〰〰〰〰〰〰〰〰〰
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين
Halaqah yang ke-3 adalah tentang "Bahaya kesyirikan".
Akhil karīm,
Tauhid adalah amalan yang paling Allāh cintai, sebaliknya syirik (yaitu menyekutukan Allāh Subhānahu wa Ta'āla di dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allāh murkai.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla memang Maha Pengampun, akan tetapi bila seseorang meninggal dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan baginya untuk masuk ke dalam surganya Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sungguh ini adalah sebuah kerugian yang tidak ada kerugian lebih besar daripada kerugian ini.
Allāh berfirman:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ۚ
’’Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik dan masih mengampuni dosa yang lain bagi siapa yang dikehendaki."
(QS An Nisā: 48)
Allāh juga berfirman:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِالله فَقَدْ حَرَّمَ الله عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
‘’Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allāh maka Allāh mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka. Dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim".
(QS Al Māidah: 72)
Oleh karena itu, hati-hatilah saudaraku, dengan dosa yang satu ini, terkadang seseorang terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya.
Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu yaitu ilmu agama, belajarlah dan berdo'alah kepada Allāh.
Berdo'alah kepada Allāh dengan sejujur-jujurnya, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita dan juga keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
Itulah halaqah yang ke-3 dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
وصلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين
Akhūkum,
'Abdullah Roy
'Abdullah Roy
0 komentar:
Posting Komentar