Mari kita berpuasa esok dan lusa๐.
Dalam riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam ditanya tentang berpuasa asyura’, maka Beliau menjawab:
« َُِّูููุฑُ ุงูุณََّูุฉَ ุงْูู
َุงุถَِูุฉَ »
“Menghapus kesalahan setahun yang lalu.” (HR. Muslim: 2804)
Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda:
َูุตَِูุงู
ُ َْููู
ِ ุนَุงุดُูุฑَุงุกَ ุฃَุญْุชَุณِุจُ ุนََูู ุงَِّููู ุฃَْู َُِّูููุฑَ ุงูุณََّูุฉَ ุงَّูุชِู َูุจَُْูู
“Berpuasa pada hari Asyura’ , aku berharap Allah Azza wajalla menghapus kesalahan setahun yang lalu.” (HR.Muslim)
Sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam senantiasa menjaga untuk memelihara puasanya pada hari Asyura’, dan Beliau berusaha untuk tidak meninggalkannya. Berkata Ibnu Abbas Radhiallahu anhuma:
ู
َุง ุฑَุฃَْูุชُ ุงَّููุจَِّู – ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
– َูุชَุญَุฑَّู ุตَِูุงู
َ َْููู
ٍ َูุถََُّูู ุนََูู ุบَْูุฑِِู ، ุฅِูุงَّ َูุฐَุง ุงَْْูููู
َ َْููู
َ ุนَุงุดُูุฑَุงุกَ ََููุฐَุง ุงูุดَّْูุฑَ . َูุนِْูู ุดَْูุฑَ ุฑَู
َุถَุงَู
“Aku tidak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjaga satu puasa yang Beliau lebih mengutamakan diatas yang lainnya, kecuali hari ini yaitu hari Asyura’, dan bulan ini yaitu bulan ramadhan.” (Muttafaq alaihi)
Demikian pula pada tanggal Sembilan dari bulan muharram ditekankan pula untuk berpuasa padanya, berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata:
ูุฆู ุจููุช ุฅูู ูุงุจู ูุฃุตูู
ู ุงูุชุงุณุน
“Jika aku masih hidup dimasa mendatang,aku akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim:1134)
Dalam riwayat lain dengan lafazh :
ุฅู ุนุดุช ุฅู ุดุงุก ุงููู ุฅูู ูุงุจู ุตู
ุช ุงูุชุงุณุน ู
ุฎุงูุฉ ุฃู ูููุชูู ููู
ุนุงุดูุฑุงุก
“Jika aku insya Allah masih hidup dimasa mendatang, aku akan berpuasa pada hari kesembilan, karena khawatir aku tertinggal berpuasa pada hari asyura’.”
(HR. Thabarani dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 350)
Sebagian juga ada yang menyebutkan anjuran berpuasa pada tanggal sebelas, berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa RAsulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
« ุตُูู
ُูุง َْููู
َ ุนَุงุดُูุฑَุงุกَ َูุฎَุงُِูููุง ِِููู ุงَُْููููุฏَ ุตُูู
ُูุง َูุจَُْูู َْููู
ุงً ุฃَْู ุจَุนْุฏَُู َْููู
ุงً »
“Berpuasalah pada hri asyura’,dan selisihilah bangsa yahudi, berpuasalah sebelumnya satu hari dan setelahnya satu hari.”
(HR.Ahmad (5/217),Ibnu Khuzaimah (3039),Al-Baihaqi (2/443)
Namun hadits ini sanadnya lemah,dalam sanadnya ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila Al-Anshari, dia sangat buruk hafalannya. Demikian pula Dawud bin Ali Al-Qurasyi Al-Hasyimi, terdapat kelemahan padanya. Sehingga hadits ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:
َูุนََูู َูุฐَุง َูุตَِูุงู
ุนَุงุดُูุฑَุงุก ุนََูู ุซََูุงุซ ู
َุฑَุงุชِุจ : ุฃَุฏَْูุงَูุง ุฃَْู ُูุตَุงู
َ َูุญْุฏَُู ، َََُْููููู ุฃَْู ُูุตَุงู
ุงูุชَّุงุณِุนُ ู
َุนَُู ، َََُْููููู ุฃَْู ُูุตَุงู
َ ุงูุชَّุงุณِุนُ َูุงْูุญَุงุฏِู ุนَุดَุฑَ َูุงََُّููู ุฃَุนَْูู
ُ
Berdasarkan hal ini maka berpuasa hari asyura’ ada tiga tingkatan: yang terendah adalah berpuasa hanya pada hari kesepuluh, kemudian diatasnya adalah berpuasa pada hari kesembilan bersamanya,dan diatasnya adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesebelas, wallahu a’lam.
(fathul bari:6/280)
Namun sebagaimana yang telah kita jelaskan, bahwa hadits yang menyebutkan sehari setelahnya adalah hadits yang lemah.Namun tetap dibolehkan berpuasa pada hari tersebut berdasarkan keumuman hadits tentang anjuran berpuasa pada bulan muharram.
Hanya saja, puasa muharram sama seperti puasa sunnah lainnya, yang tidak diperbolehkan menyendirikan satu puasa pada hari jum’at, namun hendaknya dibarengi dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam bersabda:
« ูุงَ َูุตُูู
ََّู ุฃَุญَุฏُُูู
ْ َْููู
َ ุงْูุฌُู
ُุนَุฉِ ، ุฅِูุงَّ َْููู
ًุง َูุจَُْูู ุฃَْู ุจَุนْุฏَُู »
“Jangan sekali-kali salah seorang kalian berpuasa pada hari jum’at,kecuali jika dia berpuasa sehari sebelumnya atau setelahnya.”
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiallahu anhu)
Kecuali puasa Dawud Alaihis salaam, karena adanya riwayat-riwayat yang shahih yang menjelaskan bahwa puasa Dawud adalah puasa yang paling utama. Wallahul Muwaffiq.
0 komentar:
Posting Komentar