Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
KHASANAH RUQYAH 🌿🌿🌿 Abdullah bin Ali al-Jua’itsin
----------------------------
 
Ruqyah mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk kesembuhan seseorang dan hilangnya penyakit yang dideritanya, dengan izin Allah. Jika seorang hamba mengobati sakit yang dideritanya dengan ruqyah syar'i, dan itu dilakukan secara tepat, niscaya dia akan mendapat pengaruh positif yang luar biasa untuk sembuh, baik sakitnya itu menimpa badannya, jiwanya, ataupun hatinya.


Allah SWT berfirman:
"Dan Kami turunkan dari al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman .... “ (QS. AI-Isra': 82)
“…Katakanlah.' 'Al-Qur-an itu adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman ....” (QS. Fushshilat: 44)

Asy-Syinqithi menjelaskan, "Kedua ayat ini menunjukkan fungsi al-Qur-an sebagai penawar bagi berbagai penyakit hati, seperti keraguan dan kemunafikan. Selain itu, al-Qur-an juga dapat menjadi penawar bagi penyakit-penyakit fisik melalui ruqyah, sebagaimana ditunjukkan dalam kisah seseorang yang disengat kalajengking kemudian diruqyah dengan surah Al-Fatihah hingga sembuh." [Adhwa’ul Bayan (III/624)]

Ibnul Qayyim menerangkan, "Dimaklumi bahwa beberapa perkataan (bacaan) memiliki keistimewaan dan manfaat yang sudah teruji, apalagi firman Allah, Rabb semesta alam. Keutamaan firman-Nya atas semua perkataan selain-Nya seperti keutamaan diri-Nya atas semua makhluk. Firman-Nya adalah sumber kesembuhan yang sempurna, sumber perlindungan yang paling bermanfaat, sumber cahaya yang memberi petunjuk, dan sumber rahmat bagi semua makhluk. Bahkan, apabila firman-Nya itu diturunkan kepada sebuah gunung, niscaya gunung itu hancur berkeping- keping karena tidak sanggup memikul beban keagungan dan kebesarannya. [Zadul Ma’ad (IV/177)]
================
Mendakwahi jin saat ruqyah, hakikatnya jg menghidupkan sunnah Nabi....

Maka tdk sepantasnya dilarang... Apalagi menyebut saudara sendiri sedang bermesraan dgn setan dan hobi membelai-belai mereka.... -_-

Sebenarnya saya pribadi ngga terlalu suka terlalu bertele-tele saat mendakwahkan jin...
Namun tahapan ini sbenarnya menjadi tahapan yg sangat penting ketika ruqyah dan harus dikenalkan pada masyarakat.... karena kita bukan seorang Rasul yg mengetahui mana yg setan dan mana yg bukan (karena ada jin yg mengganggu karena dipaksa/dendam/ingin menuntut balas/terundang/dsb)...


Mana dalilnya bahwa Rasulullah menyuruh kita utk mendakwahi jin terlebih dahulu ?
Dalilnya adalah hadits yg diriwayatkan oleh Imam Muslim yg menyuruh kita utk memperingatkan terlebih dahulu ular yg nampak di rumah kita sebanyak 3 x....
إن لهذه البيوت عوامر فإذا رأتم منها شيئا فحرجوا عليها ثلاثا فإن ذهب و إلا فاقتلوه فإنه كافر
"Sesungguhnya dalam rumah ini ada jin2 penunggu, maka apabila kalian melihat sesuatu dari mereka, hendaknya memperingatkannya 3 x.. apabila ia pergi maka biarkanlah.. dan bila masih menetap maka bunuhlah karena dia itu KAFIR..."

Bagi yg menggemborkan ruqyah adalah perang/jihad.. maka dakwah bilhikmah kepada jin juga sbg salah satu tahapan langkah berjihad dgn mereka...

Syaikh Sa'iid 'Abdul 'Adzhiim berkata dlm kitab "Tahshiiluz Zaadi Litahqiiqil Jihaadi" :
فالإصلاح بالوعظ أولا فإن لم يفلح جهده فعليه أن يصلح بالقوة ولا يجوز الثاني ما لم يتثبت من عدم تأثير اﻷول
"Mengishlah itu awalnya harus menggunakan nasehat terlebih dahulu, apabila tidak membuahkan hasil maka boleh lanjut kpd tahapan yg kedua yakni mengishlah dgn kekuatan... dan TIDAK BOLEH tahapan kedua dilakukan sebelum dilakukan tahapan pertama.."

Nah jika tidak dilakukan mungkin msh kurang faham dgn tatacara jihad yg sebenarnya :)
"Kan dalam alquran udah jelas siapa yg mesti didakwahi dan siapa yg harus langsung dibantai... dakwah itu sama manusianya, BUKAN SAMA JINNYA !!! coba liat surat an-Nahl ayat 125 juz 14 dan annisa ayat 76 juz 5...!!!"
Hmm.... inilah korban dari penafsirannya sendiri...
Syaikh Sayyid Ali Murtadho mengatakan :
فالحجة علي الجني بالحكمة و الموعظة الحسنة بلا رشوة و لا مصانعة وبا خوف
"Hujjah yg ditujukan kepada jin harus disampaikan dgn penuh HIKMAH dan NASEHAT YANG BAIK tanpa ada sogokan, tanpa dibuat-buat, dan tanpa ada rasa takut.."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan dlm majmu fatawa jilid 19 hal.40 :
وإذا كان الجن أحياء عقلاء  مأمورين منهيين لهم ثواب و عقاب و قد أرسل إليهم النبي صلي الله عليه و سلم، فالواجب علي المسلم أن يستعمل فيهم ما يستعمله في الإنس من اﻷمر بالمعروف و النهي عن المنكر، و الدعوة إلي الله كما شرع الله و رسوله، و كما دعاهم النبي صلي الله عليه و سلم...
"Apabila bangsa jin adalah makhuk yg hidup dan berakal, makhluk yg disuruh (utk taat), dilarang (dari kemaksiatan), dijanjikan pahala dan juga siksaan,dan telah diutus nabi shallallahu'alaihi wa sallam kepada mereka...
maka WAJIB bagi stiap muslim untuk memperlakukan bangsa jin sebagaimana mereka memperlakukan manusia dgn menyuruh kpada kebaikan dan melarang dari yg munkar, (wajib pula) mendakwahi mereka kpd Allah sbagaimana yg telah disyariatkan Allah dan Rasul-Nya.. dan sbagaimana Nabi shallallahu'alaihi wa sallam mendakwahi mereka..."

Semoga yg dikit ini bisa membuka cakrawala pikiran kita semua... agar tidak jumud dan tidak taqlid pada satu figur tertentu...

Barakallaahu fiikum...
Muhibbukum fillah...
Muhammad Faizar Hidayatullah

ORANG SAKIT HARUS BERDO’A

KHASANAH RUQYAH 🌿🌿🌿 Abdullah bin Ali al-Jua’itsin
----------------------------
Sakit yang menimpa seseorang, terjadi karena ketentuan Allah SWT. Sehingga Allah kuasa untuk menghilangkannya, karena dari-Nyalah sakit itu bersumber dan dari-Nya pula kesembuhan bermula. Setidaknya, seperti itulah pengakuan Nabi Ibrahim yang dikutip dari firman-Nya:
"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”  (QS. Asy-Syu'ara': 80)

Maka, seharusnya orang sakit berdo'a dan memohon agar Allah SWT menyembuhkan dan menghilangkan penyakit yang kini menimpanya. Allah SWT sangat dekat dari hamba-Nya dan pasti mengabulkan do’a mereka. Allah menyukai apabila banyak hamba yang memohon kepada-Nya, dan Dia akan membalas permohonan mereka dengan pengabulan serta pahala yang besar. Hal ini secara jelas disebutkan dalam beberapa ayat al-Qur-an, di antaranya:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila dia berdo'a kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS Al-Baqarah:186)
"Dan Rabbmu berfirman: 'Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu' ....” (QS. Al-Mu'min: 60)

"Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdo'a kepada Rabb-nya, '(Ya Rabbku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang Maha Penyayang dari semua  yang penyayang.' Maka Kami kabulkan (do'a)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah  mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.’” (QS. Al-Anbiya’: 83-84)

"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan…” (QS. An-Naml: 62)
====================

عِبَادَةٌ غَالِيَةٌ عِنْدَ اللهِ، قَلِيْلَةُ الْوُجُوْدِ بَيْنَ النَّاسِ .. 
Ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, namun keberadaan (hal ini) di tengah manusia sangat sedikit
(هِيَ صَفَاءُ الْقَلْبِ)
Yaitu : HATI YANG JERNIH


- قَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا مَرَرْتُ عَلَى بَيْتِ مُسْلِمٍ مَشِيْدٍ دَعَوْتُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ !؟ 
Sebagian mereka berkata, “Setiap kali melewati rumah megah milik seorang Muslim, saya berdo’a semoga Allah memberkahinya.”
- وَقَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا رَأَيْتُ نِعْمَةً عَلَى مُسْلِمٍ (سَيَّارَةً، مَشْرُوْعًا، مَصْنَعًا، زَوْجَةً صَالِحَةً، ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ...) قُلْتُ: اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مُعِيْنًا لَهُ عَلَى طَاعَتِكَ وَبَارَكَ لَهُ فِيْهَا ! 
Sebagiannya lagi berkata, “Setiap kali melihat satu kenikmatan pada seorang Muslim (mobil, proyek, pabrik, istri shalihah, anak keturunan yang baik), saya berkata: ‘Ya Allah..Jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya’”
- وَقَالَ آخَرُ: كُلَّمَا رَأَيْتُ مُسْلِمًا يَمْشِيْ مَعَ زَوْجَتِهِ، دَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُؤَلِّفَ بَيْنَ قَلْبَيْهِمَا عَلَى طَاعَتِهِ. 
Ada juga yang berkata, “Setiap kali melihat seorang Muslim berjalan bersama istrinya, saya berdo’a kepada Allah semoga Allah  menyatukan hati keduanya dalam rangka taat kepada Allah ”.
وَقَالَ بَعْضُهُمْ: كُلَّمَا مَرَرْتُ عَلَى عَاصِيْ، دَعَوْتُ لَهُ بِالْهِدَايَةِ. 
Ada lagi yang berkata, “Setiap kali bertemu pelaku maksiat, saya berdo’a semoga Allah  memberikan hidayah kepadanya”.
وَآخَرُ يَقُوْلُ: أَنَا أَدْعُو اللهَ أَنْ يَهْدِيَ قُلُوْبَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ، فَتُعْتَقُ رِقَابُهُمْ، وَتُحْرَمُ وُجُوْهُهُمْ عَلَى النَّارِ. 
Yang satu ini berkata, “Saya selalu berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, lalu leher mereka terbebas dari belenggu dan wajah mereka terhindar dari neraka”.
وَقَالَ آخَرُ: عِنْدَ نَوْمِيْ أَقُوْلُ: يَا رَبِّ، مَنْ ظَلَمَنِيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فَقَدْ عَفَوْتُ عَنْهُ، فَاعْفُ عَنْهُ، فَأَنَا أَقَلُّ مِنْ أَنْ يُعَذَّبَ مُسْلِمٌ بِسَبَبِيْ فِي النَّارِ .. 
Yang ini lain lagi perkataannya: “Setiap kali mau tidur, saya berkata: ‘Ya Allah Rabb-ku, siapa pun kaum Muslimin yang men-zhalimi diriku, sesungguhnya aku telah memaafkannya. Oleh karena itu, maafkanlah dia karena diriku terlalu hina untuk menjadi penyebab seorang Muslim tersiksa di neraka gara-gara aku’”.
قُلُوْبٌ صَافِيَةٌ مَا أَحْوَجَنَا إِلَى مِثْلِهَا !! 
Semua itu adalah hati-hati yang jernih. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati semisal ini.
اَللَّهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا مِنْهَا، فَإِنَّ الْقُلُوْبَ الصَّافِيَةَ سَبَبٌ فِيْ دُخُوْلِنَا الْجَنَّةَ .. 
Ya Allah..Jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga.
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦُ ﺍﻟْﺒَﺼْﺮِﻱُّ ﻳَﺪْﻋُﻮْ ﺫَﺍﺕَ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ وَيَقُوْلُ: ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ اﻋْﻒُ عَمَّنْ ﻇَﻠَﻤَﻨِﻲْ .. ﻓَﺄَﻛْﺜَﺮَ ﻓِﻲْ ﺫَﻟِﻚَ! 

Pada suatu malam, al-Hasan al-Bashri berdo’a, “Ya Allah, berikanlah maaf kepada siapa saja yang men-zhalimi diriku”… dan ia terus-menerus berdo’a demikian
ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺭَﺟُﻞٌ: ﻳَﺎ ﺃَﺑَﺎ ﺳَﻌِﻴْﺪٍ ... ﻟَﻘَﺪْ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻚَ اللَّيْلَةَ ﺗَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻤَﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ، ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻤَﻨَّﻴْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃَﻛُﻮْﻥَ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻚَ. فَمَا ﺩَﻋَﺎﻙَ ﺇِﻟَﻰ ﺫَﻟِﻚَ؟ 
Maka seorang lelaki berkata, “Wahai Abu Sai’d .. Sungguh, tadi malam aku telah mendengar engkau mendo’akan baik orang yang men-zhalimimu, sehingga aku berangan-angan kalau saja aku termasuk yang men-zhalimi dirimu. Apa sih yang membuat engkau berbuat demikian?
ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﻮْﻟُﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ : {ﻓَﻤَﻦْ ﻋَﻔَﺎ ﻭَﺃَﺻْﻠَﺢَ ﻓَﺄَﺟْﺮُﻩُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ} [الشورى: 40]
Al-Hasan menjawab: “Allah berfirman: "... Barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada yang berbuat jahat kepadanya), maka pahalanya dari Allah’”. (Q.S. Asy-Syura: 40).
ﺇِﻧَّﻬَﺎ ﻗُﻠُﻮْﺏٌ ﺃَﺻْﻠَﺤَﻬَﺎ ﻭَﺭَﺑَّﺎﻫَﺎ الْمُرَبُّوْنَ وَالْمُرْشِدُوْنَ بِالْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، فَهَنِيْئًا لَهَا الْجَنَّةَ. 
Sungguh, itu semua adalah hati yang menjadi shalih dan telah dibina oleh para murabbi dan para mursyid dengan berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka.. selamat atas surga yang didapatkannya
لَا تَحْزَنْ عَلَى طِيْبَتِكَ؛ فَإِنْ لَمْ يُوْجَدْ فِي الْأَرْضِ مَنْ يُقَدِّرُهَا؛ فَفِي السَّمَاءِ مَنْ يُبَارِكُهَا. 
Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.
حَيَاتُنَا كَالْوُرُوْدِ، فِيْهَا مِنَ الْجَمَالِ مَا يُسْعِدُنَا، وَفِيْهَا مِنَ الشَّوْكِ مَا يُؤْلِمُنَا. 



Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita berbahagia, namun padanya pula terdapat duri yang menyakiti kita.
مَا كَانَ لَكَ سَيَأْتِيْكَ رَغْمَ ضَعْفِكَ!! وَمَا لَيْسَ لَكَ لَنْ تَنَالَهُ بِقُوَّتِكَ!! 
Apa saja yang telah (ditakdirkan) menjadi milikmu akan datang kepadamu meskipun engkau begitu lemah.‎ Dan apa saja yang telah (ditakdirkan) bukan menjadi milikmu, engkau tidak akan mendapatkannya dengan kekuatanmu, tapi semua krn karunia Allah..walau kadang berbentuk ujian hidup yg menyakitkan ataupun godaan hidup yg menghanyutkan, krn Allah ingin menguji kualitas ketaatan kita kpdNya..lalu membalasnya dg surga atau siksa neraka..semua adalah pilihan hidup ..

اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى نِعَمِهِ وَفَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ.. 
Segala puji bagi Allah atas segala limpahan nikmat, karunia dan kebaikan-Nya..
أَسْعَدَ اللهُ أَيَّامَكُمْ بِكُلِّ خَيْرٍ وَبَرَكَةٍ ‎
Semoga Allah  menjadikan hari-harimu penuh kebahagian dengan segala kebaikan dan keberkahan.
Semoga bermanfaat...😊

Siapa Yang pertama kali menunggang kuda ?


Nabi Ismail a.s., dialah yang pertama kali menjinakkan kuda. Sebelumnya kuda adalah binatang yang liar, tidak bisa jinnak dan ditunggangi. Beliau mengajarkan cara menjinakkan kuda kepada anak cucunya, hingga akhirnya kuda dapat dijinakkan hingga sekarang.

🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎🐎

Obat dan Kesembuhan

💊Pengobatan dengan Al-Quran

Seorang murid bertanya kpd ustadznya, "ustadz, ayat apa yg paling dahsyat untuk menyembuhkan pasien?" Sang ustadz hanya senyum2 saja kepada muridnya. Dan ternyata saat ini si murid mengetahui rahasia dr senyum beliau...

Ternyata Al-Quran bukanlah penyembuh yg menyembuhkan. Karena Sang Penyembuh yg menyembuhkan hanyalah Allah Asy-Syafii... Al-quran hanyalah perantara kesembuhan/ obat (asy-syifaa' bukan asy-syafii), jadi mari berhati2 dan jgn slh paham atau slh pengertian. Karena jika salah mengartikannya bisa berbahaya bagi aqidah kita dan berpengaruh besar dlm kesuksesan meruqyah kita..

Kendati demikian al-quran adalah perantara untuk menggapai kesembuhan yg paling utama, sampai2 Ibnul Qayyim berkata dalam kitab beliau, Zaadul Ma'aad 4/323:
"Barang siapa yang tidak bisa d sembuhkan dgn al-quran maka Allah tidak akan menyembuhkannya..."
Yg d maksud adalah barangsiapa tidak meyakini bahwa Al-Quran ini adalah penawar dan pelipur lara yg ada d dlm hati, maka bagaimana bisa penyakit2 lain bisa terobati? Sedangkan inti komandonya saja belum terobati.. Rasulullah SAW bersabda bahwa jika hati ini baik, maka baik seluruh tubuh, jika rusak maka akan rusak seluruh tubuh..

Repost dr fb ust.Faizar, 26 Nov 2014



SEKEDAR TESTIMONI

" Betapa Dahsyatnya AlQur'an sbg syifa'"
Sabtu yal, saya kedatangan pemuda 18th, dia minta diruqyah. Setelah sy tanya, apa gerangan yg dikeluhkan?, dia menjawab; parah! Syahwat sy tdk terkendali. Setelah sy gali diagnosanya. Sejak SD dia sdh terjangkit gambar/video kotor. Nampak dr raut mukanya, pemuda ini ingin tobat betul.
Akhirnya sy kasih tausyiah, (tentu yg berkenaan dg hal tsb, sprti ghodhul bashor, wa la taqrobuzina dll). Setelah melihat penyesalanya, sy mulai meruqyah dg media air ruqyah (mineral) dan sy tuntun baca Al Fatihah - ayat Qursi dn 3 Qul berulang2 ganjil.
Belum sampai 3x, reaksinya sgt dahsyat. Muntah2, panas di punggung, dan desakan dr perut ke dada dan tenggorokan utk muntah. Reaksi dahsyat tsb brlgsg dr 19.30 sd 21.30. Akhirnya sy hentikan, krn dia sdh merasa enak 85%.
Tiga hr kemudian sy panggil utk melihat perkembangannya.
Alhamdulillah Robbil 'Alamin,.pemuda ini sdh sangat khusyu dlm shalatnya, puasa Daudnya dia jalankan, baca Al Qur'annya rajin. Pdhl sblmnya, dia diganggu punggungnya ketika shalat, bahkan, Naudzubillah, setiap baca Al Qur'an, yg muncul adalah bayangan wanita seronok.
'Wanunazilu minal.qur'ana ma huwa syifaun qarohmatun lil.mukminin'
Semoga menambah tadabbur kita trhdp al-qur'an yg mulia ini. Amin

DAHSYATNYA AL-QURAN ☀☀ Cerita Nyata dari teman.
Seorang Ibu menderita Jantung Bocor th 90 dan difonis dokter max bertahan 5th itupun apabila rajin minum obat dokter. Krn kegelisahannya siibu ikut pengajian. Dlm pengajian bertemu dgn ayat yg menceritakan Bahwa Kematian sdh ditentukan kapan dan dimana dan diterangkan jg Al-qur'an sbg obat sgl macam penyakit. Siibu bertanya kpd ust. Berarti meskipun sy tdk minum obat belum tentu mati? Betul kt ust.  dan harus benar2 yakin tdk ada keraguan dgn Al-qur'an. Diam2 ibu ini sedikit demi sedikit mengurangi dosis obat, 1 bln kemudian sdh tdk minum obat lagi. Alhamdulillah 20th sdh lepas dari kematian yg difoniskan dokter. Dan minggu kemari siIbu meninggal dunia dalam keadaan sudah bersuci sendiri. Ternyata Rahasia Ibu ini adalah dlm 7hr selalu khatam AL-QURAN.

Semoga bermanfaat

Suatu hr sy melihat seorang pengusaha yg sgt rajin jama'ah di masjid. Dari penglihatan sy, org ini memp "suatu mslh". Maka sy dekati beliau, dan ternyata beliau di vonis sakit paru2 yg dlm 3 bln ini status kedpnnya sangat ditentukan.

Beliau cerita, bhw obat2an kimia sgt begitu banyak dn berobat kpd " org pinter" juga sdh ditempuh. Akhirnya sy menawarkan utk mentherapi beliau. Krn sy melihat kondisinya drop, sy lgsg saja mentherapi sbgmana ilmu yg sy dpt dr Ust Arifuddin ketika di Banyuwangi dan Malang bbrp tahun lagi. Sy tuntun beliau dg media air zamzam yg lgsg dibacakan Al Fatihah, Ayat Qursi dan 3 Qul. Alhamdulillah, dg ucapan syukur kpd Allah 'Azza wa Jalla, beliau muntah dg begitu banyak, tanpa kesurupan dan hny dg proses sktr 45 menit. Akhirnya beliau merasa lega, plong dan enak.

Dua hr kemudian, sy check progressnya. Beliau menjawab:
1. Dadanya sdh tidak sesak, pikirn sdh tenang. Sblmnya, beliau sgt galau bayangi kematian yg sdh dekat. Kalo mau sholat, dia hrs bolak balik ke blkg krn menahan sakit dadanya, sehingga shalatnya seringnya hny dpt satu rokaat (berjamaah)
2. Tidurnya sdh nyaman, krn biasanya satu hr hnya bisa tidur 2-3 jam saja
3. Setelah bbrp hr ketahanan tubuhnya meningkat tajam dr 17 ke 71.
Alhamdulillah, Subhanallah.... Ruqyah Bi Idznillah adlh Dakwah Syifa' ( Dakwah Pengobatan, bukti Kalamullah, AlQur'an adlh bukti Syifa')

Paska Pelatihan Daurah di Malang, kemarin sy mencoba menterapi beliau lgi, dg metode pancingan "batuk" .
Stlh jamaah Subuh sy ajak slh seorg alumni pelatihan menyaksikan.
Sy ajak ngobrol beliau cerita, ketika ada point yg bisa masuk, sy suruh memaksa beliau batuk, setelah berlanjut ke batuk berikutnya ternyata jinnya bisa keluar dari perutnya dan punggungnya, walaupun cukup alot. Ketika sy tanya msh adakah jinnya, dia bilang sdh tidak ada, akhirnya sy hentikan sementata. Tpi perasaan sy msh ada yg mengganjal, akhirnya sy eksekusi dg membacakan ayat2 ruqyah, ternyata, tangannya bergerak dramatis, rupanya karakter jin pembohongnya muncul, stlh sy keluarkan beliau muntah jin yg dr tangannya.

Selesai ruqyah, sy tanya kenapa reaksinya di perut dan punggung. Ternyata kemungkinan beliau di santet lwt makanan ktn prnh conflict dg bbrp makelar 3 thn yal disaat membeli rumah perluasan bengkelnya. Kemudian yg di punggung, beliau prnh di mantera2/dipinggungya oleh org pintar bbrp waktu sebelumnya.

Alhamdulillah kesehatan beliau berangsur pulih. Dan beliaupun sdh shodaqoh 65 juta ke salah satu LMZIS dan sekalian infaq satu sepeda motor.
Cerita ini blm sepenuhnya mengamalkan apa yg diajarkan Al Mukarrom Ustadzuna Al Fadhil Arifuddin hafidhahullah. Besok Insya Allah sy akan menulis cerita yg berusaha secara total hasil ilmu dr daurah ruqyah yg terakhir dg diagnosa yg detail dan meruqyah tanpa membacakan ayat quran.

Cerita tsb adalah kasus cucunya abdi dalem suatu kesultanan yg konflik keluarga yg dijebloskan dipenjara oleh kakak kandungya sendiri (seorang pasukan elit militer)


Mhn maaf terlalu panjang, tpi mudah2an dpt menginspirasi akan kesempurnaan Islam lwt "At Tibun Nabawi"
وآخر دعوانا ان الحمد لله رب العالمين

Yang dimaksud dengan al-Mu'awwidzat adalah surah AI-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. [lihat Fat-hul Bari (IX/62)]

Dari 'Aisyah, dia mengisahkan: "Tatkala sedang sakit, Rasulullah SAW membaca al-Mu'awwidzat, lalu meniupkan dengan tangan ke seluruh tubuhnya. Ketika sakitnya semakin parah, akulah yang membacakan surah-surah tersebut, lalu kuusapkan dengan tangan beliau demi mendapat keberkahannya.” [HR Bukhari (IX/63), 5016) dan Muslim (IV/1723, 2192)]


Dari Abu Sa'id al-Khudri , dia menuturkan: "Rasulullah SAW selalu berlindung kepada Allah dari gangguan bangsa jin dan dari 'ain (pandangan mata jahat) sampai turun surah al-  Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas). Setelah kedua surah tersebut turun, beliau selalu berlindung dengan membaca keduanya dan meninggalkan (bacaan) selain itu. [HR At-Tirmidzi (IV/345, 2058), an-Nasa-I (VIII/271, 5494), dan Ibnu Majah (II/1161, 3511) – dishahihkan oleh al-Albani]

An-Nawawi menjelaskan: "Alasan Rasulullah meruqyah dengan al-Mu'awwidzat adalah surah-surah tersebut mencakup semua bentuk permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari hal-hal yang tidak disukai, baik secara umum maupun secara khusus. Surah ini mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan ciptaan-Nya, yaitu segala bentuk kejahatan makhluk. Juga dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniupkan pada simpul-simpul tali, bahkan dari semua penyihir, siapa pun dia. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki, serta kejahatan bisikan syaitan yang wujudnya tidak kelihatan. Wallahu a'lam. [Syarh Shahih Muslim (XIV/433)]
================
Cara Mudah Menyembuhkan Gangguan Jin dan Sihir Tanpa Indera Keenam dan Tanpa Ilmu Kesaktian 

Dalam perkembangan ruqyah saat ini, ilmu ruqyah berkembang pesat dan diantara perkembangan itu adalah terjadinya proses adopsi Ilmu Psikologi Terapan Modern. Tentu semua ini dengan harapan akan dapat memaksimalkan proses ruqyah. Perkembangan dan adaptasi ilmu ruqyah mungkin memang sulit dihindari tetapi, peruqyah tetap harus memiliki frame yang jelas, agar proses adaptasi tersebut tidak menyebabkan khazanah ilmu ruqyah menjadi jauh dari sunnah itu sendiri. Karena sebaik baik ilmu adalah apa yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Apa yang berasal dari Beliau berlaku mutlak dan apa yg berasal dari kita, dan siapapun dikemudian hari, adalah nisbi, bisa benar dan bisa salah.

Kehati-hatian dalam ruqyah adalah hal penting karena proses ruqyah dipagari oleh hadits ini

عَنْ عَوْفٍ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قـال : كُنَّا نَرْقِي فِى الْجَـاهِلِيَّةِ، فَقُلْنـَا يـَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى بِذلِكَ ؟ فَقَالَ : أَعْرِضُوْا عَلَيَّ رُقَاكُمْ لاَ بَـأْسَ بِالرُّقَى مَالَمْ يَكُنْ شِرْكـاً (رواه مسلم)
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : Kami dahulu meruqyah di masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : “Ya RosuluLLah, bagaimana menurut pendapatmu ?” Beliau menjawab : “Tunjukkan padaku Ruqyah (mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak mengandung kesyirikan.

Kalimat Nabi diatas adalah frame penting dalam ruqyah. Mengadopsi tanpa filter justru akan menyebabkan kita jatuh pada kesyirikan. Oleh karenanya kita perlu selalu mengkaji apa-apa yang dipelajari dalam ruqyah ini, jika kita dapati sesuatu yang menjauhkan dari sunnah maka kita perlu waspada dan secara sukarela meletakkannya.

Suatu saat ada seorang ibu sedang berupaya ‘membuat’ sang anak menjadi anak penurut dan baik. Beruntung beliau, telah mengikuti training motivasi dan aplikasi ilmu psikologi modern. Salah satu treatment untuk sang anak telah direncanakan, dengan bekal ilmu dari pelatihan tersebut. Apa yang dilakukan ibu ini?

Malam hari, menjelang sang anak tidur, ibu menunggui sang anak hingga mendekati masa tidurnya, kondisi alpha. Disaat itulah beliau membisikkan kata-kata positif :
“ Mama sayang sama kamu, Kamu anak Baik, kamu anak rajin dst”
Keesokan harinya sang anak bangun dengan kondisi fresh, dan nampak perubahan dalam sikap dia pada Ibundanya.
Pause…
Kalimat ibu diatas adalah afirmasi positif, Aplikasi lain dari afirmasi ini misalnya kita mengatakan : Saya Sehat, berulang2.
Perhatikan perbandingan kalimat ini
Saya sehat.Ya Alloh, saya sehat Ya Alloh, jadikan saya sehat

Kalimat 1. pusat perhatian adalah diri sendiri. Cara komunikasi ini seolah, seperti bicara ke bawah sadar saja. Bukan doa. Afrimasi kalimat ini adalah komunikasi ke bawah sadar. Tokoh sentral dalam kalimat ini adalah diri kita sendiri dan sasaran kalimat adalah langsung ke bawah sadar

Kalimat 2. Coba Pejamkan mata dan ucapkan kalimat ke 2 tersebut. Stressing kalimat tersebut tetaplah pada kata “Saya Sehat” meskipun telah ditambah dengan YA Alloh. Pengulangan kalimat ini sepertinya lebih tepat disebut kalimat yang dialamatkan ke bawah sadar. Maka Tokoh sentral dalam kalimat ini adalah diri kita sendiri dan sasarannya adalah bawah sadar

Kalimat 3. Kalimat ini doa, coba ucapkan kalimat ini dengan fokus. Maka kita akan merasakan bahwa penekanan kalimat ini bukan pada Saya Sehat tetapi Jadikan saya sehat. Kalimat ini mirip dg kalimat ke 1 dan 2 tetapi sangat jauh bedanya, karena dalam kalimat ke 3 ini, Tokoh sentral dalam kalimat ini adalah Alloh


Silahkan ucapkan 3 kalimat diatas berulang-ulang maka kita akan tahu bedanya, yaitu subyek yang sedang dituju adalah diri kita sendiri (kalimat 1 dan 2) atau Alloh (kalimat 3).
Kenapa kita perlu mengkaji kalimat sederhana tersebut?

Jika 2 kalimat diatas diucapkan dalam percakapan sehari-hari, bukan dalam konteks pengobatan, mungkin kalimat 1 dan 2 tersebut tidak terlalu penting utk dicermati. Tetapi saat redaksional kalimat tersebut digunakan untuk terapi ruqyah maka kita terikat oleh batasan bahwa ruqyah tidak boleh mengandung kesyirikan.
Persoalannya apakah kalimat 1 dan 2 mengandung kesyirikan????

Sulit untuk memastikannya tetapi perhatikan siapa yang dituju dalam kalimat-kalimat tersebut. Dalam ruqyah kita ingin bahwa Alloh-lah yang selalu terlibat dalam diri kita. Mengedepankan diri sendiri, memfokuskan kalimat pada diri sendiri dan bukan pada Alloh adalah celah yang bisa menjatuhkan pada kesalahan.

Karenanya Nabi pernah berdoa
Wa laa takilna ilaa anfusina thorfata ‘ainin, dan jangan Engkau serahkan (urusan kami) pada diri kami sendiri, meski hanya sekejab mata.
Mari kita lihat afirmasi dalam AL Qur’an, Misalnya :
Istrija: inna lillahi wa inna ilaihi raji’unHasbalah : Hasbunalloh wa ni’mal wakilHauqalah : La haula wa quwwata illa billahAtau kalimat2 dzikir, spt tasbih,tahmid dll

Kalimat-kalimat afirmasi tersebut tidak berfokus pada diri kita sendiri tetapi pada Alloh.
Saat tertimpa musibah, misalnya kalimat kita adalah inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, semua milik Alloh dan kepadaNYA semua dikembalikan. Fokus dan subyek dalam kalimat ini adalah Alloh bukan diri kita.

Saat menghadapi ujian sangat berat,misalnya, kita ucapkan Hasbunalloh wa ni’mal wakil,cukuplah Alloh bagi kami, sebaik-baik penolong. Fokus dan subyek dalam kalimat ini adalah Alloh bukan diri kita.
Oleh karenanya, mungkin, redaksi kalimat dalam sugesti dan afirmasi, lebih tepat menggunakan pendekatan doa, atau dzikir-dzkir yang sudah ada. Mengapa hal ini perlu dilakukan???

Ilustrasinya sebagai berikut:

Setelah ibu tadi memberikan sugesti ke bawah sadar si anak, dengan kalimat Kamu anak Baik, dan besoknya, si anak mengalami perubahan dalam sikap.
Pertanyaannya apakah anak ini menjadi baik dengan kesadaran, dengan akal dan hati? Karena Ilmu kah anak ini berubah? Jawabnya Tidak. Anak ini berubah karena sebab yang tidak kita ketahui, dia tiba-tiba berubah.

Jauh lebih baik jika anak ini berubah karena dia paham hak org tua, paham ttg pahala dan keutamaan birrul walidain. Proses dalam perubahan inilah yang terlewatkan jika kita menterapi anak ini dengan menggunakan sugesti atau afirmasi kalimat ke bawah sadar. Karena perubahan sikap yang diharapkan adalah karena ilum dan iman, ada proses berpikir, ada interaksi akal dan hati di dalamnya. Ini lah proses perubahan yang disebutkan oleh Alloh dalam Al Qur’an Surah Jumuah : 2

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Perubahan yang terjadi pada anak, setelah pemberian sugesti ke bawah sadar atau pengulangan afirmasi, tidak melibatkan hati, akal, dan ilmu. Oleh karenanya kita mungkin perlu mengevaluasi model sugesti dan pengulangan afirmasi yang kita gunakan.
Gunakan lah sugeseti atau afirmasi dalam bentuk doa, atau cukupkan diri kita dengan afirmasi yang disebutkan di Al Qur’an, karena kalimat-kalimat tersebut dari Alloh, in syaa Alloh jauh lebih barokah, dan melafalkannya adalah pahala.



Selain itu, sugesti dan afirmasi yang tidak merujuk pada AL Quran dan sunnah, sangat rentan jatuh pada kesalahan, sehingga Nabi berpesan bahwa pada sebagian kalimat terdapat sihir.
(AHMAD – 5429) : Telah menceritakan kepada kami Abu Amir Abdul Malik bin Amr, telah menceritakan kepada kami Zuhair dari Zaid bin Aslam, saya mendengar Ibnu Umar berkata, dua orang laki-laki datang dari sebelah timur, keduanya adalah khatib dijaman Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Dua orang laki-laki itu berdiri kemudian menyampaikan pidato, lalu duduk kembali. Kemudian Tsabit bin Qais -Khathib Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam- tampil, berpidato, kemudian duduk kembali. Orang-orang menjadi terkesima terhadap pidato mereka. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam kontan berdiri dan bersabda: “Wahai sekalian manusia, berbicaralah yang sewajarnya saja, sesungguhya pembicaraan yang berbelit-belit dari setan.” Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara lafadz yang indah terdapat apa yang disebut sihir.”

Kita perlu selalu mawas diri, agar apa yang kita lakukan adalah kebaikan. Sihir  telah mengalami metamorfose seiring dengan perkembangan zaman.
Hadanallohu wa iyyakum ajma’in

Semoga bermanfaat
M.Nadhif Khalyani

Teknik Pukulan Dalam Ruqyah

★★Ustad Muhammad Faizar★★
Pukulan dalam ruqyah adalah salah satu tehnik yg diajarkan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam...
Tidak pernah kita pungkiri dan tidak pernah kita dustai...

Namun yg kita pungkiri adalah praktek sebagian OKNUM di zaman sekarang yg msh salah dalam menempatkan pukulan yg sesuai sunnah Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, sehingga menimbulkan bekas luka pada fisik maupun psikis pasien.
Jika hujjah mereka adalah sederet hadits yg mengatakan Rasulullah pernah memukul dalam ruqyah, maka itu memang betul... tetapi adakah hadits yg mengatakan bahwa Rasulullah memukul sampai MENYAKITI dan MENINGGALKAN BEKAS LUKA di tubuh orang yg beliau ruqyah ???
Adakah hadits yg menyatakan bahwa Rasulullah memukul dgn mengepalkan tangan atau dengan cara pukulan yg membahayakan orang lain ??
(Yg pernah belajar beladiri pasti tau mana pukulan yg aman dan mana yg membahayakan)

Jika ingin mengikuti sunnah Rasul, maka ikutilah secara SEMPURNA... jgn setengah2.. apalagi malah menambah beban yg diderita oleh saudara kita karena kepemahaman kita yg dangkal...
Jika dirasa pasien bisa sembuh dan jin pun kabur dgn pukulan.. maka lakukanlah..
Namun jika malah menambah madharat, lebih baik gunakan tepukan saja..
Dan tepukan inilah sebenarnya yg sering dilakukan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam ketika meruqyah... "darimana pendapat ini berasal ?"


Dalam bahasa Arab sendiri, kata "adh-Dhorbu" terbagi menjadi banyak makna (selengkapnya bisa cek di lisanul 'arab)...
Dalam kamus al-Munawwir versi Arab-Indonesia kata ( ﺍﻟﻀﺮﺏ ) "adh-Dhorbu" adalah masdar (kata umum) dari ( ﺿﺮﺏ - ﻳﻀﺮﺏ ) "dhoroba yadhribu" yg artinya adalah : "memukul", "menabrak", "menghantam", "mengetuk", "menepuk", "menggelaparkan"
Jadi makna manakah yg ada pada deretan hadits Rasulullah tsb???
Hal ini perlu kita rujuk pada pendapat para ULAMA ... bukan pada penafsiran kita sendiri ...
Pendapat yg saya kutip di sini adalah pendapat dari syaikh Abu Nashr bin 'Abdillah al-Imam...
Beliau mengatakan :
ﺍﻷﺻﻞ ﺃﻥ ﺍﻟﻀﺮﺏ ﻟﻠﻤﻤﺴﻮﺱ ﻳﻜﻮﻥ ﺧﻔﻴﻔﺎ
"Pada dasarnya, pukulan untuk orang yg kerasukan adalah pukulan yg RINGAN/tepukan..."
Lalu bagaimana pendapat antum ttg pukulannya Ibnu Taimiyyah yg bertubi-tubi sambil menggunakan tongkat ????? Bukannya itu adalah pukulan yg keras ???
Berikut jawaban syaikh Muhammad Shalih al-Mujid atas pukulan Ibnu Taimiyyah yg memukul menggunakan tongkat :
ﺿﺮﺏ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﺟﺎﺋﺰ ﻣﻦ ﺣﻴﺚ ﺍﻷﺻﻞ ، ﻟﻜﻦ ﻟﻪ ﺷﺮﻭﻁ ، ﻣﻨﻬﺎ :
Memukul orang yg kerasukan boleh hukumnya asal tetap pada koridor aslinya, namun memukul (dlm ruqyah) jg ada syarat-syaratnya :
1. ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﻀﺮﺏ ﻣﻦ ﺧﺒﻴﺮ ﺑﻤﻮﺍﺿﻊ ﺍﻟﻀﺮﺏ ، ﻭﺑﺤﺎﻝ ﺍﻟﻤﻀﺮﻭﺏ ، ﻭﺑﺤﺎﻝ ﺍﻟﺠﻨﻲ ﻓﻲ ﺑﺪﻥ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ، ﻓﻘﺪ ﻳﻘﻊ ﺍﻟﻀﺮﺏ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﺣﺴﺎﺳﺔ ﻓﻴﺆﺛﺮ ﻓﻴﻬﺎ ﺗﺄﺛﻴﺮﺍً ﺑﺎﻟﻐﺎً ﺃﻭ ﻳﻔﻘﺪﻫﺎ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ، ﻭﻗﺪ ﺗُﻀﺮﺏ ﺍﻟﻤﺮﺃﺓ ﺍﻟﺤﺎﻣﻞ ﻓﻴﺴﻘﻂ ﺟﻨﻴﻨﻬﺎ ، ﻭﻗﺪ ﻳﻀﺮﺏ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﻭﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﺍﻟﺠﻨﻲ ﻗﺪ ﺩﺧﻞ ﻓﻲ ﻛﺎﻣﻞ ﺑﺪﻥ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ، ﻭﻛﻢ ﺣﺼﻞ ﻣﻦ ﺿﺮﺏٍ ﻣﻦ ﺟﺎﻫﻞ ﺃﺣﻤﻖ ﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﻓﻤﺎﺕ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ، ﻓﺄﺳﻲﺀ ﺑﻌﺪﻩ ﻟﻠﺮﻗﻴﺔ ، ﻭﻟﻺﺳﻼﻡ .
1.Yg memukul haruslah orang yg faham betul ttg area2 pukulan yg aman, harus faham ttg keadaan orang yg akan dipukul, harus faham keadaan jin yg ada pada tubuh manusia, karena telah terjadi pemukulan pada indra yg fatal sehingga menimbulkan efek lanjutan atau bahkan ada yg kehilangan kemampuan panca indranya, ada jg yg memukuli wanita hamil sehingga ia keguguran kandungan, ada yg dipukuli padahal jinnya tidak merasuk secara utuh... Dan betapa banyak pukulan2 melayang dari orang yg bodoh sehingga pasiennya mati dan ia pun menjelekkan nama ruqyah dan nama islam...
2. ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﻊ ﺍﻟﻀﺮﺏ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﺑﻞ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻨﻲ ، ﻭﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻳﻘﻮﻝ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ – ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ - : " ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ – ﺃﻱ : ﺍﻟﻀﺮﺏ - ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺠﻨﻲ " ، ﻭﻳﺘﺒﻴﻦ ﺫﻟﻚ ﺑﺄﻣﺮﻳﻦ :
ﺃ . ﺑﻮﺟﻮﺩ ﺍﻷﺛﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺒﺪﻥ .
ﻭﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻳﻘﻮﻝ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ – ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ - : " ﻭﻻ ﻳﺆﺛِّﺮ ﻓﻲ ﺑﺪﻧﻪ " .
ﺏ . ﺃﻭ ﺑﺈﺣﺴﺎﺱ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﺑﻪ .
ﻭﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻳﻘﻮﻝ ﺷﻴﺦ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﺍﺑﻦ ﺗﻴﻤﻴﺔ – ﻛﻤﺎ ﺳﺒﻖ - : " ﻭﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ﻣﻊ ﻫﺬﺍ ﻻ ﻳﺤﺲ ﺑﺎﻟﻀﺮﺏ " ، ﻭﻗﺎﻝ : " ﻟﻢ ﻳﺤﺲ ﺑﺸﻲﺀ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ " ، ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ – ﻛﻤﺎ ﻓﻲ ﻧﻘﻞ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴﻢ - : " ﻭﻟﻢ ﻳَﺸﻌُﺮْ ﺑﺄﻧﻪ ﻭﻗﻊ ﺑﻪ ﺍﻟﻀﺮﺏُ ﺍﻟﺒﺘﺔ " .
ﻓﻬﺬﻩ ﻫﻲ ﺍﻟﻀﻮﺍﺑﻂ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﻟﻠﺬﻳﻦ ﻳﺴﺘﻌﻤﻠﻮﻥ ﺍﻟﻀﺮﺏ ﺑﺎﻟﻌﺼﺎ ﻓﻲ ﻋﻼﺝ ﺍﻟﻤﺼﺮﻭﻉ ، ﻭﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺤﺴﻦ ﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻳﻜﺘﻔﻲ ﺑﺎﻟﻀﺮﺏ ﺍﻟﻴﺴﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺪﺭ ، ﺃﻭ ﺑﻘﺮﺍﺀﺓ ﺍﻟﺮﻗﻴﺔ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ
2.Pukulan TIDAK BOLEH menyakiti pasien, tapi harus menyakiti/mengenai jin pengganggu... maka dari itu syaikhul islam ibnu taimiyyah mengatakan : "pukulan ini mengenai jin"
Dari perkataan beliau itu telah jelas bahwa :
-kalau ada bekas pada badan (smacam lebam atau sbagainya) *maka hal itu jelas SALAH
Karena syaikhul islam berkata "TIDAK ADA BEKAS SETELAH DIPUKULI"
-Kalau pasien ngrasain sakit *itu juga salah dan menyalahi kaedah..
Karena syaikhul islam berkata "PASIEN TIDAK MERASAKAN PUKULAN2 TSB" dan bliau berkata "PASIEN SAMA SEKALI TIDAK MERASA APA2 DARI PUKULAN YG BERTUBI-TUBI TSB"

Dan inilah dhowabit syar'iyah bagi siapa saja yg menggunakan tongkat utk memukuli pasien, dan bagi orang yg tidak mampu, maka cukuplah ia menggunakan PUKULAN RINGAN pada dada pasien, atau mencukupkan dgn membaca ayat2 ruqyah...
"Apakah orang2 yg melarang pemukulan pantas disebut ghuluw ?"
Kita mesti tau dulu apakah dia melarang pemukulan secara mutlaq atau tidak...
Jika ia melarang pemukulan scara mutlaq brarti dia telah menyelisihi sunnah... namun jika ia melarang pemukulan yg keras membabi buta maka itu tidak pantas kita sbut sbg orang yg ghuluw...
Bahkan dalam Silsilatush Shahihah syaikh Al-Albani justru amat sangat mengingkari orang yg memukuli pasien dgn keras, beliau berkata :
ﺃُﻧﻜﺮ ﺃﺷﺪ ﺍﻹﻧﻜﺎﺭ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺴﺘﻐﻠﻮﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ ، ﻭﻳﺘﺨﺬﻭﻥ ﺍﺳﺘﺤﻀﺎﺭ ﺍﻟﺠﻦ ﻭﻣﺨﺎﻃﺒﺘﻬﻢ ﻣﻬﻨﺔ ﻟﻤﻌﺎﻟﺠﺔ ﺍﻟﻤﺠﺎﻧﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﺼﺎﺑﻴﻦ ﺑﺎﻟﺼﺮﻉ ، ﻭﻳﺘﺨﺬﻭﻥ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺍﻟﻮﺳﺎﺋﻞ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺰﻳﺪ ﻋﻠﻰ ﻣﺠﺮﺩ ﺗﻼﻭﺓ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺰﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﺳﻠﻄﺎﻧﺎً ، ﻛﺎﻟﻀﺮﺏ ﺍﻟﺸﺪﻳﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻗﺪ ﻳﺘﺮﺗﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﺣﻴﺎﻧﺎ ﻗﺘﻞ ﺍﻟﻤﺼﺎﺏ
"Aku benar2 mengingkari orang yg berkecimpung pada keyakinan ini, mereka menghadirkan jin dan mengobrol dengan jin untuk mengobati orang gila dan orang yg kerasukan, mereka juga menggunakan perantara2 saat membaca alquran dgn perantaraan yg Allah TIDAK MENURUNKAN tuntunanNYA utk itu.. seperti halnya MEMUKUL DENGAN KERAS yg terkadang bisa membunuh pasien..."

Smoga tidak ada lagi oknum-oknum serampangan yg menciderai fisik dan psikis orang lain...
Barakallaahu fiikum
★★Cirebon, 2 Muharram 1437 H★★