Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

RADIT

*RADIT*

Disaat lepas zhuhur aku istirahat duduk di teras masjid di salah satu kompleks sekolah. Jamaah masjid sudah sepi, bubar masing-masing dengan kesibukannya.

Seorang nenek tua menawarkan dagangannya, kue traditional. Satu plastik harganya lima ribu rupiah. Aku sebetulnya tidak berminat, tetapi karena kasihan aku beli satu plastik.

Si nenek penjual kue terlihat letih dan duduk di teras masjid tak jauh dariku. Kulihat masih banyak dagangannya. Tak lama kulihat seorang anak lelaki dari komplek sekolah itu mendatangi si nenek. Aku perkirakan bocah itu baru murid kelas satu atau dua SD.

Dialognya dengan si nenek jelas terdengar dari tempat aku duduk.

_“Berapa harganya Nek?”_
_“Satu plastik kue Lima ribu, nak”_, jawab si nenek.

Anak kecil itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari kantongnya dan berkata :
_“Saya beli 10 plastik, ini uangnya, tapi buat Nenek aja kuenya kan bisa dijual lagi.”_

Si nenek jelas sekali terlihat berbinar2 matanya...
_“Ya Allah terima kasih banyak Nak. Alhamdulillah ya Allah kabulkan doa saya utk beli obat cucu yg lagi sakit.”_
Si nenek langsung jalan.

Refleks aku panggil anak lelaki itu.

_“Siapa namamu nak? Kelas berapa?”_
_“Nama saya Radit, kelas 2, pak”_, jawabnya sopan.
_“Uang jajan kamu sehari lima puluh ribu?"_

_” Oh .. tidak Pak, saya dikasih uang jajan sama papa sepuluh ribu sehari. Tapi saya tidak pernah jajan, karena saya juga bawa bekal makanan dari rumah.”_

_“Jadi yang kamu kasih ke nenek tadi tabungan uang jajan kamu sejak hari senin?”_, tanyaku semakin tertarik.

_“Betul Pak, jadi setiap jumat saya bisa sedekah Lima puluh ribu rupiah. Dan sesudah itu saya selalu berdoa agar Allah berikan pahalanya untuk ibu saya yang sudah meninggal. Saya pernah mendengar ceramah ada seorang ibu yang Allah ampuni dan selamatkan dari api neraka karena anaknya bersedekah sepotong roti, Pak”_, anak SD itu berbicara dengan fasihnya.

Aku pegang bahu anak itu :
_” Sejak kapan ibumu meninggal, Radit?”_

_“Ketika saya masih TK, pak”_

Tak terasa air mataku menetes...

_“Hatimu jauh lebih mulia dari aku Radit, ini aku ganti uang kamu yg Lima puluh ribu tadi ya…”,_ kataku sambil menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan ke tangannya.

Tapi dengan sopan Radit menolaknya dan berkata :
_“Terima kasih banyak, Pak… Tapi untuk keperluan bapak aja, saya masih anak kecil tidak punya tanggungan… Tapi bapak kan punya keluarga…. Saya pamit balik ke kelas Pak”._

Radit menyalami tanganku dan menciumnya.

_“Allah menjagamu, nak ..”,_ jawabku lirih.

Aku pun beranjak pergi, tidak jauh dari situ kulihat si nenek penjual kue ada di sebuah apotik. Bergegas aku kesana, kulihat si nenek akan membayar obat yang dibelinya.

Aku bertanya kepada kasir berapa harga obatnya. Kasir menjawab, _” Empat puluh ribu rupiah..”_

Aku serahkan uang yang ditolak anak tadi ke kasir, _”Ini saya yang bayar… Kembaliannya berikan kepada si nenek ini..”_

_“Ya Allah.. Pak…”_

Belum sempat si nenek berterima kasih, aku sudah bergegas meninggalkan apotik… Aku bergegas menuju teman-temanku yang sedang menunggu disana.

Dalam hati aku berdoa semoga Allah terima sedekahku dan ampuni kedua orang tuaku yang sudah pergi mendahuluiku kembali kepada Allah...

*****
Saudaraku...
Ada kalanya seorang anak lebih jujur dari pada orang dewasa. Ajarkanlah anak2 kita sejak dini, tindakan nyata, yg bukan hanya teori semata.

Selamat ber i'tikaf, saudara-riku tercinta...
😊❤💕

BERSEDEKAHLAH

*BERSEDEKAHLAH...*

Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan. Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak seperti yang saya duga, Mas Aji berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-sama bernasib "guru" yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakan sangat mencolok antara saya dan Mas Aji adalah sikap hidupnya yang amat berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA. Sering pula Mas Aji menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah yang diterimanya.

_"Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis."_

_"Maksud Mas Aji gimana, aku nggak ngerti?"_

_"Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup. Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang."_

_"Kenyataannya memang begitu kan Mas?"_, kata saya mengiayakan. _"Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sedekah. Bisa berbagi."_ Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.

_"Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?"_

_"Tidak ada. Habis."_ jawab saya spontan.

_"Tapi sebenarnya masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga."_

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya??

_"Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah diberikan pada pengemis "_ , saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.

_"Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC."_

_Subhanallah..!_ Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melalui contoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sedekah memang berat. Sedekah menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi.

Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjang melalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Aji seperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya, dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya. Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat.

_“Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai metematis dengan dimensi sedekah itu?”_

_“Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi sebaliknya menjadikan ia kaya._
_Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki._
_Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas._
_Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona’ah, ridha dan syukur”_.

Saya semakin tertegun...
Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Aji. Terlalu kerdil selama ini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan....

*****
Dituturkan oleh sahabat saya, seorang guru, Abdul Mutaqin...
😊❤💕

WARISAN IBU

**_(perspektif ilmu Quantum Biologi Molecular)_

Teori terdahulu menyebutkan karakteristik dan sifat-sifat bawaan seorang anak diwariskan dari ibu dan bapaknya dalam proporsi 50 : 50. Artinya, ayah dan ibu memberikan sumbangan yang sebanding dan setara dalam diri seorang anak.

Akan tetapi, penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75% unsur genetikanya kepada anak, sedangkan bapak hanya 25%. Oleh karena itu, sifat baik, kecerdasan, dan kesalihan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan dan kesalihan ibunya.

Sebaliknya, sifat buruk, kebodohan, dan ketidak-taatan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat buruk, kebodohan, dan ketidak-taatan ibunya.

Apa yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, ternyata memiliki kesesuaian dengan fakta ini.

Ketika seorang Sahabat bertanya kepada Baginda Nabi, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, apakah ibunya atau ayahnya, beliau pun menjawab,  _“Ibumu, ibumu, ibumu...lalu Ayah mu”_. Proporsinya tiga berbanding satu (3:1).

Mari kita lihat lebih jauh. Di dalam sel-sel manusia terdapat sebuah _organel_  yang memiliki fungsi sangat strategis, namanya   _mitokondria_.

Organel berbentuk bulat lonjong ini berongga. Selaputnya terdiri atas dua lapis _membran_.  Membran dalam bertonjolan ke dalam rongga ( _matriks_ ) dan mengandung banyak enzim pernapasan.

Tugas utama _mitokondria_ adalah memproduksi bahan kimia tubuh bernama *ATP*   _(adenosin triphosphat)_. Energi yang dihasilkan dari reaksi ATP inilah yang kemudian menjadi sumber energi bagi manusia.

_Mitokondria_ bersifat semiotonom karena 40% kebutuhan protein dan enzim dihasilkan sendiri oleh gen-nya.

_Mitokondria_ adalah salah satu bagian sel yang memiliki *DNA* _(deoxyribonucleic acid)_ sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel.

Sekali lagi, dan ini sangat menarik, mitokondria hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh bapak. Mengapa? Karena mitokondria berasal dari sel telur, bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya, investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75%.

Kita dapat berkata, inilah _*“organel cinta”*_ seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah Swt dan alam semesta.

Tanpa kehadiran _mitokondria_, hidup menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat.

Tanpa _mitokondria_, kita tidak dapat melihat, mendengar, sehingga akhirnya tidak dapat membaca, mencerna dan merasa.

Oleh karena itu, jangan heran jika kontak batin antara ibu dan anaknya sangat kuat dan intens. Jarak sejauh apapun tidak bisa menghalangi sensitivitas hati seorang ibu.

Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Teori _*superstring*_  yang kita ambil dari ilmu Fisika Quantum  dapat sedikit memperjelas hal ini.

Para ilmuwan di MIT, USA, yang tergabung dalam kelompok 18, menemukan sebuah _supersimetri_, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta terdiri atas 57 bentuk dalam 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi-bagi menjadi bentuk apapun, sebenarnya hanya ada satu titik yang melingkupinya.

Artinya, ilmu pengetahuan menemukan bahwa jarak itu tidak dapat membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam dalam satu titik yang sama.

Jika kita menggunakan konsep ini, dimana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama.

Itulah sebabnya, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada pada titik yang sama.

_Mitokondria_ nya berada dalam posisi yang sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan dia terhadap dirinya sendiri...

Jadi, saudara-riku tercinta... Jika anda ingin mendapatkan anak yg berkualitas, maka kondisikan sang ibu lebih dahulu agar menjadi pribadi yg berkualitas...
😊❤💕

*الله أكبر!*

*Allahu Akbar!*

Sumber : buku  _"The Secret of Mother"_

Tips menyambut 10 malam terakhir Ramadhan

*Tips menyambut 10 malam terakhir Ramadhan*

Oleh: Syaikh Tawfiq Choudhary
(Direktur Merci Mission)

1. Mulailah dgn *niat yang bersih & tulus*. Jika sampai hari ini ibadah terasa belum maksimal, bersiaplah untuk memaksimalkannya. Jika kau benar2 ingin memperbaikinya, masih ada waktu.

2. Hari ini, *bacalah tafsir surat Al-Qadr & pahami apa yg sesungguhnya terjadi pd lailatul qadr*. Kau akan merasakan keagungan & kekuatannya insyaa Allaah.

3. Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk mengerahkan segalanya. Seluruh malam dari 10 malam terakhir seharusnya jadi targetmu. Bangunlah setiap malamnya. *Jangan sampai laylatul qadr terlewati begitu saja*

4. Jangan ikut-ikutan dgn perayaan-perayaan / kegiatan-kegiatan yg diada-adakan (bid’ah) oleh kelompok-kelompok tertentu. *Ikutilah sunnah Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam*. Tuntunan beliau adalah: “Barangsiapa yg berjaga (tidak tidur) & berdoa pd malam lailatul qadr dgn iman & pengharapan akan ganjarannya, dosa-dosanya yg telah lalu akan diampuni.”

5. Hafalkan doa malam lailatul qadr yg diajarkan Rasulullaah shalallaahu ‘alaihi wasallam ini : *_Allaahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’ fu’anni_ (Yaa Allah, Engkau maha pengampun & menyukai pengampunan, maka ampunilah aku)*.

6. *Siapkan daftar pendek doa-doa untuk dipanjatkan* Ingat, ini adalah waktu yg sangat istimewa bagi seorang hamba. Malam Qadar! Malam ditetapkannya takdir! *Pilihlah doa doa terbaik untuk agamamu, dunia akhiratmu & keluargamu.* Jangan lupakan saudara-saudaramu Muslimin yang tengah kesusahan di berbagai belahan dunia.

7. Sempatkan tidur siang sejenak jika memungkinkan. Jagalah perutmu agar tidak terlalu kenyang & tidurlah segera setelah isya' & tarawih sekadar untuk menyegarkan diri. Lalu bangunlah untuk beribadah.

8. Jangan lupakan keluargamu. Rasulullah membangunkan para istrinya pd malam-malam ini. Anak-anak pun bisa diajak beribadah untuk beberapa saat, walau mungkin tdk selama orang dewasa. Siapkan, semangati & motivasi mereka.

9. Cara kita berpakaian & mempersiapkan diri berpengaruh secara psikologis. Pakailah pakaian yg bagus & wewangian (khusus di rumah untuk wanita) ketika beribadah.

10. Pilihlah spot khusus yg kondusif untuk beribadah, apakah itu di masjid / di rumah. Letakkan sajadah, mushaf & air minum sehingga kita tidak perlu beranjak dari sana jika perlu minum.

11. Ini *BUKAN* malam untuk pasang status (misalnya : _“Alhamdulillaah, nikmatnya bermunajat kepada-NYA malam ini"_ dsb) di FB /WA/ media sosial apapun. Biarlah itu jadi rahasia indah antara hamba dgn Rabb-nya. Maka, matikan dulu HP, tablet & komputer. Putuskan dulu hubungan dgn dunia, & nikmati jalinan hubungan dengan _al-‘Afuww_.

12. Jika mengantuk, maka variasikan bentuk ibadah antara shalat, bermunajat & membaca Qur’an. Lakukan bergantian. Jangan habiskan malam untuk mendengarkan ceramah/ tilawah, / kalau sangat ngantuk, dengarkan sebentar saja untuk mengusir kantuk.

13. Sabar adalah kuncinya. 10 malam terakhir mungkin akan sangat melelahkan. Anda mungkin masih harus bekerja, sekolah / aktifitas lainnya. Ini adalah saat untuk bersabar dgn kelelahan itu. Ingatlah Allah telah menganugrahimu dgn kesempatan berharga (akan luasnya ampunan) yg mungkin saja tidak datang lagi. Bukankah kita akan berlari walau apapun yg terjadi jika kita tahu pasti bahwa ini adalah Ramadhan terakhir kita & surga hanya selangkah lagi?

14. Ini yg paling penting : *husnudzhan lah kepada Allah.* Ketika bermunajat, ingatlah kau sedang meminta pada Raja Yang Maha Pemurah. Jika kau berharap yg terbaik, Dia akan memberimu yg terbaik. Jangan ragu-ragu, yakinlah & tumpahkan seluruh isi hatimu di hadapan-NYA. Jangan biarkan keragu-raguan & prasangka buruk menjauhkanmu dari Arrahman Arrahiim.

*Allahumma ballighna lailatal qadr. Aammiin.*
😊❤💕

MENGHADIRKAN ALLAH

*MENGHADIRKAN ALLAH*

(Kisah Ibnu Arabi dalam Kitab _Futuhat al-Makkiyah_)

Di satu pagi, seorang santri menemui gurunya dalam keadaan pucat pasi. _“Wahai Guruku, semalam aku mengkhatamkan Alquran dalam shalat malamku.”_

Sang Guru tersenyum. _“Bagus Nak. Nanti tolong hadirkan bayangan diriku di hadapanmu saat kau baca Alquran itu. Rasakanlah seolah-olah aku sedang menyimak apa yang engkau baca.”_

Esok harinya, sang murid datang dan melapor pada gurunya. _“Guru,”_ katanya, _“Semalam aku hanya sanggup menyelesaikan separuh dari Alquran itu.”_

_“Engkau sungguh telah berbuat baik,”_ ujar sang guru sembari menepuk pundaknya. _“Nanti malam lakukan lagi dan kali ini hadirkan wajah para sahabat Nabi yang telah mendengar Alquran itu langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bayangkanlah baik-baik bahwa mereka sedang mendengarkan dan memeriksa bacaanmu.”_

Pagi-pagi buta, sang murid kembali menghadap dan mengadu. _“Duh Guru,”_ keluhnya, _“Semalam bahkan hanya sepertiga Alquran yang dapat aku lafalkan.”_

_“Alhamdulillah, engkau telah berbuat baik,”_ kata sang guru mengelus kepala si santri. _“Nanti malam bacalah Alquran dengan lebih baik lagi, sebab yang akan hadir di hadapanmu untuk menyimak adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri. Orang yang kepadanya Alquran diturunkan.''_

Seusai shalat Shubuh, sang guru bertanya, _“Bagaimana shalatmu semalam?”_

_“Aku hanya mampu membaca satu juz, Guru,”_  kata si santri sambil mendesah, _“Itu pun dengan susah payah.”_

_“Masya Allah,”_ kata sang guru sambil memeluk sang santri dengan bangga. _“Teruskan kebaikan itu, Nak. Dan nanti malam tolong *hadirkan Allah* di hadapanmu. Sungguh, selama ini pun sebenarnya Allah-lah yang mendengarkan bacaanmu. Allah yang telah menurunkan Alquran. Dia selalu hadir di dekatmu. Jikapun engkau tidak melihat-Nya, Dia pasti melihatmu. Ingat baik-baik. *Hadirkan Allah*, karena Dia mendengar dan menjawab apa yang engkau baca.”_

Keesokan harinya, ternyata santri itu jatuh sakit. Sang Guru pun datang menjenguknya. _“Ada apa denganmu, muridku?”_ tanya Sang Guru.

Sang santri berlinang air mata. _“Demi Allah, wahai Tuan Guru,”_  ujarnya, _“Semalam aku tak mampu menyelesaikan bacaanku. Walaupun, Cuma al-Fatihah aku tak sanggup menamatkannya. Ketika sampai pada ayat, *“Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”* lidahku kelu. Aku merasa aku sedang berdusta. Di mulut aku ucapkan “Kepada-Mu ya Allah, aku menyembah” tapi jauh di dalam hatiku aku tahu, aku sering memperhatikan yang selain Dia. Ayat itu tak mau keluar dari lisanku. Aku menangis dan tetap saja tak mampu menyelesaikannya.”_

_“Nak...,”_ kata sang guru sambil berlinang air mata, _“Mulai hari ini engkaulah guruku. Dan sungguh aku ini muridmu. Ajarkan padaku apa yang telah kau peroleh. Sebab, meski aku membimbingmu di jalan itu, aku sendiri belum pernah sampai pada puncak pemahaman yang kau dapat di hari ini..."_
😭😭😭

*****
Semoga maghfirah Allah menyelimuti dirimu, saudara-riku tercinta...
😔❤💕
**

Pada hari ke-10 di bulan Ramadhan, Rasulullah Muhammad SAW kehilangan istri yang paling ia cintai..dialah _Ummul Mukminin Al-Hakiki._

Di riwayatkan ketika Sayyidah Khadijah as sakit menjelang ajalnya, khadijah berbicara kepada rasul saw:          _“Aku memohon maaf kepadamu ya Rasulullah kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu…..”_

Rasul menjawab: _“Bahkan lebih dari itu ya Khadijah, engkau telah mendukung da’wah Islam dengan luar biasa."_.

Kemudian Khadijah memanggil Fatimah Zahra RA dan berbisik: _“Zahra putriku, aku yakin ajalku segera tiba, dan yang kutakutkan adalah siksa kubur. Zahra, tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri agar beliau mau memberikan sorbannya sehari-hari yang biasa untuk menerima wahyu agar di gunakan utk jadi kafanku….”_

Rasul mendengar dan berkata: _“Wahai isteriku Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga….”_

Tiba2 turun jibril dari langit membawa 5 kain kafan dari langit. Rasul saaw bertanya: _"untuk siapa kafan ini ya Jibril..??"_

Jibril menjawab:   _"Kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, untuk ‘Ali dan yang ke 5 untuk Hasan….”_  Jibril berhenti dan menangis.

Rasul saw: _"kenapa kamu ya Jibril?"_

Jibril berkata:   _"…..karena cucumu yang satu, Husain tidak memiliki kafan, dia akan di bantai dan tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan..."_

Nabi bersabda di dekat jasad Sayidah Khadijah RA,
_”khadijahku sayang... demi Allah….Aku takkan pernah mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu luar biasa kpd Islam dan diriku. Allah maha mengetahui akan semua amalan. Semua hartamu kau hibahkan untuk islam, semua kaum muslim ikut menikmatinya, semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini darimu , dan permohonan terakhirmu padaku hanyalah sebuah SORBAN….?”_

_"Ya Allah ya ilahi Rabbi... Limpahkanlah rahmatmu kepada Khadijahku yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, mempercayaiku pada saat orang lain mendustakanku…, mendukungku pada saat orang lain menentangku….. menyenangkanku pada saat orang lain meyusahkanku…, menentramkanku pada saat orang lain membuat aku gelisah..._
_Oh Khadijahku sayang…. Kau meninggalkanku sendirian dalam perjuangan ini...  siapa lagi yang akan membantuku kini…"_

Tiba-tiba Ali bersuara, _“Aku, Yaa Rasulullah..."_

Sayyidah Khadijah wafat dalam usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketika itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan _al-Hajun._

Karena itu, peristiwa wafatnya Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib) telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai _Aamul Huzni_ (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.

*Al Fatihah untuk Sayyidatina Khadijah ......*

Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah saw dan seluruh keluarganya...
😔❤💕

I'TIKAF

**Definisi:*

I’tikaf (الاعتكاف) dari segi bahasa berasal dari kata (العكوف). Artinya; Menetap dan berada di sekitarnya pada masa yang lama. Seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya: 52 dan surat Asy-Syu’ara: 71. Sedangkan dari segi istilah, yang dimaksud i’tikaf adalah menetap di masjid dalam waktu tertentu dengan niat beribadah.

*Landasan Hukum:*

Syariat I’tikaf dinyatakan dalam Alquran, hadits dan perbuatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta para sahabat.

–  Dalam surat Al Baqarah ayat 125 Allah Ta’ala berfirman,

أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ     (سورة البقرة: 135)

_“…Bersihkan rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.”_ (QS. Albaqarah: 125)

Aisyah radhiallahu anha berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ (متفق عليه)

_“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan hingga beliau wafat. Kemudian para isterinya melakukan I’tikaf sesudahnya.”_ (Muttafaq 'alaih).

Para ulama sepakat bahwa i’tikaf adalah perbuatan sunah baik bagi laki-laki maupun wanita. Kecuali jika seseorang bernazar untuk i’tikaf, maka dia wajib menunaikan nazarnya.

*Lama i’tikaf dan Waktunya*

Pendapat yang kuat bahwa lama I’tikaf minimal sehari atau semalam, berdasarkan riwayat dari Umar bin Khattab, bahwa beliau menyampaikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa dirinya di masa jahiliah pernah bernazar untuk I’tikaf di Masjidilharam selama satu malam, maka Rasulullah saw bersabda, ‘Tunaikan nazarmu.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa I’tikaf dapat dilakukan walau beberapa saat saja diam di masjid. Namun, selain bahwa hal ini tidak ada landasan dalilnya, juga tidak sesuai dengan makna I’tikaf yang menunjukkan berdiam di suatu tempat dalam waktu yang lama.

Bahkan Imam Nabawi, yang mazhabnya (Syafii),  berpendapat bahwa i’tikaf boleh dilakukan walau sesaat, tetap menganjurkan agar I’tikaf dilakukan tidak kurang dari sehari, karena tidak ada riwayat dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabat bahwa mereka melakukan i’tikaf kurang dari sehari.

Sedangkan lama maksimal i’tikaf tidak ada batasnya dengan syarat seseorang tidk melalaikan kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya atau melalaikan hak-hak orang lain yang menjadi kewajibannya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di tahun wafatnya pernah melakukan I’tikaf selama dua puluh hari (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Adapun waktu i’tikaf, berdasarkan jumhur ulama, sunah dilakukan kapan saja, baik di bulan Ramadan maupun di luar bulan Ramadan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan i’tikaf di bulan Syawal (Muttafaq alaih).

Beliau juga diriwayatkan pernah i’tikaf di awal, di pertengahan dan akhir Ramadan (HR. Muslim).

Namun waktu i’tikaf yang paling utama dan selalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lakukan hingga akhir hayatnya adalah pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan.

*Masjid Tempat I’tikaf*

Masjid yang disyaratkan sebagai tempat i’tikaf adalah masjid yang biasa dipakai untuk shalat berjamaah lima waktu. Lebih utama lagi jika masjid tersebut juga digunakan untuk shalat Jum’at. Lebih utama lagi jika dilakukan di tiga masjid utama; Masjidilharam, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha.

Terdapat atsar dari Ali bin Thalib dan Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa i’tikaf tidak sah kecuali di masjid yang dilaksanakan di dalamnya shalat berjamaah (Mushannaf Abdurrazzaq, no. 8009).

Disamping, jika i’tikaf dilakukan di masjid yang tidak ada jamaah shalat fardhu, peserta i’tikaf akan dihadapkan dua perkara negatif; Dia tidak dapat shalat berjamaah, atau akan sering keluar tempat i’tikafnya untuk shalat berjamaah di masjid lain.

Yang dimaksud masjid sebagai tempat i’tikaf adalah tempat yang dikhususkan untuk shalat dan semua area yang bersambung dengan masjid serta dibatasi pagar masjid, termasuk halaman, ruang menyimpan barang, atau kantor di dalam masjid.

Secara teknis, akan lebih baik jika masjidnya memiliki fasilitas yang dibutuhkan peserta i’tikaf, seperti tempat MCK yang cukup, atau ruangan yang luas tempat tidur  dan menyimpan barang bawaan.

Kapan mulai I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan dan kapan berakhir?

Jumhur ulama berpendapat bahwa i’tikaf dimulai sejak sebelum matahari terbenam di malam ke-21 Ramadan. Berdasarkan kenyataan bahwa malam 21 adalah bagian dari sepuluh malam terakhir Ramadan, bahkan termasuk malam ganjil yang diharapkan turun Lailatul Qadar.

Ada juga yang berpendapat bahwa awal i’tikaf dimulai sejak shalat Fajar tanggal 21 Ramadan. Berdasarkan hadits Aisyah ra bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam jika hendak i’tikaf, beliau shalat Fajar, setelah itu beliau masuk ke tempat i’tikafnya (HR. Muslim).

Adapun waktu berakhirnya, sebagian ulama berpendapat bahwa i’tikaf berakhir ketika dia akan keluar untuk melakukan shalat Id, namun tidak terlarang jika dia ingin keluar sebelum waktu itu. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa waktu i’tikaf berakhir sejak matahari terbenam di hari terakhir Ramadan.

*I’tikaf Bagi Wanita*

Wanita dibolehkan melakukan I’tikaf berdasarkan keumuman ayat. Juga berdasarkan hadits yang telah disebutkan bahwa isteri-isteri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan i’tikaf. Terdapat juga riwayat bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengizinkan Aisyah dan Hafshah untuk melakukan I’tikaf (HR. Bukhari)

Namun para ulama umumnya memberikan syarat bagi wanita yang hendak melakukan I’tikaf, yaitu mereka harus mendapatkan izin dari walinya, atau suaminya bagi yang sudah menikah, tidak menimbulkan fitnah, ada tempat khusus bagi wanita di masjid dan tidak sedang dalam haidh dan nifas.

*Keluar dari Masjid saat I’tikaf*

Secara umum, orang yang sedang i’tikaf tidak boleh keluar dari masjid. Kecuali jika ada kebutuhan pribadi mendesak yang membuatnya harus keluar dari masjid.

Aisyah radhillahu anha berkata,


وَإِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُدْخِلُ عَلَيَّ رَأْسَهُ وَهُوَ فِي الْمَسْجِدِ فَأُرَجِّلُهُ وَكَانَ لَا يَدْخُلُ الْبَيْتَ إِلَّا لِحَاجَةٍ إِذَا كَانَ مُعْتَكِفًا  (متفق عليه)


_“Adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyorongkan kepalanya kepadaku sedangkan dia berada di dalam masjid, lalu aku menyisir kepalanya. Beliau tidak masuk rumah kecuali jika ada kebutuhan jika sedang I’tikaf._ (Muttafaq alaih)

Perkara-perkara yang dianggap kebutuhan mendesak sehingga seorang yang i’tikaf boleh keluar masjid  adalah; buang hajat, bersuci, makan, minum, shalat Jumat dan perkara lainnya yang mendesak, jika semua itu tidak dapat dilakukan atau tidak tersedia sarananya dalam area masjid.

Keluar dari masjid karena melakukan hal-hal tersebut tidak membatalkan I’tikaf. Dia dapat pulang ke rumahnya untuk melakukan hal-hal tersebut, lalu lekas kembali jika telah selesai dan kemudian meneruskan kembali i’tikafnya. Termasuk dalam hal ini adalah wanita yang mengalami haid atau nifas di tengah i’tikaf.

Akan tetapi jika seseorang keluar dari area masjid tanpa kebutuhan mendesak, seperti berjual beli, bekerja, berkunjung, dll. Maka i’tikafnya batal. Jika dia ingin kembali, maka niat i’tikaf lagi dari awal.

Bahkan,  orang yang sedang i’tikaf disunahkan tidak keluar masjid untuk menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah dan mencumbu isterinya, sebagaimana perkataan Aisyah dalam hal ini (HR. Abu Daud).

*Pembatal I’tikaf*

Berdasarkan ayat yang telah disebutkan, bahwa yang jelas-jelas dilarang saat I’tikaf adalah berjimak. Maka para ulama sepakat bahwa berjimak membatalkan I’tikaf. Adapun bercumbu, sebagian ulama mengatakan bahwa hal tersebut membatalkan jika diiringi syahwat dan keluar mani. Adapun jika tidak diiringi syahwat dan tidak mengeluarkan mani, tidak membatalkan.

Termasuk yang dianggap membatalkan adalah keluar dari masjid tanpa keperluan pribadi yang mendesak. Begitu pula dianggap membatalkan jika seseorang niat dengan azam kuat untuk keluar dari I’tikaf, walaupun dia masih berdiam di masjid.

Seseorang dibolehkan membatalkan I’tikafnya dan tidak ada konsekwensi apa-apa baginya. Namun jika tidak ada alasan mendesak, hal tersebut dimakruhkan, karena ibadah yang sudah dimulai hendaknya diselesaikan kecuali ada alasan yang kuat untuk menghentikannya.

*Yang dianjurkan, dibolehkan dan dilarang*

Dianjurkan untuk fokus dan konsentrasi dalam ibadah, khususnya shalat fardhu, dan memperbanyak ibadah sunah, seperti  tilawatul quran , berdoa, berzikir, muhasabah, thalabul ilmi, membaca bacaan bermanfaat, dll. Namun tetap dibolehkan berbicara atau ngobrol seperlunya asal tidak menjadi bagian utama kegiatan i’tikaf, sebagaimana diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikunjungi Safhiah binti Huyay, isterinya, saat beliau i’tikaf dan berbicara dengannya beberapa saat. Dibolehkan pula membersihkan diri dan merapikan penampilan sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disisirkan Aisyah ra, saat beliau I’tikaf.

Dilarang saat I’tikaf menyibukkan diri dalam urusan dunia, apalagi melakukan perbuatan yang haram seperti ghibah, namimah atau memandang pandangan yang haram baik secara langsung atau melalui perangkat hp dan semacamnya.

Hindari perkara-perkara yang berlebihan walau dibolehkan, seperti makan, minum, tidur, ngobrol, dll.

*Filosofi I’tikaf*

I’tikaf, selain dikenal sebagai salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, dia merupakan ajaran yang direkomendasi syariat bagi mereka yang ingin lebih berkonsentrasi untuk membersihkan dan membina jiwanya agar hubungannya kepada Allah lebih kuat. Juga agar ketergantungannya terhadap dunia tidak mendominasi dirinya. Diharapkan, dengan I’tikaf, akan lahir kesadaran dalam jiwa seorang muslim, bahwa kebersihan hati dan jiwa yang tidak didominasi tuntutan duniawi merupakan syarat utama untuk mendapatkan keselamatan hidup, di dunia maupun akhirat.

Jika pada ajaran lain terdapat ajaran bertapa atau semacamnya untuk membersihkan hati dan menimbulkan konsentrasi, maka hal seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam karena tidak ada dalil yang mengajarkannya. Disamping, banyak praktek ibadah yang telah diajarkan memiliki fungsi seperti itu, dan I’tikaf termasuk di dalamnya. Kalaupun Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pernah melakukan khulwah (menyendiri) di goa Hira, hal itu beliau lakukan sebelum menerima wahyu. Adapun setelah dirinya diangkat menjadi seorang Nabi, maka beliau tidak lagi melakukan khulwah dan tidak mengajarkan umatnya untuk melakukan seperti yang pernah beliau lakukan di goa Hira.

Dalam konteks zaman sekarang, i’tikaf merupakan jawaban aplikatif atas budaya masyarakat yang cenderung mengakhiri bulan Ramadan dengan meninggalkan masjid dan beralih ke pusat-pusat perbelanjaan… maka, melakukan i’tikaf pada zaman sekarang, dapat dikatagorikan sebagai tindakan menghidupkan sunah yang telah banyak diabaikan masyarakat…

_Wallahua’lam bishshaawab_.

*Maraji;*

1.Al-Majmu’ Syarah Al-Muhazzab, Imam Nawawi rahimahullah.
2. Al-Mughni, Ibnu Qudamah rahimahullah.
3. Hiwar fil I’tikaf Ma’a Samahatissyekh Al-Allamah Abdullah bin Jibrin, rahimahullah.
4. Fiqhul I’tikaf, Dr. Khalid bin Ali Al-Musyaiqih.

SEMUA ORANG PUNYA POTENSI

*
Ada seorang pria, di Pakistan, tidak lolos ujian masuk universitas, orang tuanya pun menikahkan ia dengan seorang wanita.

Setelah menikah, ia mengajar di sekolah dasar. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.

Setelah pulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: _"Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih karena hal ini. mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."_

Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat oleh bosnya, karena gerakannya yang lambat.

Saat itu sang istri berkata padanya, _"kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?"_

Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.

Namun, setiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkah sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian, ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, _"isteriku, ketika aku sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku?"_

Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.

Sang istri menjawab: _"Sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahanbuah-buahan. Jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya."_

Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, ketabahan, serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul;

Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh (sang isteri), sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun yang tercipta sebagai sampah. Hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.

Saudaraku...

Mari kita renungkan hikmah kehidupan di bawah ini...

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleran, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-citanya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang.

Selamat menikmati ibadah Ramadhan, saudara-riku tercinta...
😊❤💕

CARA EFISIEN MENGISI BENSIN

💦💧💦💧💦💧💦💧

*INFO MANFAAT ( CARA EFISIEN MENGISI BENSIN)*
-------------------

Seorang teman mengirimkan catatan seperti tertulis di bawah ini:

Saya telah bekerja di bidang bahan bakar/bensin selama 31 tahun, sehingga saya bisa memberikan beberapa cara agar uang anda menjadi lebih berharga untuk setiap liter bahan bakar yang anda beli.

*1. BELILAH BAHAN BAKAR PADA PAGI HARI KETIKA TEMPERATUR TANAH MASIH DINGIN*

Ingat bahwa semua SPBU mempunyai tanki penyimpanan di bawah tanah.

_Semakin dingin tanahnya maka semakin padat/kental bahan bakarnya. Jika temperatur mulai panas/hangat, maka bahan bakarnya akan mengembang_

Jadi jika membeli bahan bakar pada siang hari atau petang hari….sebenarnya bahan bakar yang diisikan ke dalam tanki kendaraan anda jelas lebih sedikit dibanding jumlah liter yang anda beli.

_Dalam business perminyakan, Kenaikan 1 derajat merupakan hal yang sangat berpengaruh_

*2. ISI BAHAN BAKAR SAAT TANKI KENDARAAN ANDA MASIH SETENGAH PENUH*

_Alasannya adalah semakin banyak bahan bakar yang ada di tanki kendaraan, maka semakin sedikit udara yang ada di bagian tanki yang kosong. Bensin menguap lebih cepat dari pada yang bisa kita bayangkan_

*3.JANGAN ISI BENSIN JIKA ADA TRUK BAHAN BAKAR SEDANG MENGISI TANKI PENYIMPANAN*

_Hampir pasti bensin/solar akan teraduk saat bahan bakar dipompakan dari truck ke tanki penyimpanan, dan kemungkinannya akan ada kotoran di dasar tanki penyimpanan yang teraduk naik dan terikut masuk ke tanki kendaraan anda_

_Saya berharap hal ini akan menolong anda untuk mendapatkan nilai yang maksimal dari rupiah yang anda gunakan untuk membeli bensin_

*Semoga bermanfaat-*

🍃🌺🍃🌺🍃🌺🍃🌺

Pohon Kurma

**
Sebuah pepatah Arab kuno mengatakan bahwa _“orang hebat akan bertunas seperti pohon kurma”_.

Pohon kurma lazim dijumpai di kawasan Timur Tengah. Kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dahsyat, membuat hanya pohon kurma yang bisa bertahan hidup. Maka, tidak berlebihan kalau pohon kurma dianggap sebagai pohon tahan banting.
Kekuatan pohon kurma ada pada akar-akarnya.

Petani di Timur Tengah menanam biji kurma ke dalam lubang pasir lalu ditutup dengan batu. Mengapa biji itu harus ditutup batu? Ternyata, batu itu akan memaksa pohon kurma berjuang untuk tumbuh ke atas.

Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, barulah biji pohon kurma itu tumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan di atasnya.

*“Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah.”*
Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa?

Sekarang kita tahu mengapa Allah kerap mengizinkan tekanan hidup datang.

Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Allah mengizinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar semakin kuat.

Tidak sekadar bertahan, tapi ada waktunya benih yang sudah mengakar kuat itu akan menjebol *“batu masalah”* yang selama ini menekan. Kita pun keluar menjadi pemenang kehidupan...

*****
Saudara-riku tercinta, mari kita belajar dari pohon kurma agar kita bukan menjadi pecundang, melainkan menjadi para pemenang kehidupan...!
😊👍❤💕

Ayah

*INI ADALAH SEPENGGAL KISAH. TENTANG AYAH. KUNCI SURGA YANG KERAP KITA...LUPA*

*RAHASIA BESAR SEORANG AYAH YANG TIDAK DIKETAHUI SEORANG ANAK, BAHKAN SETIAP ANAK DI DUNIA*

Mungkin ibuku lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku?

Semasa kecil, ibuku lah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih, ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku *"Sudah diberitahu, Jangan minum es!”*

Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis di depan ibu.

Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata *“Tidak boleh!"*

Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, karena beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku?

Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya.Ayah lah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, *”Dimana, dan sedang apa aku diluar sana?”*

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayah lah yang berkata: *"Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama."*

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, *'kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.'*

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayah lah yang mengabari sanak saudara, *”Anakku sekarang sukses. Alhamdulillah”*

Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya.

Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihat ku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia.

Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis?

Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, *"Ya Allah Rabbi, tugasku telah selesai dengan baik dengan pertolongan-Mu. Kami mohon kepada-Mu,  bahagiakan lah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya."*

Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah :
*"Anakku..Memang ayah tidak mengandungmu,tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat di namamu..*

*Memang ayah tak melahirkanmu...Memang ayah tak menyusuimu,..tapi dari keringatnya lah setiap tetesan yang menjadi air susumu…*

*Nak....Ayah memang tak menjagai-mu setiap saat,...tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada namamu disebutnya…*

*Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…*

*Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda,...karena kecintaannya dia takut tak sanggup melepaskanmu…*

*Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..*

*Bunda hanya ingin kau tahu Nak..bahwa…Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..*
.
*Anakku…Ketahui lah bahwa pada diri ayahmu lah juga terdapat surga bagimu…Maka hormati dan sayangi ayahmu.*

*THANKS DAD*👳 with 💚 4 you.

Silahkan sebarkan tulisan sederhana ini kepada semua temanmu, supaya kita semua tahu rahasia besar seorang ayah...

*SALAM TAKZIM KUSAMPAIKAN UNTUK KALIAN PARA...AYAH*

SEBAIK-BAIK MANUSIA

**
Ternyata, derajat kemuliaan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana dirinya punya nilai manfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

_"Khairunnas anfa’uhum linnas | Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain"._ (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini seakan mengatakan bahwa jika ingin mengukur sejauh mana derajat kemuliaan akhlak kita, maka ukurlah sejauh mana nilai manfaat diri ini?

Istilah seorang bijak: "Tanyakanlah pada diri ini apakah kita ini manusia _wajib, sunat, mubah, makruh, atau malah manusia haram_?"

✔ *Apa itu manusia WAJIB?*
Manusia wajib ditandai jika keberadannya sangat dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya tercuri. Tanda-tanda yang nampak dari seorang manusia wajib, diantaranya dia seorang santun, jarang mengganggu orang lain sehingga orang lain merasa aman darinya.

Perilaku kesehariannya lebih banyak kebaikannya. Ucapannya senantiasa terpelihara, ia hemat betul kata-katanya, sehingga lebih banyak berbuat daripada berbicara. Sedikit kesalahannya, tidak suka mencampuri yang bukan urusannya, dan sangat menikmati kalau berbuat kebaikan.

Hari-harinya tidak lepas dari menjaga silaturahmi, sikapnya penuh wibawa, penyabar, selalu berterima kasih, penyantun, lemah lembut, bisa menahan dan mengendalikan diri, serta penuh kasih sayang.

Bukan kebiasaan bagi yang akhlaknya baik itu perilaku melaknat, memaki-maki, memfitnah, menggunjing, bersikap tergesa-gesa, dengki, bakhil, ataupun menghasut. Justru ia selalu berwajah cerah, ramah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan marahnya pun karena Allah SWT, subhanallaah, demikian indah hidupnya.

Karenanya, siapapun di dekatnya pastilah akan tercuri hatinya. Kata-katanya akan senantiasa terngiang-ngiang. Keramahannya pun benar-benar menjadi penyejuk bagi hati yang sedang membara.

Andaisaja orang yang berakhlak mulia ini tidak ada, maka siapapun akan merasa kehilangan, akan terasa ada sesuatu yang kosong di rongga qolbu ini. Orang yang wajib, adanya pasti penuh manfaat. Begitulah kurang lebih perwujudan akhlak yang baik, dan ternyata ia hanya akan lahir dari semburat kepribadian yang baik pula.

✔ *Manusia SUNNAH.*
Keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada, tidak tercuri hati kita. Tidak ada rongga kosong akibat rasa kehilangan. Hal ini terjadi mungkin karena kedalaman dan ketulusan amalnya belum dari lubuk hati yang paling dalam. Karena hati akan tersentuh oleh hati. Seperti halnya kalau kita berjumpa dengan orang yang berhati tulus, perilakunya benar-benar akan meresap masuk ke rongga qolbu siapapun.

✔ *Manusia MUBAH.*
Ada tidak adanya tidak berpengaruh. Di kantor kerja atau bolos sama saja. Seorang pemuda yang ketika ada di rumah keadaan menjadi berantakan, dan kalau tidak adapun tetap berantakan. Inilah pemuda yang mubah. Ada dan tiadanya tidak membawa manfaat, tidak juga membawa mudharat.

✔ *Manusia MAKRUH.*
Keberadannya justru membawa mudharat. Kalau dia tidak ada, tidak berpengaruh. Artinya kalau dia datang ke suatu tempat maka orang merasa bosan atau tidak senang.

Misalnya, ada seorang ayah sebelum pulang dari kantor suasana rumah sangat tenang, tetapi ketika klakson dibunyikan tanda sang ayah sudah datang, anak-anak malah lari ke tetangga, ibu cemas, dan pembantu pun sangat gelisah. Inilah seorang ayah yang keberadaannya menimbulkan masalah.

✔ *Manusia HARAM.*
Keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan ketiadaannya justru disyukuri. Jika dia pergi ke kantor, perlengkapan kantor pada hilang, maka ketika orang ini dipecat semua karyawan yang ada malah mensyukurinya.

Masya Allah... tidak ada salahnya kita merenung sejenak, tanyakan pada diri ini: _apakah kita ini seorang  yang menguntungkan orang lain atau hanya jadi benalu saja_?

Masyarakat merasa mendapat manfaat tidak dengan kehadiran kita? Adanya kita di masyarakat sebagai manusia apa? _Wajib, sunah, mubah, makruh, atau haram_? Kenapa tiap kita masuk ruangan teman-teman malah pada menjauhi, apakah karena perilaku sombong kita?

Kepada ibu-bu, hendaknya tanyakan pada diri masing-masing: _apakah anak-anak kita sudah merasa bangga punya ibu seperti kita? Punya manfaat tidak kita ini_?

Bagi para ayah cobalah mengukur diri, _saya ini seorang ayah atau gladiator? Saya ini seorang pejabat atau seorang penjahat?_

Kepada para mubaligh, da'i harus bertanya, _benarkah kita menyampaikan kebenaran atau hanya mencari penghargaan dan popularitas saja_?

Saudara-riku tercinta...
Semoga di madrasah Ramadhan ini, kita semua lulus menjadi manusia *WAJIB*, atau minimal manusia *SUNNAH*. Aamiin...

_Wallaahu a'lam bish-shawwabbish-shawwab._
😊❤💕

Beda Sholat Tahajud dan Tarawih

Berikut ini adalah keterangan dari Syekh Hamid bin Abdillah Al-Ali.

“Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan sahabat, keduanya dinamakan qiyamul lail. Di bulan Ramadan juga dinamakan _‘qiyamul lail‘_ atau_‘qiyam Ramadhan‘_. Mereka melaksanakan shalat selama satu bulan di waktu awal malam sampai akhir malam. Sementara, di luar Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang melaksanakan qiyamul lail di awal malam, di tengah malam, atau terkadang di akhir malam. Ketika Ramadan, beliau lebih rajin lagi dalam beribadah, melebihi rajinnya beliau di luar Ramadan.

Kemudian, setelah itu, kaum muslimin di generasi setelah beliau, melaksanakan shalat ketika bulan Ramadan di awal malam, karena ini keadaan yang paling mudah bagi mereka. Mereka melaksanakan shalat malam di sepuluh malam terakhir di penghujung malam, dalam rangka mencari pahala yang lebih banyak dan mendapatkan _lailatul qadar_, karena shalat di akhir malam itu lebih utama.

Selanjutnya, mereka menyebut kegiatan shalat di awal malam setelah isya dengan nama  _'shalat tarawih’_,  dan mereka menyebut shalat sunah yang dikerjakan di akhir malam dengan nama_‘shalat tahajud’_. Semua itu, dalam bahasa Alquran, disebut _‘tahajud‘_ atau _‘qiyamul lail‘_, dan tidak ada perbedaan antara keduanya dalam bahasa Alquran.

Karena itu, jika ada orang yang ingin melaksanakan (qiyamul lail) selama Ramadan di akhir malam maka ini lebih utama. Sebaliknya, jika ingin shalat (qiyamul lail) sepanjang Ramadan di awal malam atau tengah malam maka semua ini diperbolehkan.”
(Diambil dari _Al-Fatawa Al-Mukhtarah Thariqul Islam_)

▶ *Tahajud setelah tarawih*

Diperbolehkan bagi orang yang sudah melaksanakan shalat tarawih untuk menambah shalat malam dengan shalat tahajud. Hanya saja, kami menyarankan dua hal:

1⃣ Pertama, hendaknya ikut imam sampai selesai, dan jangan pulang sebelum imam melakukan witir. Tujuannya, agar kita mendapatkan keutamaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut,

مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

_“Siapa saja yang ikut shalat tarawih berjemaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.”_
(HR. Abu Daud dan Turmudzi; dinilai sahih oleh Al-Albani)

2⃣ Kedua, tidak boleh melakukan witir dua kali. Jika sudah witir bersama imam maka ketika tahajud tidak boleh witir lagi. Ini berdasarkan hadis,

لَا وِتْرَانِ فِى لَيْلَةٍ

_“Tidak boleh ada dua witir dalam satu malam.”_ (HR. Abu Daud; dinilai sahih oleh Al-Albani)

Dalam Fatwa Lajnah Daimah (6:45) disebutkan, _“Jika Anda shalat tarawih bersama imam maka yang lebih utama adalah melakukan witir bersama imam, agar mendapatkan pahala sempurna, sebagaimana disebutkan dalam hadis,_

_‘Barang siapa yang ikut shalat tarawih berjemaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.’_
(HR.  Abu Daud dan Turmudzi).

_"Jika Anda bangun di akhir malam dan ingin menambah shalat maka silakan shalat sesuai keinginan, namun tanpa witir, karena tidak ada dua witir dalam semalam.”_

(Ditanda-tangani oleh Syekh Abdul Aziz bin Baz, Syekh Abdurrazaq Afifi, Syekh Abdullah Ghadyan, Syekh Shaleh Al-Fauzan, Syekh Abdul Aziz Alu Syekh, dan Syekh Bakr Abu Zaid)

▶ *Bagaimana cara mengakhiri tarawih bersama imam?*

Ada dua cara:

1⃣ Anda ikut shalat witir bersama imam sampai selesai, dan nanti tidak witir lagi.

2⃣ Ketika imam salam pada saat shalat witir, Anda berdiri dan menggenapkannya dengan satu rakaat, sehingga Anda belum dianggap melakukan witir. Kemudian, di akhir malam, Anda bisa shalat tahajud dan melakukan witir.

Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin mengatakan,

_“Apabila orang yang hendak shalat tahajud mengikuti imam dalam shalat witir maka hendaknya dia genapkan, dengan dia tambahkan satu rakaat. Ini adalah salah satu cara untuk orang yang hendak tahajud. Dia ikut imam dalam shalat witir dan dia genapkan rakaatnya dengan menambahkan satu rakaat, sehingga shalatnya yang terakhir di malam hari adalah shalat witir._

_Dengan demikian, dengan cara ini, dia akan mendapatkan dua amal: mengikuti imam sampai selesai dan dia juga mendapatkan sunah menjadikan akhir shalat malam dengan shalat witir. Ini adalah satu amal yang baik.”_
(_Syarhul Mumthi’_,  4:65–66)

▶ *Catatan*

Syekh Shaleh Al-Fauzan mengatakan,

_“Jika ada orang yang shalat tarawih dan shalat witir bersama imam, kemudian dia bangun malam dan melaksanakan tahajud maka itu diperbolehkan, dan dia tidak perlu mengulangi witir, tetapi cukup dengan witir yang dia laksanakan bersama imam …. Jika dia ingin mengakhirkan witir di ujung malam maka itu diperbolehkan, namun dia tidak mendapatkan keutamaan mengikuti imam."_

_Yang paling utama adalah mengikuti imam dan witir bersama imam._

_Mengingat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Barang siapa yang ikut shalat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka untuknya itu dicatat seperti shalat semalam suntuk.’_

_Hendaknya dia mengikuti imam, witir bersama imam, dan jangan jadikan ini penghalang untuk bangun di akhir malam dalam rangka tahajud.”_
(_Majmu’ Fatawa Syaikh Shaleh Al-Fauzan_,  1:435)

_*Wallahu a'lam bish-shawwab*._
😊❤💕

SEPATU ORANG LAIN

**
Ketika kita hanya mampu membeli tas tangan seharga Rp 500 ribu sementara kawan kita membeli tas tangan seharga Rp 5 juta,  kita bilang kawan kita berlebihan. Padahal ia belanja tak pakai uang kita.
Ternyata ia sudah berhemat untuk tidak membeli tas seharga Rp 40 juta yang sanggup ia beli.

Ketika kita hanya mampu hidup selalu di dekat suami,sementara kawan kita berpisah jarak dan waktu dengan suaminya, kita bilang kawan kita gegabah. Kita bilang ia menggadaikan rumah tangga demi materi.
Ternyata ia tetap hidup rukun dan bahagia dalam perjuangan rumah tangganya.

Ketika kita hanya mampu menjadi ibu rumah tangga,sementara kawan kita memilih bekerja sebagai pegawai, kita bilang ia menggadaikan masa depan anak.
Ternyata ia bangun lebih pagi dari kita, belajar lebih banyak dari kita, berbicara lebih lembut pada anaknya, dan berdoa lebih khusyuk memohon pada ALLAH untuk penjagaan anak-anaknya.

Ketika kita hanya mampu mengatur uang belanja Rp 1 juta sebulan,sementara kawan kita bercerita pengeluaran belanja bulanannya sampai Rp 10 juta , kita bilang ia boros. Padahal ia tak pernah berhutang pada kita. Pinjam uang pun tidak.
Ternyata mereka sedekah lebih banyak dari uang belanjanya.
Ternyata mereka tak pernah lupa membayar zakat.

Siapa yang rugi?
Kita...
Belum-belum sudah mudah menilai. Bisa jadi malah berburuk sangka. Padahal kita tak pernah tahu apa yang sebenarnya orang lain hadapi, orang lain lakukan, di luar sepengetahuan kita.

Saudaraku...

● Jangan mengukur sepatu orang lain dengan kaki kita.
● Jangan pernah mengukur kehidupan orang lain dengan ukuran hidup kita.
● Jangan menggunakan kacamata kita utk menilai orang lain, penampilan luar belum tentu mencerminkan sifat aslinya.
● Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain, apalagi ketika kita tidak tahu apa-apa tentang hal tsb.

Mungkin itulah kenapa sepatu kaca Cinderella _only fits for her_.

*_Every life we're living only has one size for each of us._*

Sibuklah memperbaiki diri sendiri, bukan menilai orang lain. Karena hanya dengan diri sendiri menjadi lebih baik lah maka orang-orang di sekitar kita akan menerima dampak positifnya, dan dunia pun akan menjadi lebih baik...

Selamat menggapai rahmat Allah di bulan Ramadhan ini, saudara-riku tercinta...
😊❤💕

JANGAN PUTUS ASA DALAM BERDOA

**
Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Baqarah, 2:186:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

_"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran"._

Ini janji Allah. Jika kita berdoa dan bermohon dengan sungguh-sungguh kepada-Nya, pasti Allah SWT akan mengabulkan doa tsb.

_Tetapi, mengapa ada doa yang tidak dikabulkan?_

_Benarkah demikian?_

*_Sebenarnya, apa syarat agar doa itu dikabulkan Allah?_*

Kata Allah: _*"Fal-yastajiibuu-lii",*_ hendaklah mereka berusaha semaksimal mungkin melakukan perintah-Ku.

Jadi, jika seseorang berdoa, tapi ia tidak sholat, tidak berpuasa dan tidak mau beribadah kepada Allah, ya percuma! Tidak _"Da'aan"_, tidak sungguh-sungguh berdoa.

Allah SWT tidak berkata: _"Fal-yujiibu-lii"_, mereka wajib melakukan perintahku dulu, baru Aku kabulkan doanya.

Tapi Allah SWT berkata: _"Fal-yastajiibuu-lii",_ jika mereka ingin dikabulkan doanya, maka hendaklah mereka berniat dan mau berusaha semaksimal mungkin melakukan perintah-Ku.

Saudara-riku tercinta...

Banyak orang salah memahami doa.
Doa itu tidak selalu instan seperti yang kita mau.
Tapi ada waktu dan cara Allah yang jauh lebih baik dari apa yang kita harapkan.

Syarat berikutnya: _*"Wal-yu'minuu-bii.."*,_ dan hendaklah mereka percaya dan yakin kepada-Ku. Jangan su`uzzhan / berprasangka buruk kepada Allah ketika doa kita belum dikabulkan.

Ada kisah di dalam surat al-Qashash, yaitu tentang ibu nabi Musa as. Ketika ibu nabi Musa melahirkan Musa as, Fir'aun telah menginstruksikan kepada pasukannya untuk membunuh seluruh bayi laki-laki. Karena bisikan dari ahli nujumnya, bahwa kelak bayi tersebut akan menggantikan kedudukannya.

Dilakukanlah _"sweeping"_ untuk mencari bayi laki-laki di setiap sudut kampung. Ketika pasukan Fir'aun mendekati rumahnya, ibu nabi Musa berdoa kepada Allah: _"Ya Allah, selamatkanlah anakku"._

Perintah Allah kepada ibu nabi Musa: _"Susu-kan anakmu!"._

Ibu nabi Musa mematuhi perintah Allah, disusukanlah bayinya...

Bayi itu jika disusukan akan tenang, diam, tidak nangis. Maka pasukan Fir'aun tidak mendengar suara bayinya, dan selamatlah bayi nabi Musa as.

Kemudian kata Allah: _"Jika engkau khawatir akan bayimu, khawatir pasukan Fir'aun akan datang lagi esok hari, maka hayutkanlah ia ke dalam sungai!"._

Bayangkan! Seorang ibu harus menghanyutkan bayinya di sungai. Tapi ibu Musa yakin dengan perintah ALLAH.  Maka diletakkanlah bayinya di sebuah keranjang, kemudian dihanyutkan ke sungai, walau saat itu ia melakukan dengan perasaan yang sangat berat, dengan perasaan yang sangat sedih, tapi ibu Musa patuh melakukan perintah Allah.

*_Lalu apa yang terjadi?_*

Sungai itu ternyata mengarah ke istana, dan keranjang itu ditemukan oleh istri Fir'aun, yang akhirnya bayi nabi Musa dipelihara dan tinggal di istana.

Tidak ada seorang pun yang dapat menyusui bayi nabi Musa kecuali ibunya. Akhirnya ibunya pun bekerja di dalam istana. Selamatlah anak dan ibu, tinggal di tempat paling aman saat itu.

Allah mengabulkan doa ibu nabi Musa dengan cara yang jauh lebih baik, walau mungkin diawali dengan perasaan sedih dan takut.

Saudara-riku tercinta...

Yakinlah bahwa Allah SWT tidak pernah *tidak mengabulkan* sebuah doa.

Pengabulan itu hanya soal *When* dan *How* saja.
Allah sangat tahu *kapan* dan *bagaimana* cara mengabulkannya.

*Kapan* dan *bagaimana* cara Allah mengabulkan itu tidaklah selalu sama dengan *kapan* dan *bagaimana* cara manusia minta dikabulkan.

Keputusan *kapan* dan *bagaimana* cara Allah mengabulkan itu adalah yang paling tepat dan jitu.

Ingat... Iblis saja yang durhaka dan jelas-jelas menentang-Nya _(artinya, dalam posisi ini Iblis penuh bergelimang dosa)_, dikabulkan doanya ketika ia meminta untuk dipanjangkan umurnya hingga kiamat tiba.

Oleh sebab itu, yang penting dalam berdoa itu adalah sikap tulus dan yakin. Kombinasi ini yang akan senantiasa menghidupkan dan mengembangkan harapan. Harapan yang tak pernah mati. Itulah cikal bakal lahirnya optimisme.

Bagaimanapun, doa seorang hamba pasti akan dikabulkan-Nya, namun...

✔ Kadang langsung dikabulkan-Nya di dunia,
✔ Kadang diganti dengan sesuatu yang lebih baik,
✔ Kadang ditunda untuk di akhirat,
✔ Kadang digunakan untuk menghapus dosa.

Seorang ulama bernama Yazid ar-Raqrasyi berkata:

_"Di akhirat nanti, ada seorang hamba yang terheran-heran melihat ganjaran pahala yang ia dapat, yang ia sendiri merasa tidak pernah melakukannya sewaktu hidup di dunia. Saat itu ada suara yang mengatakan: "Itulah ganjaran atas doa-doamu yang belum dikabulkan sewaktu di dunia"._

Beliau melanjutkan:
_"Andai saja manusia tahu bahwa ganjaran doanya lebih besar di akhirat, maka niscaya mereka akan berharap semua doa-doanya dikabulkan di akhirat saja"._

Jadi, jangan putus asa dalam berdoa, sebab Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa dan permohonan hamba-Nya, selama hamba-Nya berdoa dengan sungguh2 sungguh dan yakin dengan Maha Pengasih dan Penyayang nya ALLAH.

_"Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Aku Kabulkan untukmu"_ (QS. 40: 60)

_Wallaahu a'lam bish-shawwab._
😊❤💕

KAPAN BICARA DAN KAPAN DIAM

**
Rasulullah SAW bersabda :

_"Man kaana yu'minu billaahi wal Yaumil Aakhir, falyaqul khairan aw liyasmut"_

_"Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir Kiamat, maka hendaklah ia berbicara YANG BAIK atau DIAM..."_
(HR. Bukhari & Muslim)

• Alangkah indahnya DIAM,
bila BICARA dapat menyakiti orang lain...

• Alangkah terhormatnya DIAM,
bila BICARA hanya utk merendahkan orang lain...

• Alangkah bagusnya DIAM,
bila BICARA bisa mengakibatkan terhinanya orang lain...

• Alangkah cerdiknya DIAM,
bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain...

• Alangkah bijaknya DIAM,
bila BICARA hanya akan merugikan orang lain...

Akan tetapi...

» Betapa dahsyatnya BICARA,
bila DIAM itu mengakibatkan celakanya orang lain...

» Betapa saktinya BICARA,
bila DIAM itu menjadikan ruginya orang lain...

» Betapa hebatnya BICARA,
bila DIAM membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain...

» Betapa pentingnya BICARA,
bila DIAM mengakibatkan semakin bodohnya orang lain...

» Betapa TAJAM-nya kata2 saat kita sedang marah & betapa TEDUH-nya kata2 saat kita sedang senang...

Maka pertimbangkanlah....
Kapan kita DIAM & kapan kita harus BICARA....

"Jangan bicara tentang hartamu dihadapan orang miskin..."

"Jangan bicara  Kesehatanmu dihadapan orang sakit..."

"Jangan bicara kekuatanmu dihadapan orang lemah..."

"Jangan bicara kebahagiaanmu dihadapan orang yang sedang sedih..."

"Jangan bicara kebebasanmu dihadapan orang yang terpenjara..."

"Jangan bicara tentang anakmu dihadapan orang yang tidak punya anak..."

Seorang yang BIJAK ibarat AIR...
Yang selalu Tenang dan menenangkan...
Dingin dan mendinginkan...
Suci dan menyucikan...

Selamat menggapai _maghfirah_ Allah, saudara-riku tercinta....
😊❤🙏

KEKURANGAN & KELEBIHAN

Sepasang suami istri sedang makan malam bersama di rumah. Mereka adalah pengantin yang baru menikah 5 Tahun setelah melalui _"Ups & Downs Marriage"_. Di tengah makan malam mereka, sang istri membuka pembicaraan.

Istri : _“Suamiku sayang, bolehkah aku melakukan usul ???_

Suami : _“Boleh istriku sayang, silahkan..."_

Istri : _“Aku ingin kita menulis kekurangan pasangan kita masing2 di kertas kosong... agar kita bisa saling intropeksi diri. Tapi janji, tidak ada yang boleh tersingung. Bagaimana Sayang??"_

Suami : _“Baik istriku..."_

Sambil tersenyum manis sang istri kemudian pergi mengambil 2 lembar kertas kosong dan 2 pulpen.

Tiga Puluh menit kemudian...
Istri : _“Sayang aku sudah selesai menulisnya... apakah engkau juga sudah selesai..??_

Suami : _“Iya, aku juga sudah selesai..."_

Istri : _“Baiklah, sekarang tukar kertas kita masing2. Jangan ada yang dibuka dulu. Nanti dibaca secara terpisah setelah aku membereskan makan malam ini yaa..."_

Suami : _“Iya sayang...” Sambil kecup dahi istri.

Si istri mulai membereskan makan malam dan suami lantas pergi ke kamar tidur. Beberapa saat kemudian istri kirim sms kepada suami...

_“Suamiku, sekarang aku sudah selesai. Silahkan buka kertasnya dan baca tulisannya di kamar. Aku akan membacanya di dapur.."_

Sang suami langsung membuka kertas dan membacanya.
Setiap membaca tulisan mengenai kekurangannya, air matanya tidak bisa dibendung, mengalir di setiap sudut matanya. Karena ternyata begitu banyak kekurangan pada dirinya.

Sementara itu, di dapur sang istri juga membuka kertas.

Tak lama kemudian sang istri menghampiri suami ke kamar dengan raut muka masam,

Istri : _“Bagaimana suamiku, engkau telah membacanya..??"_

Suami : _“Sudah istriku, maafkan aku yang tidak bisa sempurna mendampingiku... maafkan aku,”_  air matanya semakin deras mengalir...

Istri : _“Iya suamiku... Tetapi mengapa engkau tidak menulis apapun dikertasku ini..??? Padahal aku telah menulis segala kekuranganmu..???"_

Suami : _“Istriku tercinta, tahukah engkau ... aku mencintaimu apa adanya… Sehingga aku melihat kekuranganmu sebagai kelebihan2... dan aku tahu ALLAH menciptakan setiap manusia dengan berbagai kekurangannya, untuk itu aku sebagai suamimu akan menjadi pelengkap untuk menutupi kekurangan istriku... aku mencintaimu karena ALLAH memilihmu sebagai pendampingku, istriku.."_

Sang suami menyatakan sambil menangis dan berbisik lirih di telinga sang istri.

Sang istri pun tak sanggup menahan tangis mendengar ucapan dari sang suami yang begitu sangat mencintainya. Ia menangis sesenggukan...

*****
Saudaraku...

Banyaknya pertengkaran suami istri sebab utamanya adalah sikap  *EGOIS*,   saling menuntut cinta, saling meminta diperhatikan, saling minta disayang, gengsi meminta *maaf lebih dulu jika melakukan kesalahan*, tidak mau berlomba memberi yang terbaik lebih dulu, yang berakibat hilangnya rasa syukur dan rasa menerima apa adanya.

Mari kita cintai pasangan kita *_apa adanya_* Dan BUKAN *_ada apanya_*  ...

*Tidak ada manusia yang sempurna, Tiada juga Istri atau Suami yang serba sempurna tapi bila kau mendambakan kehidupan yang sempurna maka  Cintailah Suamimu/Istrimu dengan cara yang Sempurna*...

"JIKA ANDA MENCARI YANG SEMPURNA, MAKA ANDA AKAN KEHILANGAN YANG TERBAIK..."
😊❤💕

JAD, SI ANAK YAHUDI

Jad,  adalah seorang bocah berusia 7 tahun di era tahun 40-an. Tinggal bersama keluarganya di salah satu apartemen pada sebuah kota di Perancis. Ia terlahir dari keluarga Yahudi yang taat dan berpendidikan tinggi.  Ibunya salah seorang professor di universitas terkemuka di Perancis kala itu.

Di salah satu sudut lantai dasar apartemen tersebut,  ada sebuah toko kecil "serba ada" yang menjadi tempat bagi warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, termasuk keluarga Jad. Toko itu milik seorang berkebangsaan Turki,  Ibrahim,  67 tahun. Seorang yang sangat sederhana, bukan dari kalangan berpendidikan tinggi.

Jad kecil hampir setiap hari berbelanja di toko ini. Bila berbelanja,  selalu, tanpa sepengetahuan Ibrahim, --setidaknya begitu persangkaannya--,  diam-diam ia mengambil sebuah permen coklat.  Sampai suatu hari ia lupa mengambil ( maaf : mencuri ) coklat tersebut.

Ketika melangkah meninggalkan toko, Ibrahim memanggilnya dan berkata, _"Jad, kamu lupa sesuatu, Nak."_ Jad kecil memeriksa belanjaannya. Tetapi, tidak menemukan sesuatu yang terlupakan.

_"Bukan itu,"_ kata Ibrahim. _"Ini."_ Sambil memegang coklat yang biasa diambil Jad.  Tentu saja Jad kaget dan ketakutan. Takut bila Ibrahim menyampaikan 'hal memalukan' tersebut ke orang tuanya.  Reaksinya,  bengong dan pucat.

_"Tidak apa-apa, Nak. Mulai hari ini kau boleh mengambil sebuah coklat gratis setiap berbelanja sebagai hadiah. Tapi,  berjanjilah untuk jujur dan mengatakannya,"_
kata Ibrahim sambil tersenyum.

Sejak hari itu, Jad menjadi sahabat Ibrahim. Ia tidak hanya datang menjumpai Ibrahim untuk berbelanja, tetapi juga menjadi tempat bercerita dan menumpahkan keluh kesahnya.

Bila menghadapi suatu masalah,  Ibrahim adalah orang yang pertama diajaknya berbicara.  Dan, bila itu terjadi,  Ibrahim tidak pernah langsung menjawabnya, namun selalu menyuruh Jad untuk membuka halaman sebuah buku tebal yang tersimpan di sebuah kotak kayu. Ibrahim akan membaca dua halaman tersebut tanpa suara,  kemudian menjelaskan jawaban dari masalah yang dihadapi Jad.

Hal tersebut berlangsung selama lebih kurang 17 tahun. Sampai satu ketika salah seorang anak Ibrahim mendatangi Jad dan memberikan kotak tersebut kepadanya sembari membawa berita yang sangat menyedihkan Jad yang saat itu telah menjadi pemuda.  Ibrahim, sahabat sejatinya telah berpulang. Wafat.

Kotak berisi kitab itu diterimanya penuh haru. Jad memperlakukannya dengan takzim sebagai representasi Ibrahim.

Satu ketika, saat ia berhadapan dengan satu masalah pelik,  ia mengambil kotak dan membuka kitab yang ada di dalamnya, sebagaimana yang sering ia lakukan dengan Ibrahim. Ternyata kitab itu bertuliskan huruf arab. Ia pun memohon temannya berkebangsaan Tunisia untuk menjelaskan makna dari 2 halaman yang dipilihnya secara acak.

Sang teman ini pun kemudian membacakan makna tulisan itu.  Sungguh,  apa yang disampaikan sahabatnya  seakan bagaikan jawaban khusus bagi masalah yang sedang ia hadapi. Jad lalu bertanya kepada sahabatnya: _"Ini kitab apa..?"_

_*"Al-Qur'an*,  kitab suci Umat Islam."_

Kaget dan takjub Jad mendengar hal tersebut. Ia langsung bertanya bagaimana syarat untuk menjadi seorang muslim.

Dijawab oleh Si Tunisia : _"Mudah, syahadat dan berusaha menjalankan syariah."_

Hari itu Jad  masuk Islam dan mengubah namanya menjadi *Jadullah Al-Qurani*. Dia berjanji untuk mempelajari Al-Quran dengan sebaik-baik dan semampunya.

Tentu saja keluarganya yang beragama  Yahudi, terutama Ibunya yang profesor, sulit menerima hal tersebut dan berusaha untuk mengembalikan Jad kepada keyakinannya semula.
Sang Ibu berjuang dengan berbagai cara bahkan mengajak teman-teman dari kalangan intelektual Yahudi untuk memberi pengertian pada Jad. Ini berlangsung selama 30 tahun.
Tetapi, tidak berhasil.

Pengaruh Ibrahim yang bersahaja, ternyata mengalahkan semua orang-orang pintar di sekitar Jad.

Jadullah pernah berkata,

_"Saya jadi Muslim di tangan seorang lelaki yang justru tidak pernah berbicara tentang agama.."_
_"Tak pernah berkata" :_
_"kamu Yahudi",_
_"kamu Kafir",_
_"belajarlah agama",_
_"jadilah muslim"._

_"Tapi, ia menyentuh saya dengan *akhlak*, sebaik-baiknya perilaku. Memperkenalkan kepada saya sebaik-baiknya kitab,   *Al-Qur'an* "_

Jadullah Al-Qur'ani meninggal di tahun 2003. Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang Muslim--lebih kurang 30 tahun--ia telah mengislamkan lebih dari *6 juta orang* di Afrika.

Sementara Ibunya masuk Islam di tahun 2005, di usia 78 tahun,  dua tahun setelah meninggalnya sang anak tercinta : *Jadullah Al-Qur'ani.*

*****
Saudaraku...
Ini kisah nyata yang luar biasa yang sangat inspiratif..terutama bagi para juru dakwah.

Apa lagi masih banyak dari saudara muslim kita yang masih suka mengkafir-kafirkan sdr muslim yang lain... hanya beda cara memaknai sebuah, atau beberapa ayat Al Qur'an atau hadits...

Semoga kita termasuk muslim yang Rahmatan lil'alamin...
😊❤💕
[12/6 11.52] Syamsul Pak QL: _Labbaik Allahumma Labbaik.. Labbaika laa syariikalaka Labbaik_... _Innal hamda wanni'mata laka wal mulk laa syariikalak..._

_Assalamualaikum wr wb._

Saudara-riku tercinta...

Insya Allah pd hari ahad ini, 12 Juni 2016, saya bersama keluarga besar Institute of Quantum Life akan pergi melaksanakan ibadah yang istimewa, *Umrah Ramadhan*  ke Baitullah di _Makkah Al-Mukarramah_ dan _Madinah Al-Munawarah._

Mohon doanya agar kami semua selamat dan lancar dlm perjalanan pergi hingga kembali ke tanah air, serta mendapat anugerah umrah yg mabrur...

Apabila selama ini kami ada salah dan khilaf mohon dimaafkan yaa...agar kami bisa tenang dan khusyu' dlm menjalankan ibadah.

Kami akan berdoa di sana, agar saudara-riku mendapat kesempatan berikutnya diundang Allah sebagai tamu-Nya yg mulia...

_"Allahummaj'alnaa 'umratan mabruura wa sa' yan masykuura wa dzanban maghfuura wa 'amalan shalihan maqbuula wa tijaaratan lan tabuur..."_

_Wassalaamu 'alaikum wr wb._

Kami mencintai kalian semua karena ALLAH.
😊❤💕

Kisah adaptif

🐢 🐢

Di sebuah organisasi pertambangan minyak di Arab Saudi, diakhir tahun 1940-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yg kering. Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yg tampak didepannya dan segera mengisi air dingin kedalam gelas.

Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan : “Hei, kamu tidak boleh minum air ini. Kamu cuma Anggota Pekerja Biasa. Air ini hanya khusus untuk Pengurus Insinyur”. Suara itu berasal dari mulut seorang Senior Enjenir Amerika yg bekerja di perusahaan tsb.

Anggota muda itu akhirnya hanya terdiam menahan haus. Ia tahu ia hanya lulusan SD. Kalaupun ada pendidikan yg dibanggakan, ia lulusan lembaga Tahfidz Quran, tapi keahlian itu tidak ada harganya di Organisasi perusahaan minyak yg saat itu masih dikendalikan oleh manajeman Amerika.

Hardikan itu selalu terngiang di kepalanya. Ia lalu ber-tanya² kenapa ini terjadi padaku? Kenapa segelas air saja dilarang untuk'ku? Apakah karena aku pekerja rendahan, sedangkan mereka insinyur? Apakah kalau aku menjadi insinyur aku bisa minum? Apakah aku bisa menjadi insinyur seperti mereka?
Pertanyaan ini selalu ter-ngiang² dalam dirinya. Kejadian ini akhirnya menjadi momentum baginya untuk membangkitkan “SIKAP POSITIF”.

Muncul komitmen dalam dirinya. iapun lalu bekerja keras siang hari dan melanjutkan sekolah malam hari. Hampir setiap hari ia kurang tidur untuk mengejar ketertinggalannya.

Tidak jarang olok² dari temanpun diterimanya. Buah kerja kerasnya menggapai hasil. Ia akhirnya bisa lulus SMA.

Kerja kerasnya membuat perusahaan memberi kesempatan padanya untuk mendalami ilmu. Ia dikirim ke Amerika mengambil kuliah S1 bidang teknik dan master bidang geologi. Pemuda ini lulus dengan hasil memuaskan.
Selanjutnya ia pulang kenegerinya dan bekerja sebagai insinyur.

Kini ia sudah menaklukkan ”rasa sakit”nya, kembali sebagai insinyur dan bisa minum air yg dulu dilarang baginya. Apakah sampai di situ saja? Tidak, karirnya melesat terus. Ia sudah terlatih bekerja keras dan mengejar ketinggalan, dalam pekerjaanpun karirnya menyusul yg lain.
Karirnya melonjak dari kepala lokal. kepala wilayah. manajer umum sampai akhirnya ia menjabat sebagai wakil direktur, sebuah jabatan tertinggi yg bisa dicapai oleh orang lokal saat itu.

Ada kejadian menarik ketika ia menjabat wakil direktur. Insinyur Amerika yg dulu pernah mengusirnya, kini justru jadi bawahannya.

Suatu hari insinyur tsb datang menghadap karena ingin minta izin libur dan berkata : “Aku ingin mengajukan izin liburan. Aku berharap Anda tidak mengaitkan kejadian air di masa lalu dengan pekerjaan resmi ini. Aku berharap Anda tidak membalas dendam atas kekasaran dan keburukan perilaku'ku di masa lalu”.

Apa jawab sang wakil direktur mantan Anggota pekerja rendahan in i: “Aku ingin berterima-kasih padamu dari lubuk hatiku paling dalam karena kau melarang aku minum saat itu. Ya dulu aku benci padamu. Tapi, setelah izin Allah, kamu lah sebab kesuksesanku hingga aku meraih sukses ini.

Kini sikap positfnya sudah membuahkan hasil, lalu apakah ceritanya sampai disini?
Tidak. Akhirnya mantan anggota pegawai rendahan ini menempati pengurus tertinggi di perusahaan tsb. Ia menjadi Presiden Direktur pertama yg berasal dari bangsa Arab.
Tahukan Anda apa perusahaan yg dipimpinnya? Perusahaan itu adalah Aramco (Arabian American Oil Company) perusahaan minyak terbesar didunia.

Ditangannya perusahaan ini semakin membesar dan kepemilikan Arab Saudi semakin dominan. Kini perusahaaan ini menghasilakn 3.4 juta barrels (540,000,000 m3) dan mengendalikan lebih dari 100 ladang migas di Saudi Arabia dengan total cadangan 264 miliar barrels (4.20×1010 m3) minyak dan 253 triliun cadangan gas.
Atas prestasinya Ia ditunjuk Raja Arab Saudi untuk menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral yg mempunyai pengaruh sangat besar terhadap dunia.

Ini adalah kisah adaptif..Ali bin Ibrahim Al-Naimi yg sejak tahun 1995 sampai saat ini menjabat sebagai Menteri Perminyakan dan Mineral Arab Saudi.

Terbayangkah hanya dengan mengembangkan hina'an menjadi hal yg positif, isu air segelas dimasa lalu membentuknya menjadi salah seorang pengurus pengelola organisasi minyak yg paling berpengaruh di seluruh dunia.

Itulah kekuatan”SIKAP POSITIF”
Kita tidak bisa mengatur bagaimana orang lain berperilaku terhadap kita Kita tidak pernah tahu bagaimana keadaan akan menimpa kita.

Tapi kita sepenuhnya punya kendali bagaimana menyikapinya.
Apakah ingin hancur karenanya? Atau bangkit dengan semangat “Bersikap Positif” dan menjadi bagian dari solusi...
💥terimakasih mau mikir & membacanya💥

LAPAR

*...*

Kisah ini adalah salah satu jawaban dari pertanyaan mengapa Islam tetap bisa bertahan sampai sekarang.

Ada satu masa dimana pertanyaan lain juga mampir dipikirkan saya; _"adakah kilatan pedang dan tetesan darah yang membuat Islam menyebar jauh ke penjuru dunia, ataukah akhlak sang penyampai risalahnya yang membuatnya kita (atau saya) jatuh hati._

Demikian kisah ini, saya tuturkan ulang dalam bahasa sederhana dan ala kadarnya:

Isya' pada malam itu berbaris rapi di belakang Nabi Muhammad SAW para sahabat, masuk diantaranya adalah Umar Bin Khattab.

Tapi ada yang tak biasa pada shalat jama'ah waktu itu itu, terdengar suara gesekan tulang-tulang sendi, hingga terdengar suara-suara yang memilukan; _"krek, krek , krek"_  saat  ruku' dan sujud dari arah depan, arah imam, arah baginda Nabi Muhammad SAW.

Selesai shalat para sahabat saling pandang, dari tatapan matanya seolah mereka punya firasat yang sama; Nabi sedang sakit. Maka, selesai shalat itu mereka bergerombol mengelilingi Nabi. Umar waktu itu memberanikan diri bertanya pada beliau; _"wahai Nabi, apakah engkau sedang sakit?"_

_"Tidak"_,   jawab Nabi.

Sekali lagi Umar bertanya; _"Wahai Nabi apakah engkau sedang sakit?"_

_"Tidak"_,   tukas Nabi.

_"Tapi wahai Rasulullah_, Umar melanjutkan, _"saat shalat tadi kami mendengar ada bunyi sendi yang saling bergesekan dari badanmu."_

_"Tidak, aku tidak sedang sakit"_,   Nabi meyakinkan.

Para sahabat dan termasuk juga  Umar tak henti-hentinya memastikan Nabi dalam keadaan sehat dengan bertanya keadaan beliau, namun jawaban yang keluar dari Nabi tetaplah sama; tidak, beliau tidak sakit.

Para sahabat tak putus asa, mereka terus bertanya pada Nabi apakah beliau sedang sakit atau tidak, karena telinga mereka telah menjadi saksi atas suara gemeratak tulang  ketika Nabi menggerakkan badan saat shalat tadi. Mereka khawatir sekali terjadi sesuatu pada Nabi, pada Rasulullah, yang sangat mereka cintai.

Terdesak oleh pertanyaan sahabat yang tak berkesudahan itu, akhirnya dalam keadaan yang sangat terpaksa Nabi mau "mengaku" dengan membuka bajunya.

Perlahan Nabi membuka kain yang membalut perutnya. Dan para sahabat melihat ada batu-batu kecil dalam kain itu. Umar yang terkejut pun pun sontak bertanya:

_"Wahai Nabi, untuk apakah engkau membalut perutmu dengan batu?"_

_"Aku lapar, dan aku tak memiliki apa-apa untuk dimakan..."_

Dengan suara parau dan bergetar karena sedih Umar berkata:

_"Wahai Rasulullah, sehina itukah engkau memandang kami? Apakah engkau mengira jika engkau berkata lapar, kami tidak akan memberikan makanan yang paling lezat.?"_

_"Wahai Rasulullah"_, Umar kembali merendahkan suaranya, _"kami semua wahai kekasih Allah, sahabatmu ini, hidup dalam kemakmuran."_

_"Tidak Umar"_, Nabi menjawab pertanyaan Umar yang beruntun ITU,  _"karena aku tahu bahwa kalian tidak hanya akan memberikan makanan lezat padaku, tapi juga *harta* bahkan juga *nyawa* kalian untukku sebagai rasa cinta. Tapi Umar, bagaimana nantinya aku akan menghadap Tuhan dan caraku untuk menyembunyikan malu, jika sebagai pemimpin aku hanya menjadi beban pada orang yang aku pimpin..??"_

Mendengar jawaban nabi tersebut Umar dan sahabat langsung terdiam dan menangis.

Segala macam kecintaan yang diberikan pada junjungan Nabi Muhammad SAW  memang sudah pada tempatnya. Sudah selayaknya, sudah seharusnya. Dan itulah mengapa risalah yang beliau bawa bisa sampai pada kita hingga dengan saat ini.
Karena Akhlaknya yang mulia...

Dengan segala kekuatan dan kehebatan yang dimilikinya sebagai seorang kepala negara, panglima tertinggi, pemegang otoritas agama, Nabi Muhammad hanya cukup berucap satu kata untuk memenuhi perutnya dengan berbagai makanan lezat. Dan apa yang diinginkan pasti akan tersedia. Namun tidak, Beliau  tidak melakukan Itu.  Beliau sedang mengajarkan pada kita cara untuk *berpuasa, imsak, menahan "nafsu" diri*.

Nabi yang agung itu mengajarkan cara menahan diri untuk tidak mengambil barang sedikitpun dari kekuasaan yang dimilikinya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri.

Nabi mengajarkan tentang bagaimana berpuasa yang indah, yaitu menahan diri untuk tidak memanfaatkan apa yang menjadi amanahnya hanya untuk kelangsungan hidupnya.


Shalawat dan Salam semoga Allah curahkan bagimu wahai Kekasih Allah. Kami telah sampai di bulan Ramadhan ini untuk kesekian kalinya, namun wahai Rasulullah, kami masih juga tertatih-tatih untuk bisa mencintai dengan sungguh-sungguh dengan meneladani akhlakmu...
😭😭😭😭😭

PENGHUNI SURGA

**
Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW duduk di masjid dan berbincang-bincang dengan para sahabatnya. Tiba-tiba beliau bersabda:

_“Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk kemari”_

Semua matapun tertuju ke pintu masjid dan pikiran para hadirin membayangkan seorang yang luar biasa. _“Penghuni surga… penghuni surga…”_, demikian gumam mereka.

Beberapa saat kemudian, masuklah seseorang dengan air wudhu yang masih membasahi wajahnya dan dengan tangan menjinjing sepasang alas kaki. Apa gerangan keistimewaan orang itu sehingga mendapat jaminan surga? Tidak seorangpun yang berani bertanya walau seluruh hadirin merindukan jawabannya.

Keesokan harinya, peristiwa di atas terulang kembali. Ucapan Nabi dan _“si penghuni”_ surga dengan keadaan yang sama semuanya terulang, bahkan pada hari ketiga pun terjadi hal yang demikian.

Seorang sahabat yang bernama Abdullah ibnu ‘Amr tidak tahan lagi, meskipun ia tidak berani bertanya dan khawatir jangan sampai ia mendapat jawaban yang tidak memuaskannya. Maka timbullah sesuatu dalam benaknya. Dia mendatangi si penghuni surga sambil berkata:

_“Saudaraku.. telah terjadi kesalahpahaman antara aku dan orang tuaku, dapatkah aku menumpang di rumahmu selama tiga hari?”_

_“Tentu, tentu...”,_  jawab si penghuni surga.

Rupanya, Abdullah bermaksud ingin melihat secara langsung _“amalan”_ si penghuni surga.

Tiga hari tiga malam ia memperhatikan, mengamati bahkan mengintip si penghuni surga, tetapi tidak ada sesuatu pun yang istimewa. Tidak ada ibadah khusus yang dilakukan si penghuni surga. Tidak ada shalat malam, tidak pula puasa sunnah. Ia bahkan tidur dengan nyenyaknya hingga beberapa saat sebelum fajar. Memang sesekali ia terbangun dan ketika itu terdengar ia menyebut nama Allah di pembaringannya, tetapi sejenak saja dan tidurnya pun berlanjut.

Pada siang hari si penghuni surga bekerja dengan tekun. Ia ke pasar, sebagaimana halnya semua orang yang ke pasar.

_“Pasti ada sesuatu yang disembunyikan atau yang tak sempat kulihat. Aku harus berterus terang kepadanya”,_ demikian pikir Abdullah.

_“Apakah yang engkau perbuat sehingga engkau mendapat jaminan surga dari Rasululllah?”,_ tanya Abdullah.

_“Ya.. seperti yang engkau lihat itulah..”,_ jawab si penghuni surga.

Dengan kecewa Abdullah bermaksud kembali saja ke rumah. Tapi tiba-tiba tangannya dipegang oleh si penghuni surga seraya berkata:

_“Apa yang engkau lihat itulah yang aku lakukan, ditambah sedikit lagi, yaitu bahwa aku tidak pernah merasa iri hati terhadap seseorang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, dan tidak pernah pula aku melakukan penipuan dalam segala aktivitasku”._

Dengan menundukkan kepala, Abdullah meninggalkan si penghuni surga sambil berkata: _“Rupanya, yang demikian itulah yang menjadikan engkau mendapat jaminan surga”._

Saudaraku sekalian…

Untuk menjadi penghuni surga ternyata, menurut Nabi SAW, tidak cukup hanya sekedar menjalankan ritual ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dll. Dari kisah di atas, ada dua hal yang dapat menjadikan seseorang menjadi penghuni surga, yaitu:

*1. TIDAK IRI HATI (DENGKI) TERHADAP SESEORANG YANG DIANUGERAHI NIKMAT OLEH ALLAH*

Iri hati (dengki) dalam bahasa agama dinamakan _*HASAD*_. Nabi SAW memperingatkan umatnya dalam sebuah hadits:

_“Hendaklah kalian menjauhi sifat *HASAD*, karena sesungguhnya sifat HASAD akan ‘memakan’ amal kebaikan seperti halnya api ‘memakan’ kayu bakar”._

Di akhirat nanti, ada golongan yang disebut oleh Nabi SAW dengan _*MUFLIS*_. Suatu ketika Nabi SAW pernah bertanya:

_*“Atadruuna mal muflis?*_Tahukah kalian apa itu bangkrut?”_

Ada sahabat yang menjawab: _“Bangkrut adalah dimana seorang pedagang yang rugi karena modalnya tidak kembali”._

Nabi SAW menggelengkan kepalanya, kemudian menjelaskan:

_*“Muflis* (bangkrut) adalah dimana seseorang rajin beribadah, ia melakukan sholat, puasa, zakat, namun disisi lain ia juga menghina, melakukan ghibah (gossip), memfitnah, mengadu domba dan menyakiti hati saudaranya. Pada saat dia akan dimasukkan ke dalam surga, orang yang pernah difitnah memprotes kepada Allah: ‘Ya Allah, dahulu waktu di dunia ia telah memfitnahku’, kemudian sebagai gantinya, Allah SWT mengambil amal kebaikannya dan menyerahkannya kepada orang yang telah difitnahnya._

_Kemudian datang lagi orang lain mengadukan hal yang sama, dan kemudian Allah SWT mengambil amal kebaikannya sebagai gantinya. Demikian seterusnya, sehingga amal kebaikannya habis, namun masih banyak orang yang pernah ia fitnah, ia hina atau ia sakiti. Karena amal kebaikannya sudah habis, maka dosa orang yang difitnah, dihina atau disakiti itu diberikan kepadanya. Sehingga timbangan dosanya lebih besar daripada timbangan pahalanya, dan akhirnya dimasukkan ke dalam neraka"._

_*Na’udzubillah…*_

Saudaraku…
Keshalehan seseorang itu bukan hanya diukur dari banyaknya amal ibadah _"mahdhoh"_ (seperti shalat, puasa, zakat) yang ia lakukan, tapi juga diukur sejauh mana sikapnya terhadap orang lain. Mungkin banyak diantara kita yang rajin sholat, puasa, zakat, dll, tapi kita juga seringkali menyakiti hati orang lain, menyakiti hati tetangga, menghina, memfitnah, ghibah, dll.

Padahal kata Nabi SAW: _“Tidak! demi Allah tidak beriman… tidak! demi Allah tidak beriman… tidak! demi Allah tidak beriman!"._

Para sahabat bertanya: _"Siapakah itu wahai Rasulullah?"_

Beliau menjawab: _“Orang yang tetangganya tidak aman dari keburukan (sifat) nya.”_ (HR. Bukhari)

Hubungan “vertikal” seseorang juga ditentukan oleh sejauh mana hubungan “horizontal”nya.

*2.  TIDAK MELAKUKAN PENIPUAN (DUSTA/BOHONG) DALAM SEGALA AKTIVITAS KEHIDUPAN*

Nabi SAW pernah menjelaskan kepada seseorang yang bertanya tentang Islam. Nabi SAW menjawab: _“Islam adalah meninggalkan bohong (dusta)"_

Bohong/dusta juga termasuk salah satu kejahatan lisan selain ghibah. Bohong/dusta seringkali menghiasi obrolan kita. Rasanya belum “sedap” jika obrolan kita dengan orang belum dihiasi dengan kebohongan.

Bohong/dusta dapat mengarahkan seseorang kepada sifat khianat, yang merupakan salah satu sifat orang munafik.

Di bulan Ramadhan ini, seperti apa yang dijelaskan oleh Iman al-Ghozali mengenai sifat puasa *khusus bil khusus*, adalah bukan hanya sekedar menahan lapar, haus dan hubungan sex semata, tapi juga mempuasakan semua panca indera dan hati kita, termasuk lisan, untuk tidak melakukan maksiat.

Iri hati dan dusta adalah dua penyakit yang sangat berbahaya bagi kita. Hendaknya kita dapat menjauhi kedua sifat tersebut, agar kita (insya Allah) bisa mendapatkan predikat sebagai *Penghuni Surga*.

_Aamiin Yaa Robbal ‘aalamiin.._

_Wallaahu alam bish-shawwab_.
😊❤💕

Vincentius Billy

Assalamualaikum ....
Selamat pagiiiii ........
Bagus ini buat dibaca ...


☺👇

_..Risau akan kejadian yang menimpa Vincentius Billy (mahasiswa FEUI yg ditemukan gantung diri di kamar kosnya karena Depresi nilainya anjlok) saya menemukan tulisan yang layak direnungkan oleh para orang tua:_

*KAJIAN PARENTING*

By  : _Ibu Elly Risman_
( *Senior Psikolog dan Konsultan, UI* )

Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka _izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri ._

Jangan memainkan semua peran,

_ya jadi ibu,_
_ya jadi koki,_
_ya jadi tukang cuci._

*ya jadi ayah,*
*ya jadi supir,*
*ya jadi tukang ledeng,*

Anda bukan anggota tim SAR!
Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. *Tidak ada sinyal S.O.S!*
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.

#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, *"Sini...Ayah bantu!".*

#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, *"Sini...Mama saja".*

#Tali sepatu sulit diikat, *"Sini...Ayah ikatkan".*

#Kecipratan sedikit minyak
*"Sudah sini, Mama aja yang masak".*

Kapan anaknya bisa?

Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, *_Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?_*

Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Kemampuan menangani stress,
Menyelesaikan masalah,
dan mencari solusi,
merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.

Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,
Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!

Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.

Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,
tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.

Tampaknya sepele sekarang...
Secara apalah salahnya kita bantu anak?

Tapi jika anda segera bergegas mnyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.

*Sakit sedikit, mengeluh.*
*Berantem sedikit, minta cerai.*
*Masalah sedikit, jadi gila.*

Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk *_AQ_* nya.

AQ?
Apa itu?
*ADVERSITY QUOTIENT*

Menurut Paul G. Stoltz,
*_AQ_ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.*

Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?

Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.
Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.

So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...

*Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan.*

_Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan._
Ajari mereka menangani frustrasi.

Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,
*Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?*

Bisa2 anak anda ikut mati.

Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.

Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,
Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.

Tapi sadarilah,
hidup tidaklah mudah,
masalah akan selalu ada.
Dan mereka harus bisa *bertahan.*
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang _*tidak bisa dihindari.*_
🌸🍒