15 September 2012 saat diadakan kajian dan praktek ruqyah syar'iyyah di musholla Fak.Ekonomi Unsoed, kami mendapat sebuah pertanyaan yg kritis dan menarik dari salah seorang ikhwan di kampus tsb, kurang lebih pertanyaannya adalah :
"SIAPA YANG MENANGGUNG DOSA SAAT MANUSIA TERJEBAK DALAM KEMAKSIATAN SEDANGKAN IA DIPENGARUHI OLEH JIN ?"
Pertanyaan ini kembali saya angkat ke permukaan karena bermunculan pertanyaan-pertanyaan semisal dari para ikhwah....
Apalagi beberapa waktu lalu saya sempat memposting di grup WA ttg bahaya "sihir jalbu wa tahyiij" yg menggunakan unsur api untuk menghilangkan akal wanita sehingga bisa disetir untuk disetubuhi/dizinai seenak hati si penyihir... wal'iyyaadzu billaah..
Lalu bagaimana nasib wanita malang tsb ? Apakah ia jg menanggung dosa perzinaannya ?
Bagaimana pula dgn orang yg teriak-teriak menyatakan ada Tuhan lain selain Allah ketika ia kesurupan ? Apa ia menanggung dosa ?
Bagaimana dgn orang yg shalatnya sering lewat karena diganggu jin.. ??
Bagaimana dgn orang yg dibuat malas beribadah krn diganggu jin ?
Dsb...
Maka jawaban mengenai fenomena di atas tidak lengkap dan tidak sempurna jika kita tdk merujuk pada al-Quran dan As-Sunnah yg sesuai dgn pemahaman para salaf yg diutarakan oleh para ahli ilmu...
Menurut syaikh Sa'ad Sa'iid 'Abduh dlm kitab beliau (مرض السحر ) hal.345-347 cetakan (دار ابن الجوزي القاهرة) mengatakan :
"Untuk menjawab pertanyaan ini kita akan terfokus pada dua pembahasan :
1.Tingkat keparahan gangguan (شدة اﻹصابة)
2.Waktu saat terkena gangguan (زمن اﻹصابة)
2.Waktu saat terkena gangguan (زمن اﻹصابة)
Tentang (شدة اﻹصابة) tingkat keparahan gangguan :
فقد يكون المريض مصابا بالسحر، ولكن تأثيره لا يكاد يظهر، فهو يمارس حياته بصورة طبيعية، ولا يكدر صفوها إلا ظهور بعض اﻷعراض الخفيفة التي يتحملها الغالب، ففي هذه الحالة الشخص مسئول مسئولية تامة عن كل ما يصدر منه من أفعال و أقوال، و إنما يحاسب الجني علي دخوله في جسد المريض و المريض يؤجر علي صبره
"Ada orang yg terkena gangguan sihir namun pengaruhnya hampir sama sekali tidak terlihat... dia menjalani kehidupan sehari-harinya sebagaimana biasa, kejernihan akalnya juga tidak dikeruhkan (oleh pengaruh sihir) kecuali sebagian kecil dari tanda2 sihir yg ia sendiri mampu untuk bertahan/melawannya... Maka jika kondisinya seperti ini, orang tersebut ttp dalam keadaan mas'ul (bertanggung jawab) dgn tanggung jawab yg PENUH atas apa yg dia kerjakan dan apa yg dia ucapkan... Sesungguhnya jin akan diberi perhitungan karena telah merasuki manusia, sedangkan manusianya akan diberi PAHALA karena KESABARANNYA....
"Ada orang yg terkena gangguan sihir namun pengaruhnya hampir sama sekali tidak terlihat... dia menjalani kehidupan sehari-harinya sebagaimana biasa, kejernihan akalnya juga tidak dikeruhkan (oleh pengaruh sihir) kecuali sebagian kecil dari tanda2 sihir yg ia sendiri mampu untuk bertahan/melawannya... Maka jika kondisinya seperti ini, orang tersebut ttp dalam keadaan mas'ul (bertanggung jawab) dgn tanggung jawab yg PENUH atas apa yg dia kerjakan dan apa yg dia ucapkan... Sesungguhnya jin akan diberi perhitungan karena telah merasuki manusia, sedangkan manusianya akan diberi PAHALA karena KESABARANNYA....
أما إذا اشتدت الإصابة بالمريض و بدأ الجن يتملك عليه حواسه فيجعله يفعل أفعالا و يقول أقوالا خارجة عن إرادته فهو في هذه الحالة كالمجنون يرفع عنه القلم حتي يفيق و يعود إلي رشده
"Sedangkan apabila gangguannya parah dan jin mulai menguasainya dengan mengendalikan organ-organ tubuhnya lalu membuatnya melakukan suatu pekerjaan dan mengatakan banyak perkataan di luar kehendak manusianya sendiri, maka pada kondisi seperti ini manusianya dihukumi spt orang yg gila "yurfa'u 'anhu al-qolam" (tidak terkena taklif) sampai dia tersadar dan kembali pada petunjuk/akal sehatnya..."
"Sedangkan apabila gangguannya parah dan jin mulai menguasainya dengan mengendalikan organ-organ tubuhnya lalu membuatnya melakukan suatu pekerjaan dan mengatakan banyak perkataan di luar kehendak manusianya sendiri, maka pada kondisi seperti ini manusianya dihukumi spt orang yg gila "yurfa'u 'anhu al-qolam" (tidak terkena taklif) sampai dia tersadar dan kembali pada petunjuk/akal sehatnya..."
Sebagaimana hadits yg diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dan Muslim dari Atho bin Rabaah dia berkata;
قال لي ابن عباس رضي الله عنهما؛ أﻻ أريك امرأة من أهل الجنة ؟ قلت : بلي... قال: هذه امرأة السوداء أتت النبي صلي الله عليه و سلم فقالت : إني أصرع و إني أتكشف فادع الله لي، قال إن شئت صبرت و لك الجنة ، و إن شئت دعوت الله أن يعافيك ؟ فقالت: أصبر، فقالت؛ إني أتكشف فادع الله لي ألا أتكشف، فدعا لها...
"Ibnu 'Abbaas radhiyallaahu 'anhuma berkata kepadaku: "Maukah aku tunjukkan kepadamu ttg wanita penghuni surga ?"
"Tentu...", kataku...
Ibnu 'Abbas berkata : "Lihatlah pada wanita hitam ini, dulu ia pernah mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan berkata kepada beliau : "Aku sering kesurupan dan sering tersibak auratku, berdoalah kepada Allah untukku wahai Rasulullah...
"Tentu...", kataku...
Ibnu 'Abbas berkata : "Lihatlah pada wanita hitam ini, dulu ia pernah mendatangi Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dan berkata kepada beliau : "Aku sering kesurupan dan sering tersibak auratku, berdoalah kepada Allah untukku wahai Rasulullah...
Rasulullah menjawab : "Apabila engkau berkenan untuk bersabar maka engkau akan mendapatkan surga, dan apabila engkau ingin yg lain maka aku akan mendoakan kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu ?"
Perempuan itu berkata : "Aku akan bersabar, tp aku sering terbuka auratnya, mohonkanlah doa kpd Allah..." Maka Rasul pun mendoakannya..."
Syaikh Sa'ad Sa'id 'Abduh menjelaskan hadits di poin pembahasan pertama ini :
فلم يعتب النبي صلي الله عليه و سلم علي تكشفها لما علم أن ذلك بغير إرادتها، ولكن كما بحثت هذه المرأة عن علاج و مخرج لما يبدر منها بغير إرادتها، علي المريض أن يبحث لنفسه عن مخرج، فإن لم يفعل و علم بحاله و رضي به و استكان فهو شريك في الإثم ﻷنه رضي عن المنكر بقلبه و هذا من التعاون علي اﻹثم أعاذنا الله و إياكم من ذالك....
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam TIDAK MENEGUR atas tersibaknya aurat wanita tsb tatkala beliau mengetahui bahwasannya hal itu di luar kendali dirinya...
TETAPI sebagaimana wanita ini mencari pengobatan dan solusi atas suatu hal yg diluar kendali dirinya, maka hendaknya orang yg sakit/terkena gangguan juga mencari solusi untuk dirinya sendiri...
APABILA DIA TIDAK MAU MENCARI (SOLUSI/PENGOBATAN SYAR'I) SEDANGKAN DIA MENGETAHUI AKAN KONDISINYA SENDIRI DAN RIDHO2 SAJA LALU TENANG2 SAJA (TANPA USAHA) MAKA DIA MASUK DALAM DOSA KARENA DIA TELAH RIDHA TERHADAP KEMUNGKARAN DALAM HATINYA... ini adalah termasuk dari tolong menolong dlm perbuatan dosa, smoga Allah senantiasa melindungi kita semua...."
TETAPI sebagaimana wanita ini mencari pengobatan dan solusi atas suatu hal yg diluar kendali dirinya, maka hendaknya orang yg sakit/terkena gangguan juga mencari solusi untuk dirinya sendiri...
APABILA DIA TIDAK MAU MENCARI (SOLUSI/PENGOBATAN SYAR'I) SEDANGKAN DIA MENGETAHUI AKAN KONDISINYA SENDIRI DAN RIDHO2 SAJA LALU TENANG2 SAJA (TANPA USAHA) MAKA DIA MASUK DALAM DOSA KARENA DIA TELAH RIDHA TERHADAP KEMUNGKARAN DALAM HATINYA... ini adalah termasuk dari tolong menolong dlm perbuatan dosa, smoga Allah senantiasa melindungi kita semua...."
Pembahasan yg kedua ttg WAKTU DIGANGGU (زمن اﻹصابة) dan pembahasan ulama yg lain mengenai perkara ini insya Allah akan saya lanjutkan di buku saya nnt....
Barakallaahu fiikum... smoga bermanfaat..
Muhibbukum fillah
Muhammad Faizar Hidayatullah
Muhammad Faizar Hidayatullah
★★ Losari, 1 November 2015★★
0 komentar:
Posting Komentar