dan kedamaian...”

Pria itu terpana. Ia menyalami dan mencium tangan Sang Guru kemudian berkata, “Terima kasih Guru, engkau telah memberiku kunci rahasia kehidupan...”
*****
Selamat menikmati kehidupan, saudara-riku tercinta... 

MUNAJAT PAGI



Duhai ALLAH ...
Bila hari ini masih menjadi bagian hidup hamba...
Berikanlah kemudahan dan kelancaran untuk menjalaninya...
Bila kelopak mata hamba masih dapat terbuka...
Bimbinglah penglihatan hamba untuk senantiasa melihat kebaikan dan kebenaran...

Bila mulut hamba masih diizinkan berucap...
Tuntunlah agar senantiasa mengatakan kejujuran...
Bila kaki hamba masih diberi kemampuan melangkah...
Hantarkanlah ke tempat-tempat yang bernilai ibadah bagi hamba...

Bila tangan hamba masih dapat digerakkan...
Gerakkanlah untuk memberikan kebaikan dan menolong bagi orang-orang yang dalam kesulitan...
Bila matahari masih diperkenankan bagi tubuh hamba...
Sempurnakanlah cahaya-nya di pagi ini menyinari seluruh tubuh hamba...

Bila udara masih menjadi bagian bagi nafas hamba...
Lapangkanlah rongga dada hamba untuk menerimanya...
Bila dari rezeki yang diturunkan di muka bumi ini masih ada bagian hak hamba...
Datangkanlah dalam jumlah banyak bagi hamba yang halalan thayiban dari segala arah...
Agar hamba dapat memberi manfa'at bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan...

Duhai ALLAH...
Bila keluarga ,dan saudara hamba di sini masih diperkenankan mewarnai kehidupan hamba...
Jadikanlah sebagai warna-warni yg penuh keindahan...
Angkat dan hilangkanlah segala penyakit keluarga dan saudara hamba , gantikanlah dengan sehat wal afiat , serta lanjutkanlah usianya untuk beribadah kepada-MU...

Duhai ALLAH,
dengan segala yang telah diperlihatkan pada hamba untuk dijadikan sebagai pelajaran bagi hidup hamba..,
Karuniailah hamba semenjak pagi hari ini sampai hari-hari selanjutnya dengan Limpahan Nikmat dan Kasih Sayang-MU...
Aamiin yaa Mujiibas-saailiin...
😌💕❤

Cinta Harta


Cinta Harta ..... (Copas)
"SAYA TAK MAU BERPISAH DENGAN HARTA SAYA..."
 🍀💐🌷
Beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi seorang pengusaha sholeh!

Assalamu'alaykum! Pak Haji: “Ajarkan pada kami! , “bagaimana caranya agar kami seperti pak Haji. Bisa tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan...hingga seperti pak Haji, bershadaqah terasa ringan sekali.”
“Wah,” sahut pak Haji tertawa, “salah alamat!”

“Lho?”...
“Lha iya. Kalian datang pada orang yang salah. Lha saya ini SANGAT MENCINTAI HARTA SAYA. Saya ini sangat mencintai kekayaan saya.”

“Lho?”..
“Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI.
Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya.
Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu. TITIP pada Masjid, 


TITIP pada anak yatim,
TITIP pada madrasah,
TITIP pada pesantren,
TITIP pada pejuang fii sabilillah.
Alhamdulillah ada yang berkenan dititipi, saya senang sekali. Alhamdulillah ada yang sudi diamanati, saya bahagia sekali.
Pokoknya DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL LAGI.
Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat di akhirat.”

“Lah...!”
 Siapa bilang harta tdk dibawa mati....? Harta itu dibawa mati.... Caranya... minta tolong dibawakan oleh anak yatim...fakir miskin....dll.... 💙
Semoga bermanfaat...



AL-QUR'AN DAN SANG JENDRAL

AL-QUR'AN DAN SANG JENDRAL ( diangkat dari Kisah Nyata )


Suatu sore, di tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.
Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yang fanatik .. itu akan mendarat di wajah mereka.
Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara Ayat Suci yang amat ia benci.
"Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan ...!!!" Teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata.
Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.
Dengan congak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala.
Sungguh ajaib... Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan kepada sang Algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih "Rabbi, wa-ana 'abduka ...".
Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata,
"Bersabarlah wahai ustadz ... Insya Allah tempatmu di Syurga".
Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya.
Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-keras hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu!!
Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala..  Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh".
Baru saja kata-kata itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah bersimbah darah.
Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'.
Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.
"Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!" bentak Roberto. "Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!", ucap sang ustadz dengan tatapan menghina pada Roberto.
Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustadz yang telah lemah. Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto.
Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.
Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.
"Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini." suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu.
Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol. Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yang telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam.
Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang di alaminya sewaktu masih kanak-kanak. 

Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto.
Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak-kanaknya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini. 


Sore itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). 
Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia. 
Di hujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. 
Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara.


Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.
Seorang bocah laki-laki mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua.
Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi (ibu) yang sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abayanya.

Sang bocah berkata dengan suara parau, "Ummi.. ummi.. mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."
Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya.
Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah.
Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..." Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.
"Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah. "Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi ..." jawab sang bocah memohon belas kasih. "Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka.
"Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dengan agak grogi. Tiba-tiba "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah. "Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu.
Sekarang kuganti namamu dengan nama yang bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang jelek itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki-laki itu.
Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. 
Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.


Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu.
Pikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya.
Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bahagian pusar.
Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..." Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.
Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya.
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." Terdengar suara Roberto memelas.
Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. 
Air matanya pun turut berlinang. 


Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, ditempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.
Sang Abi dengan susah payah masih bisa berucap. "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,"
Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah "Asyhadu an-laa Ilaaha illalloh, wa asyhadu anna Muhammadan Rasullulloh ...'.
Beliau pergi menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yang fana ini.

Kemudian..
Ahmad Izzah mendalami Islam dg sungguh-sungguh hingga akhirnya ia menjadi seorang ulama di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya.Dialah Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.

Benarlah firman Allah ...
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS:30:30)
Masya Allah..

Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang mudah-mudahan dapat masuk mengenai qolbu kita untuk tetap taat dan tunduk pada perintah-Nya... 
😌❤💕